Suara.com - Semarak Natal tak lagi terlihat di Palestina, biasanya pemandangan di Navity Hotel adalah salah satu yang harus dilihat saat bulan Desember. Tahun lalu, staf memasang dekorasi Natal nan gemerlap di lobi hotel.
The Nation, Selasa (22/12), menggambarkan tempat ini sangat meriah. Cahaya lampu memantulkan hiasan Natal di lantai marmer putih, sementara staf sibuk melewati para tamu, membawa barang bawaan mereka ke dalam.
Namun kini, Khalil Saliba Tareh, pemilik Navity Hotel hanya duduk seorang diri. Sofa masih sama, lobi juga sama tapi suasana jelas berbeda. Natal tahun ini sangat suram.
"Dari 75 karyawan, saya sekarang memiliki lima orang yang bekerja paruh waktu," ujarnya.
"Kami bergantung pada pengunjung. Itulah mengapa saya memberi tahu Anda bahwa ini tidak akan menjadi lebih baik selama dua atau tiga tahun lagi."
Jam malam dan pembatasan perjalanan bukan hal baru bagi warga Palestina. Tapi virus corona membuat segalanya lebih parah termasuk mematahkan perekonomian.
Pada tahun 2019, sebanyak 1,9 juta pengunjung datang untuk berwisata religi mengunjungi Gereja Bethlehem, situs yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus.
Pada paruh pertama tahun 2020, hanya 660 ribu orang yang tercatat mengunjungi situs ini ini. Perekonomian mati, warga jadi pengangguran karena 60 persen penduduk bekerja di industri pariwisata Tepi Barat dan Gaza.
Meski begitu, Palestina lebih siap menghadapi gelombang pertama pandemi covid-19, berkat simulasi darurat kesehatan masyarakat di tahun sebelumnya.
Baca Juga: Dibantai Fiorentina, Pemain Juventus Dianggap Sudah Pikirkan Libur Natal
"Donor internasional memberi mereka workshop dan mereka memodelkannya berdasarkan potensi wabah MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah)," kata Tahani Mustafa, peneliti di London School of Economics yang berbasis di Yordania.
Pemerintah mendirikan pusat operasi bersama di mana Kementerian Kesehatan, kantor perdana menteri, dan cabang keamanan membuat prosedur dan mendelegasikannya ke setiap gubernur di Tepi Barat.
Dulu, negara yang sangat mengandalkan bantuan asing ini mendapat kucuran dana yang cukup besar dari AS, USD 400 juta setahun. Sejak 2018, di bawah pemerintahan Trump, pendanaan itu dipangkas habis.
Washington hanya membantu USD 5 juta atau setara 1 persen dari anggaran bantuan sebelumnya, ketika ekonomi Palestina bangkrut dihantam virus corona.
Beberapa kritikus mengatakan, pemerintah gagal dalam mengelola dana bantuan sehingga Palestina tak bisa mengatasi virus corona secara baik.
"Warga Palestina tidak menerima bantuan apa pun dari pemerintah, meskipun [PA] menerima sejumlah besar," kata Anwar Abu Adas, pengacara hukum internasional yang berbasis di Ramallah.
"Pemerintah tidak menganggarkan dengan benar, dan uang itu tidak dibelanjakan sesuai rencana atau kesepakatan."
Dari sudut pandang yang berbeda, tepat di luar tembok pemisah di Yerusalem Timur, Rasheed Nashashibi menemukan cara agar bisnisnya tetap berjalan.
Golden Walls Hotel yang dibangun oleh kakeknya pada tahun 1964 kini berubah jadi penampungan pekerja Palestina.
Ia menampung mereka yang terjebak di Yerusalem setelah Israel menutup perbatasannya selama berbulan-bulan.
"Kami memecat sebagian besar karyawan kami, sementara pemerintah (Israel) membayar mereka hingga 75 persen dari gaji. Hotel tidak pernah tutup."
Sementara Nashashibi berhasil mempertahankan bisnis, Alda Alami justru gigit jari karena terpisah dari suaminya karena aturan perjalanan ekstrem.
Wanita Palestina berkewarganegaraan Israel ini baru menikah dengan suaminya yang tinggal di Ramallah, Tepi Barat pada tahun ini. Karena alasan keamanan, mereka kini berpisah selama tiga bulan.
Suaminya memiliki KTP Palestina dan dia membutuhkan izin untuk masuk ke Yerusalem. Pemerintah Israel menangguhkan semua izin dari Tepi Barat untuk penguncian, katanya.
"Sulit untuk melakukan perjalanan melalui pos pemeriksaan sebelumnya, tapi virus membuatnya jadi jutaan kali lebih sulit. Tak seorang pun di dunia ini yang memahami apa yang terjadi di sini sampai Anda melihatnya secara langsung," katanya.
Ia memiliki sudut pandang yang lebih luas untuk melihat situasi saat ini. Invasi militer selama beberapa dekade, pendudukan, perampasan, pencekikan ekonomi dan pembatasan kebebasan bergerak.
"Penguncian dan jam malam virus di sini dan di seluruh dunia bersifat sementara. (Namum) Palestina telah melalui itu selama 70 tahun. Virus corona adalah ceri di atasnya."
Berita Terkait
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
-
Dari LPS ke Kursi Menkeu: Akankah Purbaya Tetap Berani Lawan Budaya ABS?
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
Terkini
-
Bareskrim Pertemukan Ridwan Kamil dan Lisa Mariana Pekan Ini, Kasus Berujung Damai?
-
Roy Suryo Bongkar 4 Kejanggalan Fatal Ijazah Gibran: Ini Kan Dagelan Srimulat!
-
Siap-siap Cek Nama! 1.000 Calon Petugas Damkar DKI Diumumkan Rabu Ini
-
Tersangka Kasus CSR BI-OJK Satori dan Heri Gunawan Dipanggil KPK, Langsung Ditahan?
-
BSU September 2025 Cair? Jangan Salah Info! Cek Status Penerima Rp600 Ribu di Sini Pakai NIK KTP
-
Bareskrim Periksa YouTuber Resbobb dan Bigmo Terkait Kasus Fitnah Azizah Salsha
-
Namanya Meroket di Bursa Calon Kapolri, Komjen Suyudi Ario Seto Akhirnya Buka Suara: Tidak Benar!
-
Geger Cesium-137! KLH Segel Pabrik di Serang yang Diduga Cemari Udang Ekspor, Sanksi Pidana Menanti
-
Cegah Penjarahan Terulang, Komisi XIII Dorong Kemenkum Perbanyak Program Sadar Hukum untuk Rakyat
-
Tiga Mahasiswa Hilang saat Demo Agustus, Polda Metro: Belum Ada Laporan, Posko Dibuka 24 Jam