Suara.com - Seorang bocah laki-laki Muslim dianiaya karena memasuki sebuah kuil untuk meminta air minum, pelaku merekam aksinya dan menyebarkannya secara online.
Menyadur India Express, Senin (15/3/2021) setelah viral, Polisi Ghaziabad mengetahuinya dan menangkap dua pria Shringi Nandan Yadav dan rekannya Shivanand.
"Terdakwa utama ditangkap tidak lama setelah insiden itu terungkap. Siapapun yang ditemukan terlibat dalam kegiatan anti-sosial akan menghadapi tindakan tegas oleh polisi," kata Kalanidhi Naithani, dari Kepolisian Ghaziabad.
Video tersebut menunjukkan Yadav memegang tangan bocah itu dan menanyakan namanya dan mengapa dia berada di kuil itu. Bocah itu memberi tahu nama ayahnya dan dia datang untuk meminta air minum.
Terdakwa kemudian menampar anak di bawah umur itu berulang kali, menendang pangkal paha dan terus menyerangnya sembari merekam aksinya.
Kuil tempat anak itu dipukuli memiliki papan di luar yang bertuliskan: "Ye mandir Hinduon ka pavitr sthal hai, yahan Musalmanon ka pravesh varjit hai (Kuil ini adalah tempat suci bagi umat Hindu, dilarang bagi umat Islam untuk masuk). Atas perintah Narsinghan dan Saraswati."
Video itu awalnya diunggah di akun Instagram bernama Hindu Ekta Sangh, yang diduga dioperasikan oleh orang-orang yang dikenal terdakwa.
Akun yang sama, yang kini telah dihapus, juga memposting video lain berjudul 'mullon ki pitai' di mana Yadav terlihat melecehkan seorang pria.
Seorang pria yang menjadi sukarelawan di kuil berkata: "Shringi, seperti banyak orang lainnya, akan tinggal di kuil selama berjam-jam. Ada banyak tugas yang perlu dilakukan di sini seperti membagikan prasad atau mempersiapkan ritual… Tampaknya bocah Muslim itu masuk ke kuil meski ada instruksi bahwa mereka tidak diizinkan. Ini bisa menyebabkan pertengkaran."
Baca Juga: Ngambek Tak Diizinkan Nikah Lagi, Pria Nekat Panjat Tiang Listrik
Penduduk setempat kuil mengatakan papan peringatan tersebut sudah terpasang selama lebih dari setengah dekade.
Polisi mengatakan terdakwa Shivanand telah merekam video penyerangan bocah itu. Sebuah laporan telah diajukan terhadap dua orang tersebut.
"Yadav pindah ke Ghaziabad baru-baru ini dan mengklaim bahwa dia terlibat dalam pekerjaan kuil. Tidak ada keluhan yang diajukan terhadapnya di masa lalu," kata Kamlesh Narain Pandey, petugas polisi Sadar.
Berbicara kepada The Indian Express, ayah anak laki-laki itu berkata: "Dia berada di area ketika dia merasa haus. Dia melihat ketukan di kuil dan mulai minum ketika dia dipegang oleh mereka. Dia dipukuli dengan kejam dan dipermalukan. Apakah air memiliki agama? Saya tidak berpikir ada agama yang bisa menolak air untuk orang yang haus."
Keluarga bocah tersebut tinggal di rumah sewaan anak laki-laki itu kadang-kadang bekerja di toko untuk menambah penghasilan keluarga.
"Kuil itu dulu terbuka untuk semua orang, tetapi berubah beberapa tahun terakhir. Kami berharap anak kami mendapat keadilan dan orang-orang seperti itu tidak menyerang anak lain," kata sang ayah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu