Suara.com - Suparti, nasabah korban gagal bayar PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar mendesak perusahaan asuransi itu segera membayarkan polisnya senilai Rp29 juta.
Pernyataan itu disampaikan Suparti saat menggelar aksi unjuk rasa bersama nasabah lain di kantor OJK, Jakarta, Rabu (24/2/2021).
“OJK kami sangat-sangat memohon untuk mendesak Bumiputera membayarkan hak kami,” ujar Suparti
Suparti mengungkapkan, seharusnya klaim asuransi untuk pendidikan anaknya itu dibayarkan pada 2019 lalu, karena sudah habis kontrak. Namun hingga kini dana Rp29 juta tersebut belum juga berada di tangan Suparti.
“Anak saya harus menunda pendidikannya selama dua tahun karena menunggu dana itu cair. Padahal saya bayar sejak 2004,” ujar Suparti.
Di samping itu, ibu berusia 44 tahun ini juga mengatakan bahwa kondisinya sekarang sangat sulit, selain karena perekonomian terhantam Covid-19, rumahnya yang berada di kawasan Cibitung, Bekasi terendam banjir beberapa waktu lalu.
“Kalau dananya cair sangat berharga banget buat saya, buat betulan rumah dan ganti perabotan yang rusak, sisanya buat bayar sekolah anak saya yang dalam waktu dekat ini harus dibayar,” ujar Suparti.
Selain Suparti, Vero nasabah korban gagal bayar lainnya juga mengungkapkan hal sama, setidaknya pada 2019 lalu seharusnya sudah dia sudah mendapatkan klaim asuransi pendidikan anaknya senilai Rp 20 juga.
“17 tahun saya bayar polis sampai sekarang belum dibayarkan klaim saya. Saya membutuhkan dana itu, apalagi sekarang sedang kondisi pandemi Covid-19,” ujarnya.
Baca Juga: Polis Tak Kunjung Dibayar, Nasabah AJB Bumiputera Gruduk Kantor OJK
Novi nasabah gagal bayar lainnya juga mengungkapkan hal sama, dana senilai sekitar Rp 30 juta yang seharusnya diterimanya, telah direncanakannya untuk pendidikan anaknya.
“Suami saya Cuma guru honorer, saya hanya ibu rumah tangga, kami menyisihkan uang itu dari 2004, apalagi anak saya sebentar dua tahun lagi masuk kuliah,” ujar Novi.
Karena belum adanya kejelasan pembayaran polis tersebut Suparti, Vero dan Novi beserta ratusan korban gagal lainnya, hari ini Rabu (24/2/2021) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor OJK Wisma 2, Kuningan Jakarta Selatan.
Fien Mangiri, Koordinator Kelompok Nasabah Korban Gagal Bayar Bumiputera, mengatakan aksi damai kali ketiga ini ditujukan ke OJK agar regulator ini lebih aktif membantu menyelesaikan kasus gagal bayar ini yang tertunda sangat lama.
Ada dua tuntutan dalam aksi damai di OJK, setelah dua aksi serupa digelar di kantor pusat Bumiputera di Jalan MH Thmrin, Jakarta Pusat, pada tahun lalu.
“Tuntutan pertama, OJK segera menyetujui pencairan kelebihan dana cadangan Bumiputera yang ada di OJK supaya manajemen Bumiputera dapat membayar klaim pemegang polis anggota kelompok kami yang data-datanya sudah diserahkan ke OJK. Kedua, meminta OJK membatalkan surat keputusan tentang moratorium pada Bumiputera karena mempersulit pemegang polis mengajukan pemutusan klaimnya,” ujar Fien.
Untuk diketahui, perusahaan asuransi AJB Bumiputera 1912 tercatat memiliki utang klaim 12 triliun pada akhir 2020. Nilai itu lebih besar dari perkiraan awal senilai Rp 9,6 triliun. Jumlah utang klaim pun terus meningkat ketimbang akhir 2019 yang sebesar Rp 5,3 triliun.
Berita Terkait
-
Aturan Baru OJK: Rekening Tidak Ada Transaksi Setahun Ada Konsekuensinya?
-
Usai CEO Ditangkap, OJK Pantau Ketat Tim Likuidasi Investree
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
OJK Awasi Ketat Penyalahgunaan Barang Jaminan di Bisnis Gadai
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?
-
Terbongkar! Sindikat Pinjol Dompet Selebriti: Teror Korban Pakai Foto Porno, Aset Rp14 Miliar Disita
-
Usut Kasus Korupsi Haji di BPKH, KPK Mengaku Miris: Makanan-Tempat Istirahat Jemaah jadi Bancakan?
-
Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global
-
Dissenting Opinion, Hakim Ketua Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Harusnya Divonis Lepas
-
Komisi III 'Spill' Revisi UU Polri yang Bakal Dibahas: Akan Atur Perpanjangan Batas Usia Pensiun
-
Jadi Pondasi Ekonomi Daerah, Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh pada UMKM