Suara.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, memprediksi Indonesia tengah memasuki masa kritis pandemi Covid-19. Terlebih akibat virus yang terus bermutasi lebih cepat.
Dicky mengatakan masyarakat tidak perlu terkejut melihat lonjakan kasus beberapa hari ini, sebab inilah hasil yang harus dituai jika protokol kesehatan dan pembatasan banyak dilanggar selama libur panjang lebaran kemarin.
"Bom waktu ini akan meledak, sejak Januari sudah saya jelaskan dalam 3-6 bulan ke depan Indonesia akan mencapai puncaknya, dan akhir Juni ini kita akan mengalami akumulasi dari serangkaian banyak proses penularan yang mayoritas tidak terselesaikan di Indonesia ini," kata Dicky saat dihubungi Suara.com, Selasa (14/6/2021).
Bahkan, Dicky menyebut Indonesia bisa saja mengalami hal buruk seperti India, sebab varian baru Covid-19 terbukti mempercepat penularan di sejumlah daerah.
"Indonesia memang punya potensi seperti India, dalam artian ledakan kasus dengan banyak korban karena masih banyak orang yang mengabaikan pembatasan ini," ucapnya.
Untuk mengatasi ini, penguatan 3T; testing, tracing, dan treatment harus dilakukan oleh pemerintah, tidak perlu takut kasus positif di daerahnya menjadi banyak karena testing yang masif karena akan lebih berbahaya jika tidak terdeteksi.
Namun, jika kasus terus meroket, pemerintah disarankan mengambil langkah tegas dengan lockdown untuk membatasi ruang gerak manusia dan melakukan penanganan pandemi.
"Kita harus siap 3 strategi, pertama tetap penguatan 3T, kedua vaksinasi, dan ketiga ya harus lockdown, tiga kombinasi ini relatif efektif dalam mengendalikan varian delta yang kemungkinan di Juli ini lah terlihat dampak lebih seriusnya," pungkas Dicky.
Secara kumulatif, pandemi COVID-19 telah menginfeksi 1.919.547 orang Indonesia, kini masih terdapat 115.197 kasus aktif, 1.751.234 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 53.116 jiwa meninggal dunia.
Baca Juga: Begini Kondisi Pasien COVID-19 Klaster Bangkalan yang Terpapar Mutasi Virus Delta India
Berita Terkait
-
Rakit Bom Modal Youtube, Pria Ini Minta Tolong Polisi untuk Menjinakkannya
-
Covid-19 Varian Delta Lebih Cepat Menyebar, Masyarakat Perlu Perketat Prokes
-
Begini Kondisi Pasien COVID-19 Klaster Bangkalan yang Terpapar Mutasi Virus Delta India
-
3 Varian Baru Virus COVID-19 Masuk Jakarta, Delta, Beta dan Alfa
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
Terkini
-
Jakarta Kebakaran Lagi, 10 Warung di Kalideres Ludes Terbakar
-
Pemprov Aceh Surati PBB Minta Bantuan, Komisi II DPR: Tak Usah Diperdebatkan
-
Terungkap, Ada Nama Kakak Najwa Shihab di Grup Mas Menteri Core Team Nadiem Makarim
-
Gubsu Bobby Nasution: Pemerintah Pusat Sangat Membantu Pemulihan Pascabencana
-
Pemprov Aceh Minta Bantuan PBB, Nasir Djamil: Bukan Berarti Pusat Tak Sanggup, Ini Misi Kemanusiaan
-
Kuasa Hukum Kerry Sebut Tak Ada Dakwaan Soal Pengoplosan BBM di Kasus Pertamina
-
Cirebon Dipilih Jadi Titik Strategis Siaga SPKLU PLN Saat Nataru
-
Jaksa Bongkar 3 Nama Titipan Walkot Semarang untuk Nadiem di Kasus Pengadaan Chromebook
-
Jangan ke MA, Mahfud MD Dorong Presiden Ambil Alih Pembatalan Perpol Jabatan Sipil Polri
-
Proyek Chromebook Diduga Jadi Bancakan, 3 Terdakwa Didakwa Bobol Duit Negara Rp2,18 Triliun