Suara.com - Seorang anggota parlemen Inggris langsung banjir kritikan setelah menyebut para demonstran pro-Palestina yang bentrok dengan polisi sebagai "primitif".
Menyadur Evening Standard, Selasa (18/5/2021) demonstrasi yang sebagian besar damai terjadi di seluruh Inggris selama akhir pekan sebagai solidaritas untuk Palestina.
Namun bentrokan terjadi di luar Kedutaan Besar Israel di London pada hari Sabtu antara demonstran dan pihak kepolisian.
Tory Michael Fabricant, anggota parlemen untuk Lichfield membagikan video bentrokan tersebut dan menyebutkan jika para demonstran primitif.
"Orang-orang primitif ini mencoba membawa ke London apa yang mereka lakukan di Timur Tengah." tulisnya di akun Twitter miliknya.
Fabricant kemudian langsung menghapus cuitannya tersebut setelah menuai beragam kritik dari berbagai kalangan di media sosial.
Sebuah kampanye anti-rasisme Hope Not Hate menyerukan Partai Konservatif untuk menangguhkannya dan menuduhnya "rasisme penuh kebencian yang memicu perpecahan".
"Situasi tegang membutuhkan kepemimpinan yang mantap dari orang-orang yang ingin menyatukan komunitas, bukan rasisme penuh kebencian yang memicu perpecahan. Konservatif harus menangguhkan Michael Fabricant karena komentar memalukan ini." jelas Hope Not Hate.
Direktur lembaga think-tank British Future Sunder Katwala menulis di Twitter: "Siapa pun yang menyadari bahwa menganggap orang Yahudi Inggris bertanggung jawab atas kebijakan Israel adalah rasis juga harus dapat mengenali rasisme di sini dalam tweet Michael Fabricant."
Baca Juga: Presiden Turki Desak Paus Fransiskus untuk Turun Tangan Redam Israel
Fabricant kemudian berusaha untuk membenarkan pernyataanya dengan mengatakan bahwa "serangan terhadap polisi Inggris seperti yang ditunjukkan dalam video itu memalukan".
"Ini adalah perilaku primitif oleh orang-orang yang memberitakan anti-Semitisme atau rasisme dalam bentuk apapun, apakah mereka Yahudi, Kristen atau Muslim," jelas Fabricant kepada kantor berita PA.
"Dan jenis anti-Semitisme yang ditampilkan oleh Hamas di Timur Tengah tidak boleh terulang di sini, di Inggris." tegasnya.
Polisi Metropolitan mengatakan sembilan petugas terluka ketika mereka berusaha membubarkan massa di luar kedutaan pada hari Sabtu dan menangkap 13 orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menteri Bahlil Kerahkan Pasukan ESDM dan ERT Bangun Dapur Umum di Sumatera - Aceh
-
Janji Sat-Set Menteri Bahlil: 2 Hari Pasca Kunjungan, Masjid dan Pengungsi di Agam Terang Benderang
-
Update Jalur Aceh: Geumpang-Pameu Akhirnya Tembus Mobil, Tapi Akses ke Kota Takengon Masih Lumpuh
-
Kejagung Siapkan Jurus Ekstradisi, 3 Buron Kakap Jurist Tan hingga Riza Chalid Siap Dijemput Paksa
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri