Suara.com - Anggota Komisi IX DPR Rahmat Handoyo meminta pemerintah berkaca kepada India yang saat ini mengalami lonjakan kasus positif Covid-19. Pemerintah diminta melakukan langkah pencegahan agar hal serupa di India tidak terjadi di tanah air, terlebih saat bulan Ramadhan.
Handoyo mengatakan, meningkatnya kasus di India disebabkan kerumunan masyarakat yang tidak disiplin protokol kesehatan, mulai tidak memakai masker dan menjaga jarak. Pelanggaran prokes itu, terjadi dalam sejumlah kegiatan masyarakat India, dari kegiatan keagamaam hingga politik.
"Maka kebijakan pemerintah untuk wajib 3 M dan ditambah menghindari, mengurangi mobilitas serta menjauhi kerumunan harus dilakukan bersama-sama pemerintah pusat, daerah, tokoh pemuka masyarakat keagamaan serta seluruh masyarakat harus benar-benar menjalankan wajib 5 M dan menegakkan aturan ini," kata Rahmat kepada wartawan, Selasa (13/4/2021).
Rahmat menilai sejauh ini penanganan Covid-19 oleh pemerintah masih dalam koridor yang benar, yakni melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro. Tetapi ia mengingatkan agar pemerintah maupun masyarakat tidak lengah atas situasi pandemi sekarang, yang bukan hal mustahil dapat terjadi kembali pelonjakan kasus positif.
"Ini terbukti meski kebijakan PPKM skala mikro kita telah membawa hasil dengan melandainya kasus positif Corona, namun pemerintah meskipun kasus sudah mulai melandai tidak kendor dan tetap fokus pada pengendalian Covid-19, salah satu kebijakan adalah melarang mudik lebaran dan memotong cuti bersama," kata Rahmat.
India Larang Ekspor Obat Covid-19
Setelah vaksin, kini India melarang ekspor obat antiviral remdesivir dan bahan aktif farmasi karena lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.
Menyadur Al Jazeera, Senin (12/4/2021) kasus harian India sempat mencapai 152.879 pada hari Minggu, menjadi rekor keenam dalam tujuh hari.
Oleh sebab itu, India, yang dikenal sebagai apotek dunia, telah menghentikan ekspor utama vaksin virus corona.
Baca Juga: Di Inggris, Angka Kematian Kanker Belasan Kali Lebih Tinggi Daripada Corona
Selain melarang eksport remdesivir "sampai situasinya membaik", kementerian kesehatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa produsen juga diminta untuk meningkatkan pasokan.
Tujuh perusahaan India telah melisensikan obat tersebut dari Gilead Sciences, dengan kapasitas sekitar 3,9 juta unit per bulan, untuk penggunaan lokal dan ekspor ke lebih dari 100 negara.
Organisasi Kesehatan Dunia pada November mengeluarkan rekomendasi bersyarat terhadap penggunaan remdesivir pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya, WHO mengatakan tidak ada bukti bahwa obat tersebut meningkatkan kelangsungan hidup dan hasil lain pada pasien ini. Namun, banyak negara, termasuk India, terus menggunakannya.
Bukan hanya kasus, jumlah kematian akibat Covid-19 di India juga melonjak, dengan kementerian kesehatan melaporkan 839 kematian pada hari Minggu. Laporan tersebut merupakan yang tertinggi dalam lebih dari lima bulan, sehingga total menjadi 169.275.
India menjadi negara ketiga dengan jumlah kasus tertinggi di dunia, di belakang Amerika Serikat dan Brasil, dengan lebih dari 13,35 juta kasus.
Berita Terkait
-
Objek Wisata Dibuka, Kadinkes Banten: Potensi Klaster Wisata Sangat Terbuka
-
Di Inggris, Angka Kematian Kanker Belasan Kali Lebih Tinggi Daripada Corona
-
Bekasi Selatan Jadi Kecamatan dengan Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi
-
Angka Kesembuhan Covid-19 di Kota Bekasi 97,64 Persen
-
Kalbe Farma Kembangkan Alat Diagnosis Covid-19 Berbasis Air Liur
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
DPR Ketok Palu KUHAP Baru: Penjara Tak Lagi 'Suka-suka', Pemeriksaan Wajib Direkam Kamera
-
Garis Pertahanan Terakhir Gagal? Batas 1,5C Akan Terlampaui, Krisis Iklim Makin Gawat
-
Lulusan SMK Tahun Berapa Pun Bisa Ikut Program Kerja ke Luar Negeri, Bagaimana Cara Daftarnya?
-
Terkuak Dalam Rekonstruksi: Tiga TNI Terlibat Kasus Penculikan Kacab Bank, Siapa Saja?
-
Dari Tanah Merah Menjadi Kampung Tanah Harapan, Pramono Janjikan Pembangunan Total dan Banjir Bansos
-
Prabowo Mau Manfaatkan Uang Sitaan Koruptor, Ini Pos-pos yang Bakal Kecipratan
-
Diduga karena Masalah Asmara, Seorang Pria Tewas Ditusuk di Condet
-
Mau Kirim 500 Ribu Pekerja ke Luar Negeri, Pemerintah Siapkan Anggaran hingga Rp25 T, Buat Apa Saja?
-
Sidang Perdana Kasus TPPU Eks Sekretaris MA Nurhadi Digelar Hari Ini
-
Masih Lemas Usai Selang Makan Dilepas, Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Kapan Diperiksa?