Suara.com - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Netty Prasetiyani telah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan yang menolak program vaksinasi Covid-19 akan diverifikasi Babinsa dan Bhabinkamtibmas Polri.
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani mendapatkan aspirasi masyarakat bahwa tenaga kesehatan yang menolak divaksin Covid-19 bakal diverifikasi Babinsa dan Bhabinkantimbas Polri. Menurutnya, rencana dari pemerintah tersebut malah membuat masyarakat menjadi takut.
Hal tersebut disampaikan Netty dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IX bersama Menteri Kesehatan, BPOM dan PT Bio Farma, Selasa (12/1/2021).
Keresahan masyarakat akan sanksi maupun opsi lain bagi penolak vaksin itu disampaikan Netty di depan para penanggung jawab program vaksinasi.
"Ada yang menyampaikan pesan kepada saya, ini tolong ditanyakan, bu, suami saya nakes kemudian di situ jika anda menolak divaksinasi anda akan diverifikasi babinsa TNI dan Bhabinkamtibnas Polri seperti itu," kata Netty seperti dikutip melalui YouTube DPR RI, Selasa.
Netty pun menilai bahwa apa yang dilakukan pemerintah tersebut bukannya menambah kekebalan penduduk akan virus. Namun justru malah membuat masyarakat menjadi takut.
Ia juga mengungkapkan pandangannya terhadap kerja keras tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan Covid-19. Ketika tenaga kesehatan itu kemudian ragu dengan vaksin, malah kemudian ditindak oleh aparat.
"Alih-alih mau mensukseskan immunity (ini) justru masyarakat takut," ucapnya.
"Nakes sudah mendedikasikan diri terhadap kemanusiaan terlibat luar biasa mengorbankan waktu, tenaga bahkan mempertaruhkan nyawa tiba-tiba ragu-ragu terhadap vaksin kemudian disebutkan akan diverifikasi Babinsa TNI dan Bhabinkamtibnas Polri."
Baca Juga: Viral Karyawan Tetap Disuruh Kerja Meski Positif Corona, Publik: Sampe Mati
Berita Terkait
-
Polri: Habib Rizieq Sempat Positif Terpapar Covid-19 pada 25 November
-
Habib Rizieq Pernah Positif COVID-19, Tapi Dia Berbohong Tak Kena Corona
-
Viral Karyawan Tetap Disuruh Kerja Meski Positif Corona, Publik: Sampe Mati
-
Emoh Ikut Vaksinasi Covid-19, Warga Surabaya: Saya Takut Dimarahi Istri
-
Rizieq Positif Corona Tapi Berdusta, Polri: Ngakunya Sehat Walafiat
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
Terkini
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Mendagri Minta PKK Papua Pegunungan Pastikan Program Tepat Sasaran
-
Geger Tragedi Alvaro, Aturan Lapor Anak Hilang 1x24 Jam Masih Relevan?
-
Anggota Komisi IV Bela Raja Juli, Sebut Menhut Cuma Kebagian 'Cuci Piring' Soal Kerusakan Hutan
-
Mendagri: Digitalisasi Bantuan Sosial Dibutuhkan untuk Ketepatan Sasaran Penyaluran