Suara.com - Presiden Turki, Tayyip Erdogan pada Senin (19/7/2021) mengirim ultimatum kepada Taliban untuk berhenti menduduki Afghanistan. Ia juga tidak menanggapi serius ancaman Taliban terkait keberadaan pasukan Turki di Afghanistan.
Ultimatum itu disampaikan Erdogan terkait rencana Turki untuk menjaga dan mengoperasikan bandara di Kabul, Ibu Kota Afghanistan setelah militer Amerika Serikat dan NATO mundur dari negara itu tahun ini.
Rencana itu ditentang keras oleh Taliban, yang menilai bahwa keberadaan pasukan Turki di Kabul adalah sama saja dengan pendudukan atas Afghanistan.
"Taliban harus mengentikan pendudukan atas tanah saudara-saudara mereka dan menunjukkan kepada dunia bahwa perdamaian berlaku di Afghanistan," kata Erdogan sebelum melaksanakan kunjungan ke Siprus bagian utara.
Erdogan juga mengatakan bahwa sebagai muslim, perilaku Taliban terhadap sesama muslim di Afghanistan, tidak mencerminkan cara-cara yang Islami.
Bandara Kabul
Turki sendiri berkali-kali menekankan bahwa bandara Kabul harus tetap beroperasi untuk menjamin misi-misi diplomatik di Afghanistan.
Saat ini Ankara dan Washington sedang dalam pembicaraan terkait sokongan finansial, politik, dan logistik untuk pasukan Turki yang akan bertugas di bandara Kabul.
Taliban di sisi lain menentang keras rencana Turki tersebut. Mereka menilai keberadaan pasukan Turki sama saja dengan pendudukan atas Afghanistan.
Baca Juga: Tak Hanya Tarik Pasukan, AS Juga akan Evakuasi Ribuan Warga Afghanistan
"Jika pejabat Turki tidak mempertimbangkan kembali keputusan mereka dan terus menduduki negara kami, maka Emirat Islam akan berhadapan dengan mereka," kata Taliban dalam pernyataan resminya.
Erdogan menanggapi santai ancaman Taliban itu. Ia mengatakan Turki dan Taliban akan menggelar pertemuan untuk membahasnya.
"Insyaallah, kami akan melihat seperti apa pembicaraan dengan Taliban nanti dan ke arah pembicaraan itu akan bermuara," kata Erdogan.
Ia menambahkan, "Dalam pernyataan Taliban, tidak ada frase 'Kami tak menginginkan Turki.'"
Amerika mundur
Taliban memimpin Afghanistan dari 1996 sampai 2001, ketika Amerika Serikat memporak-porandakan kekuasaan mereka lewat operasi militer besar-besaran usai serangan terhadap menara kembar WTC di New York oleh kelompok yang disokong gembong teroris Osama bin Laden.
Berita Terkait
-
5 Fakta Gempa Afghanistan Magnitudo 6: Jalan Putus, Lebih 250 Orang Tewas!
-
Peluru Taliban yang Menyalakan Perjuangan Malala untuk Pendidikan
-
Taliban Promosikan Pariwisata Afghanistan dengan Parodi 'Nyentrik': Berani Coba?
-
Netanyahu Curhat RS Israel Dirudal Iran, Erdogan: Kalian Mengebom 35 RS Gaza Palestina!
-
Dilarang Sekolah, Bocah Perempuan Afghanistan Dipaksa Jadi Penenun Karpet
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Link Resmi Template Brave Pink Hero Green Lovable App, Tren Ubah Foto Jadi Pink Hijau
- Penuhi Tuntutan Demonstran, Ketua DPRA Setuju Aceh Pisah dari Indonesia
- Presiden Prabowo Tunjuk AHY sebagai Wakilnya ke China, Gibran ke Mana?
Pilihan
-
Mees Hilgers Main Lagi, Pelatih FC Twente Resmi Dipecat!
-
Mees Hilgers Tiba-tiba Kembali Masuk Starting XI FC Twente, Kok Bisa?
-
Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Taiwan, Trisula Baru Debut?
-
Maulid Nabi Muhammad SAW: Amalkan 3 Doa Ini, Raih Syafaat Rasulullah di Hari Spesial
-
Video Ibu Jilbab Pink Maki-maki Prabowo dan Minta Anies Jadi Presiden: Deepfake?
Terkini
-
Heboh, Kalimat 'Semoga Prabowo Cepat Meninggal' Terdengar di Siaran TV Korea
-
Rangkul Tokoh Publik, Puan Maharani Minta Maaf! DPR Janji Transformasi Usai Gelombang Protes
-
Kini Jadi Tersangka, Nadiem Makarim Dicap Sebagai Menteri Pendidikan Paling Buruk Sepanjang Sejarah
-
Bakar Ban saat Demo Berujung Petaka, Mahasiswa PMII Terbakar Selepas Massa Bakar Ban
-
Daftar Sanksi Ini Dijatuhkan kepada Bripka Rohmat, Sopir Kendaraan Taktis yang Tewaskan Affan
-
Aksi Kamisan Mengenang 21 Tahun Kepergian Munir, Tuntutan Keadilan Tak Pernah Padam
-
Nadiem Makarim Tersangka Ganda? KPK Siap Susul Kejagung dalam Kasus Google Cloud?
-
Pesan Prabowo yang Mampu Redam Kericuhan Banjir Pujian dari Golkar
-
Aksi Kamisan di Istana Negara Pasca-Demo Besar
-
Video Lawas Deddy Sitorus jadi Bahan Politisasi, Ini Kata Analis