Suara.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat sedikitnya 189 tenaga kesehatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terpapar Covid-19. Manajemen rumah sakit harus diperbaiki.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan mereka terpapar karena banyak rumah sakit di Kudus yang belum sepenuhnya menerapkan standar kekarantinaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pasien Covid-19.
"Banyak tenaga kesehatan di sana yang menderita Covid-19 yaitu 189 orang dan rumah sakit yang belum menerapkan secara tegas zonasi merah kuning dan hijau, triase pasien Covid-19 dan non-covid, serta keluarga pasien," kata Wiku dalam jumpa pers virtual, Jumat (4/6/2021).
Satgas melihat ada beberapa pasien yang dirawat di IGD dengan status reaktif Covid-19 via test antigen masih didampingi oleh sanak keluarga.
Padahal pasien tersebut seharusnya sudah diisolasi dan tidak boleh dijenguk atau didampingi oleh siapapun, kecuali hanya tenaga kesehatan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
"Masih ada pasien covid-19 di rumah sakit yang didampingi keluarga, keluar masuk rumah sakit tanpa skrining, pemda Kudus harus segera mengkonversi tempat tidur lain jadi tempat tidur pasien Covid-19," ucap Wiku.
Kasus Melonjak
Sebelumnya Wiku menyebut telah terjadi peningkatan kasus positif 30 kali lipat dari 26 kasus menjadi 129 kasus dalam sepekan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pasca libur Idul Fitri 1442 Hijriah.
Hal ini menyebabkan kasus aktif di kudus meroket menjadi 1.280 kasus atau 21,41 persen dari total kasus positifnya.
Baca Juga: Evaluasi Penanganan Covid-19 di Sleman, Sekda: Komunikasi Semua Lini Kita Perbaiki
Lonjakan kasus ini juga membuat angkat keterisian tempat tidur ruang isolasi di rumah sakit rujukan di Kudus penuh hingga 91,67 persen, dan ICU penuh 92,86 persen.
Menurut Satgas, lonjakan kasus di Kudus terjadi akibat ziarah makam dan tradisi masyarakat kupatan usai lebaran yang berkerumun tanpa menaati protokol kesehatan dengan baik.
Berita Terkait
-
Update Jumat 4 Juni: Tambah 6.486, Pasien Covid-19 RI Kini Tembus 1.843.612 Orang
-
Zona Merah Corona Naik jadi 13 Daerah, Pulau Sumatera Paling Tertinggi
-
Evaluasi Penanganan Covid-19 di Sleman, Sekda: Komunikasi Semua Lini Kita Perbaiki
-
Satgas Covid-19 Buleleng Bali Dampingi Warga Pancasari yang Gatal-gatal Usai Divaksin
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Diduga Gelapkan Uang Ganti Rugi Rp5,9 M, Lurah Rawa Burung Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
-
Kementerian P2MI Paparkan Kemajuan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di Hadapan Komite PBB
-
Penyakit Mulai Hantui Pengungsi Banjir Sumatra, Kemenkes Diminta Gerak Cepat
-
Soal DPR Lakukan Transformasi, Puan Maharani: Ini Niat Baik, Tapi Perlu Waktu, Tak Bisa Cepat
-
BGN Larang Ada Pemecatan Relawan di Dapur MBG Meski Jumlah Penerima Manfaat Berkurang
-
KPK Akui Sedang Lakukan Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi di PT LEN Industri
-
KPK Periksa Lagi Bos Maktour Usai Penyidik Pulang dari Arab, Jadi Kunci Skandal Kuota Haji
-
Buntut Kayu Gelondongan di Banjir Sumatra, Puan Bicara Peluang Revisi UU Kehutanan
-
Polda Riau Kirim Bantuan Gelombang Keempat, 3.459 Alat Kerja Dikerahkan ke Aceh dan Sumbar
-
Arogansi Opang Stasiun Duri: Viral Pukuli Ojol, 2 Pelaku Diciduk Meski Korban Hilang