Suara.com - Baru-baru ini, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyambangi kamar Kyai Ageng Muhammad Besari selepas kunjungan kerja ke Ngawi, Jawa Timur. Lantas, siapa Kyai Ageng Muhammad Besari?
Anies diketahui menyempatkan diri untuk ziarah dan silaturahmi hingga bermalam di rumah joglo yang terletak di Desa Tegalsari, Ponorogo. Ia mengaku sudah lama ingin berkunjung ke sana.
Tahun 2009 silam, Anies menerima amanah untuk memanfaatkan dan mengurus sebuah joglo yang usianya lebih dari 300 tahun. Joglo tersebut rupanya merupakan sebuah warisan dari keluarga ulama besar Kyai Ageng Muhammad Besari yang merintis padepokan Gebang Tinatar sekitar tahun 1700-an. Pusat pendidikan agama tersebut lalu membesar dan berperan sentral pada masanya.
Mengenal Siapa Kyai Ageng Muhammad Besari
Sosok Mahaguru dari para Maharaja di Jawa, yaitu Kyai Ageng Muhammad Hasan Besari, adalah seorang Pendiri Pesantren Tegalsari pada awal abad 18 M, Jetis, Ponorogo yang mengkombinasikan dua kutub antara Islam dan Nasionalisme.
Dari jalur Ayah (Kiai R. Nedo Kusumo), Kyai Ageng merupakan keturunan dari Pendiri Kerajaan Majapahit yaitu Raden Wijaya. Sedangkan dari garis keturunan Ibu (Nyai Anom Besari), nasabnya sampai kepada Rasulullah saw melalui garis Sayyidati Fatimah Az-Zahro.
Selain dari segi nasab, bukti lainnya yang menguak bahwa dari tangan beliau lahirlah sosok Pakubuwono II (Sultan Kartasura), Raden Ngabeh Ronggowarsito (Begawan Kasultanan Kartasura) dan H.O.S Cokroaminoto (Tokoh Pergerakan Nasional Raja Jawa tanpa Mahkota).
Kelak dari ketiga tokoh itulah yang menginspirasi Presiden Pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno dalam memperjuangkan dan membangun NKRI. Namun sebelum itu, keilmuan Kyai Ageng Muhammad Besari juga sampai pada pendiri kekuatan organisasi keagamaan Islam terbesar di dunia, yaitu KH. Hasyim Asy’ari (NU) dan KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah).
Meskipun konsentrasi keilmuan Kyai Ageng Muhammad Besari lebih menonjol pada keilmuan Tasawwuf yang menyikapi dunia dengan laku zuhud, namun intrepetasi nilai-nilai sufi oleh para santrinya yang membuat perkembangan makna Tasawwuf itu menjadi lain.
Baca Juga: Profil Letda Rhesa Sigar, Keponakan Prabowo yang Gugur di KRI Nanggala-402
Kunjungan Anies Baswedan di Ponorogo
Anies menceritakan bagaimana kisahnya bisa ziarah hingga bermalam di Tegalsari, Ponorogo. Rencana semula, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini silaturahmi di Tegalsari sampai dengan Maghrib lalu kembali ke Madiun dan menginap di sebuah hotel di sana.
Tapi Dzuriyah, keluarga keturunan, meminta Anies untuk bermalam di Ndalem Ageng supaya bisa ngobrol lebih panjang. Di mulai dengan ziarah ke makam Kyai Ageng Besari, lalu silaturahmi ba’da Maghrib, Tarawih di Masjid yang didirikan sekitar 1725, dilanjutkan ngobrol santai hingga larut malam di Pendopo Ndalem Ageng.
Diminta untuk mengundang untuk bermalam di Ndalem Njero, kamar yang dulu digunakan oleh Kyai Ageng Besari, Anies mengaku mendapatkan sebuah kehormatan luar biasa. Terlebih, selama ini tidak pernah digunakan untuk tidur dan tidak ada yang diizinkan untuk tidur di kamar itu.
Akhirnya, Anies tidur sendirian di Ndalem Njero hingga saat sahur. Sebuah kamar besar, yang terasa teduh, tenang, dan tentunya sangat nyaman. Kayunya tampak sangat tua hingga ada lapisan yang membuatnya jadi terkesan keabu-abuan. Hal ini terlihat dari unggahan Anies di akun Instagram pribadinya (27/4/2021).
Itulah sederet informasi mengenai siapa Kyai Ageng Muhammad Besari yang kamarnya jadi tempat bermalam Anies Baswedan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
Terkini
-
KPK Klaim Punya Bukti Penghilangan Barang Bukti oleh Maktour dalam Kasus Haji
-
Mendagri Puji Pesona Alam Hingga Kekayaan Sejarah Banda Neira Saat Resmikan Banda Heritage Festival
-
Ira Puspadewi Dapat Rehabilitasi, ICW: Presiden Prabowo Harus Berhenti Intervensi Kasus Korupsi
-
Kuasa Hukum Bongkar Fakta Baru: Tiga Sidik Jari di Lakban Arya Daru Dibiarkan Tanpa Analisis
-
Keluarga Veteran di Matraman Tolak Pengosongan Rumah Rampasan Belanda: Bukan Rumah Dinas!
-
PWNU Serukan Islah! Kiai Daerah Minta Gus Yahya dan Rais Aam Akhiri Konflik Jelang Muktamar
-
Jeritan Hati Anak Riza Chalid dari Penjara: Ayah Saya Difitnah, Saya Bukan Penjahat Besar
-
Setuju TNI Jaga Kilang, Bahlil Bicara Sabotase dan Potensi Ancaman
-
Sindir Ada Pihak Tak Waras Beri Informasi Sesat, Rais Syuriyah Bawa-bawa Elite NU
-
KPK Sebut Belum Terima Salinan Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Batal Bebas Besok?