Suara.com - Go Tik Swan menjadi Google doodle hari ini. Penasaran dengan siapa Go Tik Swan? Berikut ini profil Go Tik Swan.
Google doodle memperlihatkan seorang pria mengenakan pakaian adat Jawa dengan memegang ukiran batik yang bertuliskan Google. Ternyata Google memperingati kelahiran Go Tik Swan. Diketahui, Go Tik Swan (GTS) merupakan seorang budayawan batik sekaligus sastrawan berasal dari Surakarta.
Go Tik Swan dikenal sebagai seorang legenda batik yang menciptakan batik dengan motif dan teknik pewarnaan gaya klasik dengan gaya pesisir. Buat yang ingin mengenal sosoknya, berikut ini profil Go Tik Swan.
Profil atau Biodata Go Tik Swan
Go Tik Swan atau K.R.T Hardjonagoro ini lahir pada 11 Mei 1931 di Solo. Tik Wan keturunan dari keluarga pengusaha dan pejabat daerah. Ayahnya bernama Go Dhiam Ik dan Ibunya bernama Tjan Ging Nio.
Sejak kecil, GTS sudah dikenalkan dengan dunia batik oleh keluarganya. Sebagai anak sulung, GTS diharapkan jadi ahli waris utama untuk melanjutkan perusahaan keluarga.
Cinta Kebudayaan Jawa
Pada tahun 1953, GTS pernah mendaftar di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Namun, dia tak melanjutkannya. Dia memilih mengikuti kata hatinya yang lebih tertarik pada seni, sehingga Ia melanjutkannya pendidikannya di Fakultas Sastra, Jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia.
Kecintaannya pada budaya Jawa inilah yang membuatnya berani menentang orangtuanya, yang menginginkannya masuk Fakultas Ekonomi, namun ia lebih memilih memilih Fakultas Sastra. Hal itu pun membuatnya harus rela tidak mendapat uang saku dari orangtuanya.
Baca Juga: Google Doodle Hari Ini Rayakan Ulang Tahun Go Tik Swan, Sang Pelopor Batik
Pelopor Batik Indonesia
Go Tik Swan dikabarkan dekat dengan dengan Soekarno, Presiden pertama Indonesia. Kedekatan keduanya lantaran merasa satu frekuensi, yakni sama-sama pecinta batik.
Soekarno pun meminta GTS menciptakan ‘Batik Indonesia’. Atas permintaan tersebut, GTS langsung kembali Solo dan semakin menekuni dunia batik. Mulai dari sejarah maupun falsafahnya. Setelah menekuni dunia batik lebih dalam, akhirnya, tiba masanya Ia menciptakan batik untuk presiden Soekarno yang diberi nama ‘Parang Bima Kurda’.
Ia juga diketahui menciptakan batik untuk Megawati, yang kala itu menjadi wakil Presiden RI. Batik tersebut diberi nama parang mega kusuma, yang kini berada di museum batik Danar Hadi, Solo.
Nah, itulah profil Go Tik Swan atau atau K.R.T Hardjonagoro, pelopor Batik Indonesia yang hari ini jadi Google Doodle.
Kontributor : Ulil Azmi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
-
Mees Hilgers Main Lagi, Pelatih FC Twente Resmi Dipecat!
-
Mees Hilgers Tiba-tiba Kembali Masuk Starting XI FC Twente, Kok Bisa?
Terkini
-
Soal Peluang Jadi Tersangka Kasus BJB, KPK Akan Periksa Ridwan Kamil Dulu
-
Dapat Ratusan Ribu dari DANA Kaget? Ini Cara Kerja dan Tips Biar Beruntung
-
Dihadiri Prabowo hingga Menhan, Peringatan Maulid Nabi Momentum Teladani Akhlak Rasulullah SAW
-
Prabowo Sebut Ada Makar dan Terorisme, Ferry Irwandi: Ibarat Kapal Tenggelam, Jangan Salahkan Air
-
BEM SI Desak Prabowo Bentuk Tim Investigasi Makar dan Tolak Militerisme
-
Prabowo Minta Tim Ekonomi Tingkatkan Lapangan Kerja Secara Merata, Tidak Terpusat di Jakarta
-
Gibran Tinjau Pasar Cipulir Malam Hari, Tiru Gaya Jokowi?
-
Hasil Dialog Bareng Mahasiswa di Istana: Tuntutan 17+8 Dibawa Menteri Sampai ke Meja Presiden
-
BEM SI Tagih Janji 19 Juta Lapangan Pekerjaan Wapres Gibran ke DPR RI, Malah Tuai Nyinyiran
-
BEM SI Kerakyatan "Gedor" Istana: Desak RUU Perampasan Aset, Usut Makar, Tolak Militerisme