Suara.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Nurul Ghufron mengaku dicecar Komnas HAM terkait isu Taliban di lembaganya.
Dirinya memenuhi panggilan Komnas HAM sebagai utusan KPK terkait dugaan kejanggalan penonaktifan 75 pegawainya, karena tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
“Komnas HAM salah satunya mempertanyakan itu (Taliban) bagaimana tentang isu Taliban,” kata Ghufron kepada wartawan seusai diperiksa Komnas HAM, Kamis (17/6/2021).
Mendapat pertanyaan itu, Ghufron mengaku mengetahui isu tersebut, namun tidak mengetahui orang yang dimaksud sebagai Taliban.
“Dan saya sampaikan sejak kami seleksi pimpinan sampai masuk, memang isu itu terngiang di telinga kami. Dan karena saya sampaikan kami mendengarnya, tapi kami tidak memiliki data langsung siapa-siapa itu (orang yang dimaksud),” kata Ghufron.
Selain dicecar isu Taliban, dia juga mengaku ditanyakan tentang kabar penargetan 75 orang yang ingin didepak dari KPK lewat TWK.
“Jadi sekali lagi, sepanjang sepengetahuan saya semuanya berjalan secara objektif, bahkan sampai kepada perjuangan KPK untuk kemudian memperjuangkan dari 75 dan akhirnya menjadi 51, itu juga semuanya berbasis indikator kriteria, tidak berbasis nama-nama,” jelas Ghufron.
“Sehingga sebagaimana disampaikan terdahulu, ada 3 klaster, hijau, kuning, merah. Hijau ada 7, kuning adanya 6, merah ada 9. Yang kami perjuangkan akhirnya membuahkan dicabutnya indikator hijau sebanyak 7 indikator, 6 indikator kuning dicabut juga, 1 indikator di indikator yang merah. Sehingga tersisa hanya 8 kriteria yang di merah,” sambungnya.
Terpisah, Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan saat dicecar pihaknya, ada sejumlah pertanyaan yang tidak bisa dijawab Ghufron.
Baca Juga: Lewat Rekaman Video, Komnas HAM Klaim Temukan Titik Terang Kasus TWK KPK
Kata Anam pertanyaan tersebut seperti Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) mengapa tidak lakukan secara tertulis. Kemudian mengapa TWK dimasukkan menjadi salah satu syarat peralihan 75 pegawai KPK menjadi Aparatus Sipil Negara (ASN).
“Dan Pak Nurul Ghufron ini juga tidak bisa jawab karena KPK tidak tahu, katanya itu lininya Badan Kepegawaian Negara (BKN),” ujar Anam.
Selain itu ada juga pertanyaan lainnya yang tidak bisa dijawab Ghufron.
“Pengambilan kebijakan di level besar yang itu kami telusuri apakah ini wilayah kolektif kolegial atau tidak? Dan ternyata dia (Ghufron) jawab tidak tahu,” ujar Anam.
Berita Terkait
-
Lewat Rekaman Video, Komnas HAM Klaim Temukan Titik Terang Kasus TWK KPK
-
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Tak Tahu Soal TWK Pilih Alquran atau Pancasila
-
Komnas HAM Dapat Temuan Baru Soal TWK, Ada Perbedaan Pernyataan antara KPK dan BKN
-
Rugikan Banyak Orang Jika Mangkir, Komnas HAM Beri Kesempatan Firli hingga Akhir Bulan
-
Dipanggil Soal Polemik TWK, Komisioner KPK Nurul Ghufron Dicecar Komnas HAM Selama 5 Jam
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Krisis Komunikasi Kasus Arya Daru: Ketika Bahasa Teknis Polisi Gagal Menjawab Keingintahuan Keluarga
-
Pakar UGM: Drama Tumbler Viral Jadi Cerminan Lemahnya Prosedur Layanan Publik
-
Momen Mensos Santap Menu MBG Langsung dari Dapurnya, Begini Reaksinya
-
KPK Soal Pembebasan Ira Puspadewi Cs: Secepatnya Ya
-
Belum Terima BLTS? PT Pos Indonesia Pastikan Surat Pemberitahuan Masih Terus Didistribusikan
-
Survei Tingkat Kepercayaan ke Lembaga Negara: BGN Masuk Tiga Besar, DPR-Parpol di Posisi Buncit
-
Darurat Banjir-Longsor Sumut, Bobby Nasution Fokus Evakuasi dan Buka Akses Jalur Logistik yang Putus
-
KPK Panggil Kakak Hary Tanoe dalam Kasus Bansos Hari Ini
-
Survei Terbaru Populi Center Sebut 81,7 Persen Publik Yakin Prabowo-Gibran Bawa Indonesia Lebih Baik
-
Heartventure Dompet Dhuafa Sapa Masyarakat Sumut, Salurkan Bantuan ke Samosir-Berastagi