Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti tingginya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Persoalan tersebut pun menjadi perhatian serius yang kini harus ditangani.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi dalam sambutan peresmian Munas Kadin VIII di Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Rabu (30/6/2021)
"Dalam minggu-minggu terakhir ini ada lonjakan yang sangat tinggi di dalam penyebaran Covid-19 di negara Indonesia," ujarnya.
Lantaran itu, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini pun mulai mencari persoalan serupa yang terjadi di negara lain. Dia mencontohkan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di India. Ketika itu kasus Covid-19 di India di tahun 2020, pernah di angka 50 ribu kasus aktif per hari dan sempat turun di angka 9 ribu kasus aktif per hari.
Namun kata Jokowi, di awal Februari 2021 kasus aktif Covid-19 di India melonjak drastis menjadi 370 ribu per hari dan saat ini sudah turun di angka 50 ribu per hari.
"Kita tahu yang lonjakan eksponensial beberapa bulan lalu adalah India. India pernah di 2020 berada di angka 50 ribu kasus aktif per hari, kemudian turun 9 ribu perhari dan di akhir awal Februari naik eksponensial dari 9 ribu menjadi 370 ribu per hari lompatan yang sangat eksponensial sekali dan saat ini sudah turun anjlok lagi menjadi 50 ribu kasus per hari," katanya.
Mantan Wali Kota Solo ini pun mengaku belajar dari India untuk menangani lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia. Bahkan, dia sendiri menelpon Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.
"Kita belajar dari sana, tanya Pak Menkes bulan Januari, telepon Menkes India. Saya juga telepon Perdana Menteri India Narendra Modi. Kenapa bisa kejadian seperti itu? Dua tiga hari, satu hari sama, di negara lain juga sama. Di UK, Inggris, sebetulnya sudah turun, kemudian melompat lagi. Australia lockdown kenaikan yang sangat tinggi," katanya.
Lebih lanjut, dia menyebut kasus aktif di Indonesia pada awal Januari yakni meningkat menjadi 176 ribu kasus. Melihat tinggi kasusnya aktif di Januari, dia menelpon PM Modi untuk belajar mengenai penanganan lonjakan kasus Covid-19.
Baca Juga: Jokowi: Lonjakan Kasus Covid-19 Pengaruhi Indeks Kepercayaan Konsumen
"Coba kita lihat perkembangan kasus aktif di Indonesia. Kita saat Januari kita telpon India, kita belajar dari sana," katanya.
Sehingga di pertengahan Mei sempat turun menjadi 87 ribu kasus dalam kurun waktu empat bulan.
"Pada saat itu kasus kita awal Februari awal Januari, kasus kita juga naik sampai 176 ribu kasus (aktif). 176 ribu kasus (aktif). Pernah turun, di Mei pertengahan, 18 Mei saya ingat, sudah turun menjadi 87 ribu kasus (aktif). Sudah turun dalam empat bulan. Pelan pelan pelan turun sampai 87 ribu," ucap Jokowi.
Meski begitu, kasus kembali melonjak pasca liburan, libur lebaran dan adanya mutasi varian baru. Sehingga kasus aktif hari ini meningkat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu.
"Inilah yang saya sampaikan, kita harus hati-hati, kita harus tetap waspada, kita tidak boleh lengah. Harian ini terus kita pelajari. Karena kita tidak bisa bekerja makronya saja, tetapi detail mikronya juga harus tahu. Angka-angkanya juga harus tahu. Posisi di mana bergeraknya juga harus kita ikuti," ucap Jokowi.
Karena itu, dia mengajak seluruh pihak untuk berhati-hati, tidak lengah dan waspada terhadap penanganan Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram