Suara.com - Tim Naval Medical University di Shanghai membuat percobaan yang memungkinkan kehamilan pada tikus jantan. Tak sampai di situ, mereka juga melanjutkannya agar tikus itu bisa melahirkan.
Menyadur The Sun Jumat (18/06), ada empat langkah mengerikan yang akan dilalui hewan pengerat ini. Pertama, tikus jantan dan betina akan digabungkan dengan cara menempelkan kulit.
Langkah kedua adalah transplantasi rahim dari tikus betina ke tikus jantan yang dilanjutkan dengan menanam embrio tikus jantan. Tahap selanjutnya adalah kehamilan di mana embrio dibiarkan berkembang selama 21,5 hari.
Setelah dirasa cukup, ilmuwan kemudian melakukan operasi caesar yang akan dilanjutkan dengan melakukan operasi pemisahan kembali pada masing-masing tikus.
Semua hewan jantan bertahan hidup hingga tiga bulan setelah operasi. Penelitian menunjukkan tikus yang lahir dari percobaan itu terus hidup hingga dewasa dan tidak menderita masalah kesehatan apa pun.
Namun, mereka juga menemukan beberapa janin mati abnormal, yang memiliki morfologi dan warna berbeda dibandingkan dengan janin normal atau menunjukkan atrofi atau pembengkakan plasenta.
"Untuk pertama kalinya, model hewan mamalia dari kehamilan jantan dibuat oleh kami. Penelitian kami mengungkapkan kemungkinan perkembangan embrio normal pada hewan mamalia jantan, dan mungkin memiliki dampak besar pada penelitian biologi reproduksi."
Senior Science Policy PETA, Emily McIvor menggambarkan penelitian itu sebagai hal yang keji dan mengkritik penelitian itu dengan mengatakan hewan tidak boleh diperlakukan sebagai 'benda sekali pakai'.
"Dalam penelitian keji ini, setelah dikebiri dan disambungkan secara paksa ke tikus betina, tikus jantan dipotong kemudian ditanamkan rahim dan embrio."
Baca Juga: Waduh! Percobaan Bunuh Diri Anak Perempuan Meningkat Saat Pandemi
"Eksperimen mengejutkan ini semata-mata didorong oleh rasa ingin tahu dan tidak melakukan apa pun untuk memajukan pemahaman kita tentang sistem reproduksi manusia.
"Hewan layak dihormati dan dibiarkan damai, tidak dibiakkan di laboratorium, bereksperimen, dan diperlakukan seperti benda sekali pakai."
"Penggabungan dengan cara pembedahan pada dua tikus - yang mengalami mutilasi dan penderitaan berkepanjangan - tidak etis dan dalam ranah Frankenscience."
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line
-
Divonis 16 Tahun! Eks Dirut Asabri Siapkan PK, Singgung Kekeliruan Hakim
-
Eks Dirut PGN Ditahan KPK! Terima Suap SGD 500 Ribu, Sempat Beri 'Uang Perkenalan'
-
Ikutilah PLN Journalist Awards 2025, Apresiasi Bagi Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
-
Soal Arahan Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Gus Yasin: PPP Selalu Sejalan dengan Pemerintah