Suara.com - Kementerian Sosial (Kemensos) angkat suara terkait adanya warga yang marah dan menolak bantuan bencana banjir dan longsor di NTT. Kejadian itu terekam dalam video dan viral di media sosial.
Biro Humas Kemensos menyampaikan berdasarkan hasil penelusuran Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Kabupaten Flores Timur Paskalis dan Koordinator Tagana Kabupaten Flores Timur Hero Maran, peristiwa itu terjadi saat kunjungan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang pertama.
Mulanya, Risma bakal mengunjungi posko di MAN 01 Waiwerang Adonara. Karena itu, truk pengangkut paket bantuan meluncur ke lokasi terlebih dulu dengan pertimbangan saat Risma tiba, barang sudah tersedia di sana.
Tanpa menjelaskan alasannya, Risma membatalkan kunjungannya ke sana. Alhasil truk pun kembali ke posko utama di Kantor Kecamatan Adonara Timur dengan tujuan barang akan dipilah dan didistribusikan sesuai kebutuhan.
"Karena di lokasi tersebut hanya terdapat 175 jiwa yang mengungsi," ucap Biro Humas Kemensos dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/4/2021).
Lalu, paket bantuan yang dibawa dalam truk itu diklaim jumlahnya sangat banyak. Apabila diturunkan semua dikhawatirkan akan berlebih disaat masih banyak lokasi lain yang juga membutuhkan bantuan tersebut.
Meski demikian, Biro Humas Kemensos menyebut Posko MAN mendapatkan distribusi bantuan sosial dari Kemensos sebanyak empat kali yakni pada 7, 8, 10 dan 11 April 2021.
"Tak dapat dipungkiri, di lapangan itu dinamis dan normal serta lumrah. Namun, yang terpenting yaitu Kemensos hadir dan ingin memastikan para korban bencana mendapatkan kebutuhan dasar, seperti permakanan dan logistik."
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan sekelompok warga dan diduga relawan yang bertugas menyalurkan bantuan bencana banjir dan longsor di NTT viral.
Baca Juga: Ratusan Masjid dan Ponpes di Singkawang Dapat Bantuan Ramadhan
Pasalnya, dalam video untuk memperlihatkan relawan dan warga terdampak nampak menolak bantuan yang hendak disalurkan.
Belakangan diketahui, ternyata bantuan berupa kasur dan berbagai kebutuhan sehari-hari itu hanya "properti" yang digunakan oknum diduga pejabat untuk pencitraan agar viral saja.
Hal itu dibuktikan dengan ucapan seorang pria berbaju hijau yang diduga relawan menolak mentah-mentah bantuan itu dan meminta rombongan untuk membawanya kembali.
"Kami taruhan nyawa bapak. Jangan seperti ini, bawa pulang saja," ucap pria tersebut dalam video yang diunggah oleh berbagai akun Instagram.
Ia juga meminta kepada pejabat yang berwenang agar segera datang untuk melihat keadaan terkini atau menyalurkan bantuan tanpa harus dibawa kembali.
"Kalau mau menteri atau wakil gubernur datang kesini. Katanya mau kesini. Tapi kalau prosedurnya begini, bawa kesini kemudian foto dan dibawa lagi mending bawa saja pulang," ucapnya.
Berita Terkait
-
Salurkan Bantuan Sosial, Kemensos selalu Mengedepankan Prinsip Transparansi
-
Ratusan Masjid dan Ponpes di Singkawang Dapat Bantuan Ramadhan
-
Soal Mensos Risma Tak Perpanjang Bansos, HNW: Tak Perjuangkan Rakyat Miskin
-
Cara Cek Bansos Rp 300 Ribu April 2021 di dtks.kemensos.go.id, Sudah Cair?
-
Dituntut Tujuh Tahun, Kades Ngaku Tilap Dana Bantuan Buat Main Perempuan
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui