Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia sudah melewati masa sulit akibat hantaman virus Covid-19 yang mengakibatkan krisis ekonomi selama satu tahun.
"Kita sudah menjalani satu tahun masa tersulit akibat pandemi Covi 19. Kita sudah melampaui masa tersulit pertumbuhan ekonomi kita," ujar Jokowi dalam pidato pembukaan kegiatan Economy Outlook Indonesia, Kamis (25/2/2021).
Karena itu ia menyebut tahun 2021 merupakan masa pemulihan yang harus disambut dengan optimisme.
"Sekarang ini tahun 2021 adalah masa recovery, masa kebangkitan yang kita harus sambut dengan optimisme antusias dan kerja keras, penuh keberanian," ucap dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan kunci dari pemulihan ekonomi nasional yakni kemampuan dalam mengatasi pandemi.Pemerintah pun terus berupaya melakukan percepatan dalam penanganan krisis kesehatan dengan protokol kesehatan 3M, 3T, PPKM dan vaksinasi.
"Kunci pemulihan ekonomi kita adalah kemampuan kita dalam mengatasi pandemi. Penanganan 3M, 3T dan PPKM skala mikro harus terus kita lanjutkan. Pada saat yang sama, sekarang ini kita besar-besaran melakukan vaksinasi," tutur dia.
Tak hanya itu, Jokowi mengatakan pemerintah terus bekerja keras untuk memperoleh vaksin yang sedang diperebutkan negara-negara di seluruh dunia. Bahkan Indonesia sendiri termasuk negara tercepat yang melakukan vaksinasi Covid-19 bagi warganya di antara negara-negara Asia lainnya.
"Alhamdullillah di antara negara asia, kita termasuk negara terdepan dalam melakukan vaksinasi. Selain diprioritaskan untuk tenaga kerja yang melayani masayarakat secara langsung, pemerintah sedang mengawal di klaster padat untuk menghasilkan kebalan komunal. Herd immunity secara cepat," tutur Jokowi.
Jokowi mengharapkan partisipasi dari seluruh pihak untuk mendukung vaksinasi ini.
Baca Juga: Dokter Tirta Bela Jokowi soal Kerumunan Massa, Mustofa Beri Sindiran
"Indonesia harus segera aman dari covid, dan kita tunjukan pada dunia bahwa kita termasuk di barisan ke depan dalam menangani krisis di dunia ini," kata dia.
Jokowi mengatakan kecepatan dalam penanganan krisis kesehatan tersebut selaras dengan upaya pemerintah untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Kata Jokowi, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 372 triliun untuk mengupayakan pemulihan ekonomi di tahun 2021.
"Berbagai stimulus telah diberikan dari sisi permintaan dan penawaran baik melalui bantuan sosial, Program Keluarga Harapan (PKH), subsidi gaji, Kartu Prakerja, program padat karya yang sangat banyak, bantuan produktif bagi UMKM, serta relaksasi maupun restrukturisasi pinjaman, keringanan pajak, dan kemudahan-kemudahan lainnya," kata dia.
Kata Jokowi, melalui pogram padat karya dan program lainnya penciptaan lapangan kerja bisa diciptakan dalam jangka yang pendek.
"Penciptaan dan perluasan lapangan kerja secara berkelanjutan adalah dari para pelaku usaha di sektor swasta baik itu menghidupkan usaha yang sudah berjalan, maupun merintis pembukaan usaha baru, baik itu dana sendiri, pendanaan dari lembaga keuangan bank, dan non bank maupun mengundang investor, mengundang invetasi dari luar negeri," ucapnya.
Berita Terkait
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Gak Usah Takut, Saya Udah Jago!' Gebrakan Kontroversial Menkeu Purbaya Jamin RI Aman dari Krisis
-
CSIS: Situasi Sekarang Mirip 1998, Ada Ketidakadilan dan Tekanan Ekonomi
-
5 Rekomendasi Mobil Harga Rp60 Jutaan September 2025: Awet, Cocok untuk Persiapan Krisis Ekonomi
-
Rekam Jejak Abraham Samad, Kini Terjerat Isu Ijazah Palsu Jokowi
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui