Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku setiap hari kerap mendapatkan laporan kasus di sejumlah negara. Bahkan kata Jokowi seperti di Eropa, India kasus Covid-19 yang sudah turun, tiba-tiba melonjak tiga sampai empat kali lipat.
"Pagi tadi, saya setiap pagi selalu mendapatkan briefing angka seperti ini. Eropa dan India yang sudah turun tahu-tahu melompatnya sampai tiga kali empat kali lipat Covid-nya," ujar Jokowi saat peresmian pembukaan Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (26/3/2021).
Ia bersyukur bahwa Indonesia pernah berada di angka 13 ribu sampai 15 ribu kasus harian pada Januari 2021. Namun saat ini sudah turun di angka 5 ribu sampai 6 ribu kasus hariannya.
"Kami Alhamdulillah di Januari kita pernah berada di angka 13.000 kasus harian, 14.000 bahkan pernah 15.000. Sekarang kita berada di sudah turun dan berada di angka 5.000, 6.000 dan akan terus kita turunkan," ucap dia.
Mantan Gubernur DKI itu membandingkan kasus harian di India, Brazil, Amerika Serikat yang lebih tinggi dari Indonesia.
Kendati demikian, ia meminta semua pihak untuk tetap waspada dan tidak lengah meski kasus harian Indonesia di angka 5.000 kasus.
"Coba lihat India 59.000 kasus harian ini Brazil 90.500 kasus harian, Amerika Serikat 66.000. Ini harus menjadi kehati-hatian kita semuanya. Jangan merasa sudah 5.000 langsung kewaspadaan kita dan kita lengah," tutur Jokowi.
Kepala Negara menegaskan bahwa virus corona tidak terlihat. Sehingga semua pihak harus tetap waspada.
"Hati-hati ini barang enggak kelihatan, di mana kita juga enggak tahu, lewatnya apa kami juga enggak tahu medianya untuk penularan juga enggake-enggak bisa (tahu). Sebab itu satu-satunya jalan tetap harus waspada dan tidak lengah," ucapnya.
Baca Juga: Sopir Diduga Ngantuk, Truk Hantam Tugu Megah Peninggalan Jokowi di Solo
Jokowi kembali mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Karena itu ia meminta para bupati untuk tetap berhati-hati dalam menggerakkan aktivitas ekonomi.
"Tapi yang juga perlu saya Ingatkan kan tugas kita dalam penanganan pandemi covid-19 ini belum berakhir belum selesai. Risiko penyebaran covid-19 ini masih ada dan juga aktivitas ekonomi yang harus kita gerakkan, hati-hati resiko penyebaran covid," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Bupati Jember: Mulai 2026 setiap triwulan OPD dievaluasi bersama DPRD
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa, Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti Dilaporkan ke Dewas KPK
-
Kasus Tudingan Ijazah Palsu Arsul Sani Masuk Babak Baru, Kini Ada Aduan Masuk ke MKD DPR RI
-
Menpar Kena 'Sentil' Komisi VII DPR, Proyek Lift Kaca di Pantai Kelingking Turut Disinggung
-
Waspada Game Online Terafiliasi Judol Ancam Generasi Muda, Aparat Didesak Bertindak Tegas
-
'Nanti Diedit-edit!' Arsul Sani Pamer Ijazah S3 Asli, Tapi Takut Difoto Wartawan
-
Seribu Keluarga Lulus Jadi PKH, Gubernur Ahmad Luthfi Dorong Kemandirian Warga
-
Apresiasi Kejujuran, KPK Undang 6 Siswa SD Penemu Ponsel untuk Podcast Antikorupsi
-
Dituduh Pakai Ijazah Palsu, Hakim MK Arsul Sani Buka Suara: Nanti Diedit-edit, Saya Pusing
-
Dituduh Palsu, Hakim MK Arsul Sani Pamerkan Ijazah Berikut Transkrip Nilainya: Ini yang Asli!