Suara.com - Bendera Afghanistan kini dicap sebagai simbol perlawanan. Sebagai gantinya, Taliban menggunakan bendera mereka sebagai 'identitas baru' Afghanistan, meski belum sepenuhnya diresmikan.
Menyadur France 24 Selasa (24/08), sejak menduduki kota Kabul seminggu yang lalu, spanduk putih militan Islam itu telah menjadi pemandangan umum di seluruh negeri.
Taliban menggantikan bendera tiga warna nasional di atas gedung-gedung pemerintah, kantor polisi dan fasilitas militer sebagai cara cepat mencap otoritas mereka.
Tersebar kabar bahwa orang-orang dikecam, bahkan dihukum karena mengibarkan bendera lama, namun belum ada pernyataan resmi dari Taliban tentang hal ini.
Sementara itu disepanjang jalan di kota Kabul, bendera putih milik Taliban dengan nama baru 'Emirat Islam Afghanistan' dijual dengan luas.
Salah satu penjualnya, Ahmad Shakib yang merupakan mahasiswa ekonomi mengatakan tujuan utamanya berjualan adalah mengganti dengan cepat bendera Afghanistan dengan yang baru.
Kini, bendera lama telah menjadi semacam simbol pembangkangan bagi banyak orang, yang menonjol dalam protes kecil yang diadakan dalam beberapa hari terakhir.
Pada hari kemerdekaan Afghanistan pekan lalu, sekelompok orang mengibarkan bendera nasional di Kabul dan beberapa daerah pinggiran kota untuk merayakannya – terkadang di depan patroli Taliban.
Sehari sebelumnya, pejuang Taliban menembakkan senjata untuk membubarkan puluhan orang di kota timur Jalalabad yang memprotes penghapusan bendera nasional, menurut media setempat.
Baca Juga: Polri Diminta Tumpas Gerakan Pendukung Taliban di Indonesia, Ini Alasannya
"Hati saya di sini untuk bendera ini... Saya tidak akan pernah meninggalkan bendera ini," kata seorang warga Jalalabad.
"Bunuh kami, tembak kami... Kami tidak akan pernah meninggalkan bendera ini."
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Lebih 'Merdeka' di Balai Kota, Pramono Anung Blak-blakan: Jujur, Enak Jadi Gubernur
-
Fraksi Partai Nasdem Dukung Pilkada Lewat DPRD: Sesuai Konstitusi dan Pancasila
-
DPR Desak KPK Jelaskan Penghentian Penyelidikan Kasus Aswad Sulaiman Secara Transparan
-
Hadapi Tantangan Geografis, Pendidikan dan Kesejahteraan Anak di Maluku Utara Jadi Fokus
-
AMAN Catat Konflik 202 Ribu Hektare Wilayah Adat Bengkulu Sepanjang 2025
-
Harapan Publik Tinggi, KPK Tegaskan Penghentian Kasus Aswad Sulaiman Berbasis Alat Bukti
-
Rentetan Kecelakaan Kerja di Galangan PT ASL Shipyard Kembali Terjadi, Polisi Turun Tangan
-
Viral Sekelompok Orang Diduga Berzikir di Candi Prambanan, Pengelola Buka Suara
-
Bahlil Lahadalia Jamu Cak Imin dan Zulhas Hingga Dasco di Kediamannya, Bahas Apa?
-
Tak Bisa Beli Roti Gegara Cuma Punya Uang Tunai: Kenapa Toko Lebih Suka Cashless?