Suara.com - Berakhir sudah taring kekuasaan Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel selama nyaris 14 tahun berkuasa. Ia pun menasbihkan diri sebagai tokoh terlama menjadi orang nomor satu di Tanah Judea.
Saking lamanya menjabat perdana menteri, pria yang disebut-sebut sebenarnya tak sengaja terjun ke dunia politik itu dijuluki 'Raja Bibi' karena kepiawaiannya merebut dan mempertahankan posisi nomor satu di Israel.
Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Pepatah itu kini menghampiri Benjamin. Pemimpin Partai Likud itu selalu gagal dalam empat pemilihan yang tidak menghasilkan suara mayoritas, hingga akhirnya Israel memiliki pemerintahan baru.
Disadur dari VOA Indonesia, koalisi delapan partai dari sayap kiri dan kanan untuk pertama kalinya termasuk sebuah partai Arab sepakat membentuk pemerintahan baru. Pembentukan pemerintahan baru itu disetujui dengan suara 60 banding 59 di parlemen.
Pemerintahan baru itu menunjuk Naftali Bennet sebagai menjadi Perdana Menteri baru Israel menggantikan sang Raja Bibi.
Naftali Bennet berasal partai sayap kanan, Yamina akan menjabat selama dua tahun, diikuti oleh Yair Lapid yang berhaluan tengah.
Sejumlah perayaan dengan kemeriahan dengan guyuran buih dan konfeti warna-warni berlangsung di jalan-jalan Tel Aviv pada Minggu malam setelah Benjamin Netanyahu secara resmi mengundurkan diri. Banyak warga telah berdemonstrasi menentang Netanyahu selama berbulan-bulan dan menyaksikan kekalahannya sebagai sebuah kemenangan.
Sebelumnya di parlemen Israel, Perdana Menteri baru Naftali Bennet, berulang kali dicemooh dan beberapa anggota Knesset garis keras diusir dari ruangan.
Bennet berusia 49 tahun, anak dari orang tua dari AS dan menjadi perdana menteri Israel pertama yang taat beragama. Dengan sabar, ia menunggu hingga ejekan itu mereda sebelum melanjutkan pidato perdananya.
Baca Juga: Siapa Naftali Bennett, Pengganti Benjamin Netanyahu?
Bennet menyatakan bahwa ia akan menjadi Perdana Menteri bagi semua warga Israel, termasuk mereka yang tidak memilih dirinya sekaligus berjanji untuk membuka babak baru dengan warga Arab Israel.
Koalisi Bennet terbentuk dari delapan partai termasuk sebuah partai Arab, Ra'am untuk pertama kalinya dalam sejarah pemerintahan Israel. Warga keturunan Arab mencakup 20 persen dari penduduk Israel yang mengungkapkan bahwa mereka selalu mengalami diskriminasi.
Pakar ilmu politik Guy Ben Porat menguraikan bahwa memasukkan sebuah partai Arab dalam pemerintahan Israel itu penting. “Kita mempunyai sebuah partai Arab dalam pemerintahan dan memperoleh legitimasi, walau sesaat, juga oleh sayap kanan Likud. Jadi, ini menunjukkan perubahan pada masa mendatang, di mana warga keturunan Arab termasuk mitra yang setara dalam kehidupan politik Israel.”
Ketika gilirannya tiba untuk berbicara, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan tajam menyerang Bennet sebagai pembohong dan berjanji untuk segera kembali berkuasa.
Netanyahu mengemukakan berbagai perayaan di Iran, menyiratkan bahwa Bennet tidak akan dapat menghentikan Iran untuk menjadi kekuatan nuklir. Ia juga menegaskan akan bekerja siang dan malam untuk menyingkirkan pemerintahan Bennet yang dikatakan berhaluan kiri. Dia menambahkan pemerintahan baru Israel itu akan jatuh lebih cepat dari perkiraan banyak orang.
Palestina menyatakan tidak mengharapkan banyak perubahan dalam kebijakan Israel di bawah Perdana Menteri yang baru. (Sumber: VOA Indonesia)
Berita Terkait
-
Siapa Naftali Bennett, Pengganti Benjamin Netanyahu?
-
Naftali Bennett, Bos Startup yang Jadi Perdana Menteri Israel
-
Benjamin Netanyahu Berakhir, Israel Dipimpin Perdana Menteri Naftali Bennett
-
Segel Surat Tertua di Israel Ditemukan, Berusia 7 Ribu Tahun
-
Parlemen Israel Setujui Pemerintahan Baru, Era Netanyahu selama 12 Tahun Berakhir
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
PAN Setuju Pilkada Lewat DPRD, Tapi Ada Syaratnya
-
Mendagri Serukan Percepatan Pembersihan Sisa Banjir dan Pembangunan Hunian Tetap di Aceh Tamiang
-
Pakar: PP Terbit Perkuat Perpol 10/2025, Jamin Kepastian Hukum
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?