Suara.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkap efektifnya peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut mengawasi para Aparatur Sipil Negara (ASN). Sambil berseloroh, Ganjar lebih memilih untuk berkelahi ketimbang ada oknum yang hendak merusak pemerintahan dengan praktik korupsi.
Ganjar mengatakan, kalau KPK getol melakukan penyuluhan anti korupsi kepada ASN. Selain itu, KPK juga kerap melakukan pendampingan untuk urusan 'duit'.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam 'Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Stranas PK 2021-2022' yang bertemakan Cegah Korupsi Dari Hulu Ke Hilir yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.
"Kenapa penyuluh anti korupsi ini penting dan ini bagian dari seleksi dari ASN-ASN dan juga melibatkan masyarakat yang mereka punya integritas sehingga mereka menjadi virus yang kita suntikan seperti vaksinasi ke dalam sistem yang memang harus berubah dalam jangka panjang," kata Ganjar.
Penyuluhan serta pendampingan KPK tersebut membuahkan hasil. Ganjar mengungkapkan praktik sogok saat pengesahan APBD pun sudah tidak ada lagi.
"Tentu saja dampak dari perjalanan panjang ini adalah pengesahan pertanggungjawaban APBD yang dulu nyogok, maaf Pak, tidak ada lagi itu. Lebih baik kita berkelahi saja daripada hanya soal seperti itu," ungkapnya.
Ganjar pun menyampaikan ucapan terima kasihnya terhadap KPK yang mau membantunya dalam urusan pendampingan di pemerintahan.
Menurut Ganjar, pelibatan KPK itu menjadi salah satu strateginya apabila melihat komunikasi soal anggaran yang mandek.
"Dengan duduknya KPK mendampingi ternyata semua proses itu berjalan dengan lancar. Karena saya sampaikan ada KPK di sini ingin melihat," tuturnya.
Baca Juga: Petugas Damkar di Depok Kena SP, Usai Bongkar Korupsi di Kantornya
"Malah prosesnya tidak ada lagi yang dibawah meja, tidak ada lagi yang di bawah taplak, sehingga semua bisa dilihat di atas meja."
Berita Terkait
-
Petugas Damkar di Depok Kena SP, Usai Bongkar Korupsi di Kantornya
-
Menko Airlangga Klaim UU Cipta Kerja Bisa Hilangkan Praktik Korupsi
-
Larangan Mudik Lebaran 2021, Ini 3 Skenario yang Disiapkan Pemprov Jateng
-
Cara Sri Mulyani Jauhi Kemenkeu dari Praktik Korupsi
-
Moeldoko: Jokowi Selalu Mengulang-ulang, Ingatkan Menteri Agar Tak Korupsi
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Di Hari Sumpah Pemuda, Puan Ajak Generasi Muda Kawal Demokrasi dengan Etika dan Akal Sehat
-
Penyelidikan Perkara Whoosh Masih Fokus Cari Tindak Pidana, KPK Enggan Bahas Calon Tersangka
-
Suka Mabuk Sambil Acungkan Golok ke Warga, Pria di Pulogadung Tewas Terlindas Truk
-
Sandra Dewi Mendadak Menyerah, Gugatan Penyitaan Aset Korupsi Harvey Moeis Dicabut!
-
Dukung KPK Selidiki Dugaan Mark Up Kereta Cepat Whoosh, DPR: Pelakunya Harus Diseret ke Jalur Hukum
-
Trump Tingkatkan Tekanan Militer: AS Kirim Kapal Perang, Venezuela Tuduh CIA Terlibat!
-
Jokowi Jawab Utang Whoosh di Tengah Isu Korupsi: Ini Bukan Cari Laba
-
Dugaan Mark Up Whoosh Naik Sidik: KPK Bicara Peluang Periksa Luhut, Ini yang Bakal Digali
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 28 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat di Indonesia
-
Viral Diusir Gegara Parkir di Jalur Disabilitas, Polisi Patwal Kena Semprot: Bapak Bisa Jalan Kan?