Suara.com - Seorang mantan tentara Inggris terancam hukuman 20 tahun penjara di Afghanistan setelah diduga tertangkap menimbun minuman keras ilegal senilai hampir Rp 1 miliar.
Menyadur The Sun, Sabtu (6/3/2021) Ian Cameron ditangkap ketika polisi anti narkotika menggerebek vilanya di Kabul pada Rabu (3/3).
Pria berusia 55 tahun tersebut dilapokran pernah mengabdi selama 24 tahun di Polisi Militer Kerajaan Inggris.
Polisi mengatakan mereka menyita 730 botol minuman keras, 1.160 botol bir, dan puluhan karton anggur dalam kotak dan sampanye yang dilarang di bawah kode ketat Islam Afghanistan.
Menurut keterangan pihak berwenang, ribuan minuman keras tersebut bernilai sekitar 50.000 poundsterling atau sekitar Rp 996 juta.
Petugas mengklaim mantan anggota Baret Merah dari Liphook tersebut menjalankan bisnis miras ilegal dan menjadi pemasok utama di Kota Kabul.
Sebuah sumber mengatakan jika Cameron mendapatkan julukan "tukang susu" dari para pelanggan yang membeli miras darinya.
Polisi juga menyita uang tunai dalam mata uang dolar dan lokal senilai Rp 199 juta dan sebuah mobil Toyota Land Cruiser lapis baja, yang mereka klaim digunakan untuk melakukan pengiriman.
"Dia memasok semua orang. Menteri, anggota parlemen, polisi," kata seorang anggota parlemen yang juga pelanggan pria tersebut.
Baca Juga: Bertemu Messi, Mimpi Indah Murtaza Ahmadi yang Berujung Ancaman Taliban
"Polisi harus fokus pada terorisme dan mencegah pelaku bom bunuh diri. Mengapa mereka membuang-buang waktu untuk seorang pengusaha ketika Taliban berada di gerbang kota." sambungnya.
Sumber tersebut juga mengklaim dia menjalankan bisnis grosir yang memasok toko-toko Afghanistan yang menjual alkohol di bawah meja.
"Tidak ada alkohol di mana pun di kota ini," kata seorang penduduk kepada The Sun.
"Sejak penangkapannya bahkan toko-toko kecil pun kosong. Kami sudah memiliki cukup banyak masalah. Kami juga tidak membutuhkan ini." sambungnya.
Cameron keluar dari militer Inggris pada tahun 2005 dan bekerja di keamanan pribadi. Dia saat ini ditahan di fasilitas penahanan khusus kontra narkotika Afghanistan.
Penangkapannya terjadi di tengah gelombang pembunuhan terarah yang mengancam akan menggagalkan perundingan damai antara AS dan Taliban.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak