Suara.com - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan proses vaksinasi yang saat ini masih berlangsung masih bisa tetap berlanjut, kendati muncul beragam varian baru virus Corona.
Meski diakui varian baru virus berimbas terhadap turunnya efikasi vaksin, namun sebagaimana arahan organisasi kesehatan dunia (WHO) hal tersebut tidak menjadi soal selama efikasi vaksin masih di atas 50 persen.
Penurunan efikasi vaksin itu, kata Amien, seperti halnya terjadi di Afrika Selatan.
"Vaksin itu mengalami penurunan efikasi terhadap virus yang beredar di sana. Tetapi turunan itu meski ada yang sampai 20 persen, misal tadinya 80 persen turun jadi 60 persen tetapi sesuai arahannya WHO selama efikasi di atas 50 persen itu masih bisa dipakai vaksin, itu pedoman pertama," kata Amien dalam diskusi daring, Minggu (16/5/2021).
Dampak lain imbas keberadaan varian baru lanjut Amien ialah penyebaran virus Corona yang bisa lebih cepat menular atau bisa menularkan ke lebih banyak orang. Kemduian menjadi lebih sulit untuk didiagnosis, terlebih melalui PCR yang memang tidak bisa mendeteksi.
"Yang ketiga mungkin menyebabkan gejala sakitnya lebih berat atau mempercepat kematian," kata Amien.
Walau begitu, Amien mengatakan saat ini mayoritas virus Corona yang beredar di Indonesia adalah varian lama. Tetapi bukan berarti varian lama itu tidak berbahaya, mengingat kematian akibat Covid-19 sebelumnya justru disebabkan oleh varian virus lama.
"Jadi itu tetap kita harus memperhatikan varian-varian lama dan itu kita harapkan bisa di-cover oleh vaksinasi sekarang," kata Amien.
Karena itu Amien berpandangan proses vaksinasi yang masih berlangsung dengan jenis vaksin yang ada, masih dirasa cukup efektif. Namun ia juga mengingatkan agar Indonesia tetap punya kemampuan dalam memantau sejauh mana mutasi virus Corona di dalam negeri terjadi.
Baca Juga: Pakar: Vaksin Covid-19 Kurang Efektif Lawan Varian Virus Corona India
"Kalau misalkan salah satu varian atau mutan itu mendominasi virus yang ada di Indonesia ya tentu kita harus mempertimbangkan menyesuaikan vaksin yang ada," tandas Amien.
Sementara itu, hal senada dikatakan Deputi II Kantor Staf Presiden Abetnego Tarigan. Ia berujar meski varian baru diakui sudah masuk Indonesia, tetapi untuk sebaran virus di dalam negeri masih didominasi oleh varian lama.
"Sehingga dari sisi kami dari pemerintah masih akan meneruskan vaksinasi. Karena apapun itu akan menurunkan risiko kita terkait dengan Covid ini," ujarnya.
Siapkan Skenario Terburuk
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani meminta pemerintah untuk menyiapkan skenario terburuk dalam menghadapi varian baru Covid-19 yang telah masuk ke Indonesia, khususnya pasca Hari Raya Idul Fitri 2021.
“Saya ingin pemerintah menyiapkan skenario terburuk yang sangat mungkin kita hadapi pasca hari raya Idul Fitri ini,” ujar Netty dalam interupsinya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang V Tahun Sidang 2020-2021 di Ruang Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/5/2021).
Berita Terkait
-
SAGE: Varian Virus Corona India 50 Persen Lebih Menular dari Varian Inggris
-
Pakar: Vaksin Covid-19 Kurang Efektif Lawan Varian Virus Corona India
-
Studi Temukan Anak Terinfeksi Covid-19 Minim Alami Demam
-
Ada 52 Kasus Positif Covid-19 di Kaltim, 71 Pasien Dinyatakan Sembuh
-
Mengenal Infeksi Jamur Hitam, Banyak Dialami Mantan Pasien Covid-19 India
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Soal Udang Kena Radiasi Disebut Masih Layak Dimakan, DPR 'Sentil' Zulhas: Siapa yang Bodoh?
-
Perkosa Wanita di Ruang Tamu, Ketua Pemuda di Aceh Ditahan dan Terancam Hukuman Cambuk!
-
Akui Agus Suparmanto Ketum, DPW PPP Jabar Tolak Mentah-mentah SK Mardiono: Tak Sesuai Muktamar
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae untuk Nadiem, Kejagung: Kami Berpegang Pada Alat Bukti Sah
-
Ada HUT ke-80 TNI dan Dihadiri Prabowo, Tugu Monas Ditutup Sementara untuk Wisatawan Besok
-
Pemprov Sumut Kolaborasi Menuju Zero ODOL 2027
-
Mardiono Yakin SK Kepengurusan PPP di Bawah Pimpinannya Tak Akan Digugat, Kubu Agus: Bisa kalau...
-
Masa Tunggu Haji Diusulkan Jadi 26,4 Tahun untuk Seluruh Wilayah Indonesia
-
Prabowo Bakal Hadiri HUT ke-80 TNI, Monas Ditutup untuk Wisatawan Minggu Besok
-
Tembus 187 Kasus, Kecelakaan Kereta di Daop 1 Jakarta Terbanyak Melibatkan Orang!