Suara.com - Seorang warga di Kota dengan penduduk mayoritas Muslim di Sri Lanka dipaksa berlutut oleh tentara setelah dianggap melanggar aturan lockdown.
Menyadur The Hindu Senin (21/6/2021) insiden tersebut terungkap setelah sebuah foto yang memperlihatkan sekelompok orang dipaksa berlutut kepada militer Sri Lanka.
Deretan pria yang berlutut di depan tentara tersebut dilaporkan melanggar penguncian Sri Lanka saat ini dan mendapat hukuman dari anggota militernya.
Tentara Sri Lanka, bersama dengan para profesional kesehatan, memimpin respons pandemi Covid-19 di negara itu, meskipun mendapat kritik dari berbagai pihak.
Panglima Angkatan Darat Jenderal Shavendra Silva menjadi kepala 'Pusat Operasi Nasional Pencegahan Wabah Covid-19'.
Insiden tersebut terjadi pada hari Sabtu (19/6) telah meningkatkan ketakutan warga di Eravur, sebuah kota mayoritas Muslim di distrik Batticaloa timur.
Mohammed Ismail Marzook, seorang warga Eravur yang menjadi salah satu pria di foto itu, mengungkapkan jika ia hanya membeli obat namun berakhir "dipukuli dan dipermalukan".
"Saya baru saja pergi dengan sepeda untuk membeli obat diabetes saya di apotek lokal kami, dan sedikit beras di dekatnya. Saya bahkan menunjukkan kotak berisi pil saya, tetapi tentara memaksa saya untuk berlutut di sana bersama dengan beberapa orang lain, dengan tangan terangkat," katanya kepada The Hindu.
"Saya menjelaskan kepada mereka di Sinhala bahwa saya seorang pasien, dan bahwa saya keluar hanya untuk membeli obat-obatan, yang diperbolehkan. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, dan terus memukuli saya, seperti mereka akan menggembala ternak," katanya.
Baca Juga: Pegawai Biologi LIPI WFH Mulai Hari ini, Virus COVID-19 Varian India Ditemukan di Karawang
Shanakiyan Rasamanickam, anggota parlemen Batticaloa mengatakan insiden itu menunjukkan bahwa itu adalah "satu negara dua undang-undang untuk pemerintah ini."
Pihak Angkatan Darat Sri Lanka langsung mengeluarkan pernyataan sehari setelah kejadian tersebut viral di media sosial.
Angkatan Darat mengatakan "segera mencopot" personel dari tugas,"setelah dugaan perilaku yang tidak pantas dari beberapa personel militer" di Eravur.
Angkatan Darat juga mengatakan jika pihaknya sudah memulai investigasi awal dan menjanjikan "tindakan paling keras".
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh