Suara.com - Ekw Wakil Ketua KPK, Busyro Muqqodas menyoroti permasalahan kasus kekerasan yang dilakukan aparat Polri. Kasus-kekerasaan itu di antaranya terkait kasus kematian warga Poso, Qidam Al Afariski Mofance hingga tragedi pelanggaran HAM enam laskar FPI pengawal khusus Habib Rizieq yang ditembak mati polisi.
Menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Hukum, HAM dan Kebijakan Publik kasus kekerasan yang melibatkan anggota Polri harus diselesaikan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Ada problem khusus pertama adanya realitas yang ini perlu kita analisis bersama untuk mencari solusinya. Pertama praktik kekerasan aparat Polri antara lain, kasus Qidam di Poso, ini tewas di tangan aparat Polri," ujar Busyro dalam diskusi daring bertajuk Reformasi Polri: Berharap Kepada Kapolri Baru?, Kamis (4/2/2021).
Busyro juga menyoroti kasus tewasnya dua mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara saat aksi unjuk rasa mahasiswa revisi UU KPK yang diduga dilakukan anggota polisi .
"Korban dua mahasiswa di Kendari, ini Demonstrasi pelemahan revisi UU KPK dulu, tewas juga," ucap dia.
Intransparansi penegakan hukum terhadap terduga teroris juga disoroti Busyro. Ia menyebut kematian terduga Teroris Sriyono asal Klaten ditemukan banyak kejanggalan dan tidak adanya transparansi.
"Misalnya tragedi almarhum Sriyono yang menjadi agenda PP Muhammadiyah bersama Komnas HAM waktu itu ketika mengadvokasi, banyak kejanggalan yang kami temukan di sana, sampai sekarang belum ada proses yang transparan," tutur Busyro.
Selain itu, Busyro juga menyinggung permasalahan intransparansi penerapan UU ITE.
Menurut Busyro UU ITE terkesan semakin kuat dan hanya digunakan untuk menjerat kelompok-kelompok kritis dan diterapkan belum begitu berkeadilan.
Baca Juga: Penuhi Kemauan Kapolri Sigit, Pemprov DKI Siap Pasang Puluhan CCTV e-TLE
"Kemudian tragedi kemanusiaan berat di KM 50 Jakarta Cikampek beberapa waktu lalu," katanya.
Berita Terkait
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara
-
Menagih Kembali Tuntutan Rakyat 17+8, Sudah Sejauh Mana?
-
Budaya Kekerasan Aparat dan Demokrasi yang Terluka
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Prabowo Didesak Bentuk Tim Independen Usut Kerusuhan, Analis: Waspada Musuh Dalam Selimut
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota
-
Komisi III DPR Dukung Rencana Prabowo Bentuk Tim Reformasi Polri