Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Moeldoko diminta untuk belajar dari mantan politikus Partai Keadilan Sejahtera, Fahri Hamzah dalam berpolitik. Manuvernya di Demokrat dinilai tidak elok.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (6/3/2021). Adi menilai manuver Moeldoko menjadi sejarah kurang baik bagi sistem demokrasi Indonesia.
"Memang ini kurang baik dalam arti dalam sejarahnya baru sekarang (Moeldoko) ini orang tidak punya partai jadi ketua umum," ujar Adi saat dihubungi Suara.com.
Adi menilai Moeldoko memiliki ambisi untuk mencalonkan diri sebagai presiden di pemilihan umum 2024. Tetapi untuk mewujudkan cita-citanya itu, mantan Panglima TNI tersebut sebaiknya membuat partai baru, seperti Fahri Hamzah.
"Dalam banyak hal harus banyak belajar dengan Fahri Hamzah dan Amien Rais. Mereka ribut sama partainya, mereka berkonflik dengan partainya, tapi mereka tidak pernah bermimpi mengambil PAN dan PKS," ucap dia.
Amien Rais diketahui membuat Partai Ummat dan Fahri Hamzah bergelut di Partai Gelora. Keduanya, kata Adi juga bukanlah penguasa dan tak punya jabatan politik, namun berani membuat partai baru dan sudah didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM.
"Mereka bikin partai baru padahal mereka bukan penguasa, tidak punya jabatan politik apa pun. Tapi mereka bikin partai baru," beber dia.
Meski demikian, sambung Adi, pertarungan penentuan saat ini di Partai Demokrat adalah untuk memperoleh Surat Keputusan dari Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
"Bagaimana nanti, ya tinggal tunggu pertarungan di SK Kemenkumham. Pertarungan finalnya," pungkas dia.
Baca Juga: Moeldoko vs AHY, Pemerintah Tiru Rezim SBY dalam Kisruh PKB 2008
Berita Terkait
-
Analis Beberkan Peluang PKS-Demokrat Berkoalisi di 2029, Mau Usung Prabowo Lagi?
-
Qodari Ungkap Perbedaan KSP Era Baru: Lebih Fokus pada Verifikasi Lapangan dan Pendekatan Holistik
-
Demokrat Tolak Tunjangan Rumah DPR RI: Tidak Tepat di Tengah Kesulitan Rakyat
-
Ditanya Nasib Kapolri, Ibas: 'Itu Presiden ya, Kita Buat Kondisi Lebih Tenang'
-
Wakili Ketum Partai Demokrat, Ibas Penuhi Panggilan Mendadak Prabowo di Istana Negara
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- Tewas Menabrak Pohon, Gary Iskak Diduga Tak Pakai Helm Saat Kecelakaan Tunggal
Pilihan
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
Terkini
-
Lantik Wali Kota Jakarta Barat Jadi Sekda DKI, Pramono Anung: Saya Butuh Administrator Ulung
-
Soal WNI Jadi Korban Kebakaran di Hong Kong, Ketua MPR: Ke Depan Harus Ada Mitigasi
-
Polda Metro Jaya Turun Tangan, 15 Truk Bantuan Disalurkan ke Korban Banjir Sumatera
-
Banjir Sumatera: IDAI Soroti Krisis Air Bersih dan Lonjakan Penyakit Menular pada Anak
-
Sinyal Mati 4 Hari, Polri Pasang Starlink Buka Jalur Komunikasi Warga Terisolasi di Wilayah Bencana
-
RUU Penyesuaian Pidana: Korban Perkosaan Kini Dapat Akses Obat Aborsi Tanpa Dipidana
-
Pemerintah-DPR Sepakat Pertegas Pencabutan Hak Profesi bagi 'Residivis' di RUU Penyesuaian Pidana
-
IDAI Desak Banjir Sumatera Jadi Bencana Nasional: Anak Paling Rentan Terimbas
-
Darurat Hukum Narkoba! Pemerintah 'Hidupkan' Lagi Pasal Lama, Ini Alasan di Baliknya
-
Tiga Bupati Aceh Kompak Angkat Tangan! Minta Bantuan Provinsi karena Bencana Sudah 'Di Luar Kendali'