Suara.com - Seorang bocah di India viral setelah melayangkan aksi protes langsung ke Perdana Menteri Narendra Modi melalui sebuah video karena diberi banyak tugas saat dari kelas onlinenya.
Sejak sekolah-sekolah di lembah Kashmir ditutup karena Covid-19, banyak siswa yang beralih ke kelas online untuk melanjutkan pendidikan mereka.
Mahiruh, menyadur Gulf News, Rabu (2/6/2021) menyatakan keprihatinannya tentang tekanan pelajaran online pada anak-anak seusianya.
Pihak berwenang di Kashmir sangat terkejut atas protes bocah berusia enam tahun tersebut dan memberi waktu 48 jam kepada administrasi pendidikan sekolah untuk mengubah aturannya.
Di video yang ia buat, Mahiruh bertanya-tanya mengapa anak-anak seusianya diberi begitu banyak pekerjaan rumah saat kelas onloni.
"Pekerjaan sebanyak ini harus diberikan kepada anak-anak yang lebih besar. Bukan anak berusia enam tahun seperti saya." ujar Mahiruh di videonya.
Di video tersebut, ia juga menyampaikan harapan kepada Perdana Menteri dalam bahasa Hindi dan kemudian dia merinci harinya yang panjang.
Dia mengaku terus disibukkan dengan kelas online dari pukul 10 pagi hingga 2 siang. Dia mengambil Kursus Bahasa Inggris, Urdu, Matematika, EVS, dan Komputer.
"Mengapa mereka memberikan begitu banyak pekerjaan kepada anak-anak kecil, Modi saab?" keluhnya kepada PM Modi dengan wajah polosnya.
Baca Juga: Waseem Rizvi Hapus 26 Ayat Al Quran, Minta Dimasukan ke Kurikulum Pendidikan
Banyak orang membagikan video itu di Twitter setelah viral, termasuk Jammu dan Letnan Gubernur Kashmir (LG) Manoj Sinha.
Sinha berkata, "Telah meminta departemen pendidikan sekolah untuk mengeluarkan kebijakan dalam waktu 48 jam untuk mengurangi tugas sekolah pada anak-anak sekolah,".
"Kepolosan masa kecil adalah anugerah dari Tuhan, dan hari-hari mereka harus hidup, penuh suka cita dan kebahagiaan," lanjutnya.
Menurut laporan Indian Express, pada hari Selasa, administrasi UT memutuskan bahwa kelas online untuk Kelas 1 hingga 8 akan diadakan tidak lebih dari 90 menit dalam dua sesi. Untuk kelas senior, Kelas 9 hingga 12, kelas online akan dibatasi hingga tiga jam.
Video itu viral di Twitter, banyak warganet yang memuji kecerdasan gadis muda itu lebih unggul daripada banyak orang dewasa.
Mahiruh adalah putri dari Irrfan Ahmed Bhatt, seorang manajer perusahaan konstruksi di Srinagar, dan Rukshar, seorang ibu rumah tangga. Dia saat ini duduk di kelas satu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
Terkini
-
Viral SPBU Dijaga Ketat Polisi: Kendaraan Mati Pajak Dilarang Isi BBM!
-
Senggol Terus Ijazah Jokowi dan Gibran, Apa Latar Belakang Pendidikan Roy Suryo?
-
Titiek Soeharto Angkat Bicara Soal Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode: Ada Apa?
-
Aksi Hari Tani Bubar: DPR Kabulkan Tuntutan, Lembaga Agraria Langsung di Bawah Presiden?
-
Ratusan Siswa Cipongkor Tumbang Keracunan MBG, Gejala Mual, Sesak Napas, Hingga Kejang-kejang
-
Ditemui Utusan Istana, Serikat Petani Indonesia Sampaikan 6 Tuntutan Reforma Agraria
-
'Turunkan Menteri, Bukan Aparat' KPA Desak Perubahan Total Penanganan Konflik Agraria di DPR
-
Muncul Desakan KPK Segera Tetapkan Tersangka Kasus Kuota Haji, Begini Reaksi Cak Imin
-
Beda Kasus Ijazah Jokowi vs Gibran: Bapak-Anak Terus Disentil Geng Roy Suryo dan Dokter Tifa
-
Baru Terserap 22 Persen, FSGI Desak Anggaran MBG Dialihkan untuk Kesejahteraan Guru