Suara.com - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendesak pejabat partai yang berkuasa untuk melakukan pekerjaan dan pengorbanan Arduous March (Maret yang Berat) lain, seraya menghubungkan krisis ekonomi saat ini dengan periode kelaparan dan bencana pada 1990-an itu, media pemerintah melaporkan pada Jumat (9/4/2021).
Arduous March adalah istilah yang diadopsi oleh para pejabat untuk mengumpulkan warga selama kelaparan yang menewaskan sebanyak 3 juta warga Korea Utara setelah jatuhnya Uni Soviet, yang telah menjadi pendukung utama pendiri komunis Pyongyang.
Periode ini sering dibicarakan sebagai peristiwa bersejarah, tetapi perbandingan Kim dengan masalah saat ini muncul setelah dia awal pekan ini mengatakan negara itu menghadapi "situasi terburuk yang pernah ada."
Komentarnya dibuat dalam pidatonya pada Kamis (8/4) pada penutupan konferensi untuk pejabat Partai Pekerja Korea (WPK) tingkat rendah, di mana dia telah mendesak mereka untuk lebih proaktif dan bertanggung jawab dalam melaksanakan rencana ekonomi lima tahun baru negara itu, yang diadopsi pada kongres partai pada Januari.
"Saya memutuskan untuk meminta organisasi WPK di semua tingkatan ... untuk melakukan 'Arduous March' yang lebih sulit untuk meringankan rakyat kita dari kesulitan, sekalipun kecil," kata Kim, menurut laporan kantor berita negara KCNA.
Partai harus menghargai kesetiaan rakyat dan menjadi "pelayan" sejati bagi mereka, katanya.
Korea Utara belum melaporkan satu kasus pun yang dikonfirmasi soal virus corona baru, tetapi pejabat Amerika dan Korea Selatan meragukan anggapan bahwa Korut telah lolos dari COVID-19.
Negara itu mengakhiri hampir semua perjalanan lintas batas, membatasi perdagangan, dan memberlakukan pembatasan lain untuk mencegah wabah.
Langkah-langkah itu, dikombinasikan dengan sanksi internasional yang sedang berlangsung yang diberlakukan atas senjata nuklir Korea Utara dan program rudal balistik, telah merugikan ekonomi negara dan meningkatkan kekhawatiran akan krisis kemanusiaan.
Baca Juga: Jarang Terjadi, Kim Jong Un Akui Korea Utara Hadapi Situasi Terburuk
Panel ahli independen yang memantau sanksi PBB baru-baru ini melaporkan bahwa kelompok bantuan internasional sedang berjuang untuk menjangkau wanita dan anak-anak yang rentan di Korea Utara karena penguncian pandemi, menyebabkan ratusan ribu orang berpotensi tanpa akses ke nutrisi yang dibutuhkan.
Seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Masyarakat Korea Utara merilis pernyataan pada Selasa (6/4)yang menyangkal bahwa ada anak yang menghadapi kekurangan gizi, dan bahwa laporan semacam itu bertujuan untuk menodai citra negara. (Reuters/Antara)
Berita Terkait
-
Hajar Belanda, Korea Utara Juara Piala Dunia U-17 Putri 2025
-
Anak Menkeu Purbaya Sarankan Investasi Bitcoin untuk Hadapi Krisis Ekonomi 2027: Apa Kelebihannya?
-
Misteri Lawatan Trump ke Asia: Sinyal Kejutan dari Korut, Kim Jong Un Sudah Menanti?
-
Ranking FIFA Timnas Indonesia Berpeluang Disalip Korea Utara
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan
-
Detik-detik Tembok Sekolah di Palmerah Roboh: Udah Goyah, Lari Selamatkan Diri dari Api
-
Kementerian HAM Akan Kumpulkan Seluruh Data Hak Asasi Manusia Lewat Platform Ini
-
Ngeri! Cekcok di RS Duta Indah Berujung Petaka, Wanita Dihajar Mantan Suami Sampai Gigi Rontok