Suara.com - Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI, Jusuf Kalla, menilai Din Syamsuddin tidak masalah mengkritik pemerintah meskipun berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Hal itu disampaikan JK saat mengomentari soal laporan Gerakan Anti Radikalisme Institut Teknologi Bandung (ITB) terhadap Din Syamsuddin kepada Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
Dalam laporannya, GAR ITB menganggap Din melanggar aturan ASN karena mengkritisi pemerintah. Din bukanlah ASN yang berada di struktur pemerintahan tetapi merupakan fungsional akademis. Sebagaimana diketahui, Din berprofesi sebagai dosen UIN Syarif Hidayatullah.
Menurut JK, seorang akademisi yang memberikan pandangan berbeda kepada pemerintah itu tidak melanggar etika sebagai ASN. Sebabnya, tugas akademisi ialah memberikan pandangan lain sesuai dengan latar keilmuannya.
"ASN itu terbagi dua, ada ASN yang berada di struktur pemerintahan itu ASN yang tidak boleh kritik pemerintah karena dia berada di struktur pemerintah dan ada ASN akademis sebagai dosen dan sebagainya, nah, disitulah posisi pak Din," kata JK dalam sebuah video yang dikutip Suara.com, Senin (15/2/2021).
"Ini bukan soal etik mengkritik sebagai ASN tapi dia mempergunakan suatu keilmuannya untuk membicarakan sesuatu," tambahnya.
Lebih lanjut, JK mengungkapkan kalau Din tidak sendiri sebagai dosen yang kerap melontarkan kritik kepada pemerintah.
Ia menyebut ada Faisal Basri, dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) yang kerap memberikan kritik kepada pemerintah.
Ketimbang mempermasalahkannya, JK justru meminta agar perbedaan pendapat itu bisa dihormati.
Baca Juga: Din Syamsuddin Dituding Radikal, KASN: Belum Ada Bukti
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu juga berharap agar tidak ada lagi perundungan terhadap para akademisi yang berstatus sebagai ASN dan memberikan pandangan kritisnya ke pemerintah. Kata JK, pandangan dari para akademisi itu akan selalu dibutuhkan pemerintah apabila masyarakat tidak ingin melihat Indonesia menjadi negara otoriter.
"Bayangkan kalau tidak ada akademisi ini membukakan jalan alternatif maka negeri akan jadi otoriter. Jadi kalau ada yang mau mempersoalkan posisi pak Din sebagai ASN dan pandangannya kepada pemerintah, berarti dia tidak ngerti tentang undang-undang," tegasnya.
"Dan bahwa anggota GAR itu alumni ITB tapi ITB secara institusi juga sudah mengatakan bahwa mereka bukan organisasi resmi dari ITB."
Berita Terkait
-
Jusuf Kalla: Din Syamsuddin Tidak Mungkin Radikal
-
Din Syamsuddin Dituding Radikal, KASN: Belum Ada Bukti
-
JK : Kalau Tidak Ada Jalan Alternatif, Indonesia Ini Akan Jadi Otoriter
-
Din Syamsuddin Dituding Radikal, MUI: Tuduhan Keji dan Kebodohan
-
Tanggapan Din Syamsuddin Usai Dilaporkan dan Dituduh Radikal
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
-
Detik-detik Tembok Sekolah di Palmerah Roboh: Udah Goyah, Lari Selamatkan Diri dari Api