Suara.com - Tes wawasan kebangsaan (TWK) yang berujung pemecatan 51 pegawai KPK banyak disorot banyak pihak, tak terkecuali mantan penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua. Menurutnya, penyusun TWK yang menjadi syarat alih status pegawai KPK menjadi PNS itu tak memahami soal dasar-dasar negara.
Dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, pernyataan itu disampaikan Abdullah Hehamahua menanggapi soal beredarnya sejumlah pertanyaan TWK yang membahas soal kepercayaan, status perkawinan hingga perihal hijab bagi pegawai KPK wanita.
“Kalau soal wawasan kebangsaan, soal jilbab dan seterusnya, orang yang buat soal ini saya yakin tidak paham Pancasila, tidak paham UUD 1945,” kata dalam webinar yang digelar Youtube Bang Edy Channel. Dia pun lanjut menyindir jika pembuat TWK itu tak lulus pelajaran soal Pancasila saat masih kuliah.
“Saya yakin waktu kuliah tidak lulus Pancasila,” imbuhnya.
Abdullah menilai persoalan hijab telah tertuang dalam sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tak hanya itu, dalam Pasal 29 ayat 1 UUD 1945, negara wajib menjaminb setiap warga negara memeluk agama dan melaksanakan ajaran agamanya.
“Jadi kalau perempuan pakai jilbab itu perintah UUD 1945,” tuturnya.
Sebelumnya, persoalan pertanyaan janggal sempat dibahas penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang merupakan salah satu pegawai KPK yang diberhentikan akibat tak lolos TWK.
Dalam kanal Youtube milik pewara senior Karni Ilyas, Novel membeberkan sejumlah pertanyaan janggal seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Baca Juga: Nama 51 Pegawai Dipecat Belum Diumumkan, DPR Minta KPK Transparan
Berita Terkait
-
Ferdinand Hutahaean ke Novel: Arahan Presiden Itu Normatif, Bukan Mutlak!
-
Daftar Nama 51 Pegawai Dipecat Belum Diumumkan, DPR Minta KPK Transparan
-
51 Pegawai Dipecat, ICW Sebut Ada Kelompok yang Besekongkol dengan Pimpinan KPK
-
Mau Gandeng NU dan Muhammadiyah soal TWK, Moeldoko: Bangsa Ini Kadang Hilang Akal Sehat
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik