Suara.com - Pengamat Teroris Ridwan Habib memandang pribadi Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo yang cukup pendiam mengakibatkan pernyataan yang disampaikan Listyo ke publik menjadi kurang informatif.
Hal itu disampaikan Ridwan menanggapi rencana Listyo menghidupkan kembali Pam Swakarsa yang dikatakan saat fit and proper test di Komisi III. Rencana itu yang kemudian menuai pro dan kontra di publik.
"Tapi tantangannya memang dari sisi pembahasaan saya lihat pak kapolri baru ini sangat halus ya barangkali karena beliau cukup pendiam. Jadi kurang menurut saya sih kurang informatif ya, bukan beliau tidak menguasai masalah," kata Ridwan dalam diskusi daring, Minggu (24/1/2021).
Ridwan meyakini bahwa Listyo sebagai kapolri terpilih tentunya memahami dan menguasi masalah serta solusi penyelesaiannya. Hanya saja, kemampuan Listyo untuk menjabarkan isi kepalanya menjadi pernyataan luas untuk publik dirasa kurang.
"Saya yakin beliau menguasai masalah. Tetapi beliau tipenya pendiam jadi bukan orang yang suka bicara begitu. Jadi barang kali perlu didampingi kadivhumas atau juru bicara yang lebih bisa membahasakan ide-ide brilian beliau ke publik," ujar Ridwan.
Di sisi lain, Ridwan justru menilai positif apabila ke depan Listyo tidak banyak berbicara di hadapan publik.
"Dan memang keren sih kalau kapolri yang enggak banyak bicara itu menurut saya keren. Artinya ya diam-diam saja. Perintah tinggal tanda tangan, perintah tinggal telepon," ujar Ridwan.
Sebelumnya, Ridwan memgatakan penggunaan istilah Pam Swakarsa yang ingin dihidupkan kembali oleh Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo menimbulkan trauma di kalangan masyarakat. Sebab istilah tersebut mengingatkan masyarakat pada era masa lalu.
Di mana, Pam Swakarsa saat itu praktiknya memang difungsikan untuk menggebuk masyarakat.
Baca Juga: 10 Rencana Komjen Listyo Sigit Sebagai Kapolri
"Cuma kemudian bahasanya saja yang saya kira menimbulkan traumatik gitu ya, menimbulkan traumatik di era dulu tahun '99. Karena kalau dulu Pam Swakarsa kan kita teringat ada orang kumpul-kumpul bawa pentungan terus mukulin demonstran gitu kan, itu dulu itu dulu tahun 1999 lah waktu sidang istimewa itu," kata Ridwan dalam diskusi daring, Minggu (24/1/2021).
Padahal menurut Ridwan, apa yang diinginkan Listyo untuk menghidupkan kembali Pam Swakarsa tidak seperti zaman dulu. Ridwan menjelaskan Pam Swakarsa yang dikehendaki Polri di era kepemimpinan Listyo ialah emmaksimalkan potensi pengamanan yang sudah ada, semisal satuan pengamanan atau satpam, siskamling di tengah masyarakat hingga forum komunikasi masyarakat polisi (FKPM)
"Tetapi yang dimaksud dalam peraturan itu bukan seperti itu. Itu adalah pemberdayaan dari satuan pengamanan teman-teman satpam. Ada namanya forum komunikasi polisi masyarakat, FKPM itu. Jadi semacam kemitraan lah forum kemitraan masyarakat dengan polisi.
Bentuk kemitraan itu nantinya digalang oleh kepolisian setempat. Sehingga, kata Ridwan nantinya masyarakat dapat memberikan informasi kepada polisi tentang situasi keamanan di wilayahnya.
"Jadi misalmya apakah ada kerumunan, apakah ada tawuran, apakah ada kejahatan itu nanti teman-teman di FKPM, teman-teman di forum kemitraan itu nani bisa lapor lewat HT. Biasanya teman-teman pakai HT dan ini menurut saya bagus ya bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan," kata Ridwan.
Berita Terkait
-
Pengamat: Istilah Pam Swakarsa Timbulkan Trauma, Tapi Tidak Perlu Khawatir
-
10 Rencana Komjen Listyo Sigit Sebagai Kapolri
-
Wajibkan Polisi Belajar Kitab Kuning, MUI: Polisi Jangan Sampai Jadi Santri
-
Polisi Belajar Kitab Kuning, Ketua MUI: Jangan Malah Ambilalih Tugas Kiai
-
Komentari Polri, Ketua MUI Sumbar: Baca Kitab Kuning Bukan Tugas Polisi!
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
800 Polantas Bakal Dikerahkan Blokade Sudirman-Thamrin di Malam Tahun Baru 2026
-
Kapuspen TNI: Pembubaran Massa di Aceh Persuasif dan Sesuai Hukum
-
Jangan Terjebak, Ini Skema Rekayasa Lalin Total di Sudirman-Thamrin Saat Malam Tahun Baru 2026
-
Viral Dosen UIM Makassar, Ludahi Kasir Perempuan Gegara Tak Terima Ditegur Serobot Antrean
-
Jadi Wilayah Paling Terdampak, Bantuan Akhirnya Tembus Dusun Pantai Tinjau Aceh Tamiang
-
Elite PBNU Sepakat Damai, Gus Ipul: Di NU Biasa Awalnya Gegeran, Akhirnya Gergeran
-
Ragunan Penuh Ribuan Pengunjung, Kapolda: 151 Polisi Disiagakan, Copet Nihil
-
Tolak UMP 2026, Buruh Bakal Gugat ke PTUN dan Kepung Istana
-
Kecelakan Hari Ini: Motor Kebut Tabrak Viar Pedagang Tahu Bulat di Kalimalang, Satu Pemuda Tewas
-
Buruh Tolak Keras UMP Jakarta 2026: Masa Gaji Bank di Sudirman Kalah dari Pabrik Panci Karawang