Suara.com - Jamaika mengatakan mengalami krisis ganja saat jumlah petani turun drastis dan ladang pertanian dilanda bencana alam.
Menyadur Sky News, Minggu (7/2/2021) ladang ganja di Jamaika dilanda hujan lebat selama musim badai tahun lalu dan hangus akibat kekeringan yang menyebabkan kerugian puluhan ribu dolar.
"Itu menghancurkan segalanya," kata Daneyel Bozra, yang menanam mariyuana di barat daya Jamaika.
Langkah-langkah ketat penanggulangan Covid-19 memperburuk situasi, terutama aturan jam malam yang menyebabkan petani tidak dapat merawat ladang mereka di malam hari seperti biasanya.
Kurangnya jalan memaksa petani untuk berjalan ke ladang mereka dan kemudian mengambil air dari sumur dan mata air. Banyak yang tidak bisa melakukannya di malam hari karena aturan jam malam.
"Ini memalukan budaya," kata Triston Thompson dari Tacaya, sebuah perusahaan konsultan dan pialang untuk industri ganja legal yang baru lahir di negara itu.
"Tahun lalu adalah tahun terburuk. Kami tidak pernah mengalami kerugian sebesar ini. Sesuatu yang menggelikan bahwa ganja kekurangannya di Jamaika." tambahnya.
Jamaika mengizinkan industri ganja medis yang diatur dan mendekriminalisasi kepemilikan sejumlah kecil tanaman tersebut pada tahun 2015.
Orang yang tertangkap memiliki dua ons (56 gram) atau kurang ganja harus membayar denda kecil dan tidak menghadapi kurungan atau catatan kriminal.
Baca Juga: Kebanyakan Nyimeng Sampai Teler, Pria di Bintan Nafsu Kejar Istri Tetangga
Negara tersebut juga mengizinkan setiap warga membudidayakan hingga lima tanaman, dan Rastafarian secara hukum diizinkan untuk menghisap ganja dengan tujuan sakramental.
Tetapi penegakannya tidak merata, karena banyak turis dan penduduk lokal terus membeli ganja di jalan, di mana ganja semakin langka, dan lebih mahal.
Paul Burke, kepala eksekutif Asosiasi Petani dan Produsen Ganja Jamaika, mengatakan orang tidak lagi takut dipenjara karena pemerintah mengizinkan kepemilikan dalam jumlah kecil.
Dia mengatakan stigmatisasi ganja telah berkurang dan lebih banyak orang menghargai nilai terapeutik dan obat yang diklaim selama pandemi.
Tetapi Otoritas Lisensi Ganja pemerintah - yang telah memberi wewenang kepada 29 pembudidaya dan mengeluarkan 73 izin untuk transportasi, ritel, pemrosesan, dan kegiatan lainnya - mengatakan tidak ada kekurangan ganja dalam industrinya.
Para petani dan aktivis mengatakan ganja yang dijual melalui apotek resmi, yang dikenal sebagai rumah jamu, sulit dijangkau karena harganya sangat mahal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
18 Profesor Hukum Bela Hasto, Minta MK Rombak Pasal Kunci Pemberantasan Korupsi
-
GIPI Soroti Pungutan Wisman dalam Revisi UU Kepariwisataan: Industri Wisata Bisa Terdampak
-
Momen Tepuk Sakinah Wali Kota Tegal Bikin Jokowi Ngakak, Nikahi Gadis Solo dengan Saksi Presiden
-
Mendorong Pertumbuhan Industri Halal yang Inklusif dan Berdaya Saing di ISEF 2025
-
Driver Ojol Ditemukan Tewas di Rumahnya, Warga Cium Bau Tak Sedap dari Dalam Kamar
-
Truk Tangki Pertamina Meledak di Kemanggisan, Warga Panik dan Kocar-Kacir Tengah Malam
-
Advokat Senior Sorot Kasus Dugaan Korupsi Digitalisasi Pendidikan Nadiem Makarim: Banyak Kejanggalan
-
OPM Serang TNI di Papua Barat: Praka Amin Gugur, Senjata Dirampas, Kodam Sumpah Kejar Pelaku
-
Eksekusi Silfester Matutina Mandek, Kejaksaan Dinilai Tebang Pilih Jalankan Hukum
-
BMKG Prediksi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah, BNPB Ingatkan Ancaman Banjir dan Longsor