Suara.com - Makam Angel, remaja Myanmar yang tewas ditembak saat unjuk rasa digali oleh aparat. Menyadur Channel News Asia Senin (08/03), upaya ini dilakukan untuk membebaskan polisi dari tuduhan pembunuhan.
Dalam laporannya, MRTV menyampaikan bahwa polisi, hakim, dan dokter telah menggali makam dan melakukan pembedahan pada jenazah demonstran berkaus 'Everything Will Be OK' itu pada hari Jumat.
Mereka melaporkan luka tembus di bagian belakang kepala dan sepotong timah berukuran 1,2 x 0,7 cm di otak dan dikatakan berbeda dengan ujung peluru yang digunakan polisi.
MRTV mengatakan polisi telah berhadapan langsung dengan para demonstran. Luka di belakang kepala dan objek yang membunuh remaja bernama asli Kyal Sin itu ditembakkan dari senjata yang memiliki peluru kaliber 38.
"Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa mereka yang tidak menginginkan stabilitas melakukan pembunuhan," kata MRTV.
Pihak berwenang berkata pihaknya telah meminta izin untuk menggali makam, tapi keluarga sejauh ini belum memberi keputusan apakah boleh atau tidak.
Penggalian makam Kyal Sin alias Angel membawa kemarahan baru dari penentang kudeta. Mereka menuduh junta menyembunyikan fakta bahwa remaja ini dibunuh oleh pasukan keamanan.
Mereka menggambarkan kejadian ini sebagai penghinaan terhadap Kyal Sin dan keluarganya, karena bermaksud memberi laporan palsu tentang penyebab kematian.
Makam Angel disegel dengan semen baru dan sepatu bot karet juga sarung tangan bekas penggalian dibuang sembarangan bersama baju bedah plastik. Mereka meninggalkan sampahnya berserakan di sekitar makam.
Baca Juga: Militer Myanmar Tembaki Demonstran Hingga Tewas Meski Aksi Damai
Kyal Sin atau Angel adalah salah satu dari 38 orang yang tewas pada Rabu, yang disebut sebagai hari paling berdarah selama kudeta militer Myanmar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
Terkini
-
Di Balik Ledekan Menkeu Purbaya ke Rocky Gerung, Malah Diduga Sarkas pada Jokowi
-
Bikin Gempar Warga Cipayung, Polisi Buru Orang Tua Pembuang Bayi di Waduk Cilangkap
-
Soal Kemungkinan Periksa Ketua Umum PBNU Gus Yahya dalam Kasus Haji, Begini Jawaban KPK!
-
YLBHI Desak Tim Independen Komnas HAM Dkk Usut Dugaan Pelanggaran HAM Berat pada Kerusuhan Agustus
-
KPK Dalami Dugaan Jual Beli Kuota Haji Melalui Pemeriksaan Ustaz Khalid Basalamah
-
YLBHI Soroti Ada Apa di Balik Keengganan Pemerintah Bentuk TGPF Ungkap Kerusuhan Agustus 2025?
-
75 Persen Bansos Triwulan III Sudah Tersalur, Mensos Akui Masih Ada Bantuan Nyangkut!
-
YLBHI Ingatkan Prabowo: Calon Kapolri Baru Harus Jaga Independensi, Bukan Alat Politik atau Bisnis!
-
KPK Akui Periksa Ustaz Khalid Basalamah dalam Kasus Haji Soal Uhud Tour Miliknya
-
'Jangan Selipkan Kepentingan Partai!' YLBHI Wanti-wanti DPR di Seleksi Hakim Agung