Suara.com - Amerika Serikat membatalkan rencana menggunakan pangkalan militer luar negeri terbesarnya di Korsel dan Jepang guna menampung pengungsi Afganistan.
Demikian ungkap dua orang sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada kantor berita Reuters.
Salah satu sumber tersebut mengatakan bahwa pejabat AS "tampaknya telah menemukan lokasi penampungan sementara yang lebih baik," kata sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya karena sensitivitas masalah tersebut.
Negara itu juga memutuskan untuk menghapus Korsel dan Jepang daftar lokasi penampungan sementara bagi pengungsi Afganistan, antara lain karena masalah logistik dan geografis.
Lebih lanjut, sumber tersebut mengatakan bahwa ketika Amerika Serikat pertama kali melontarkan ide itu, pemerintah Korea Selatan telah meresponsnya secara positif.
Departemen Luar Negeri AS tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar terkait pembatalan ini.
Sebelumnya, Korea Selatan bekerja sama dengan Amerika Serikat telah mengevakuasi sekitar 400 warga Afganistan yang selama ini bekerja sama dengan pasukan asal Korsel.
Warga Afganistan tersebut telah dibawa ke Seoul, kata sumber tersebut. Sebagian besar warga Afganistan tersebut antara lain bekerja sebagai tenaga medis, insinyur, dan penerjemah.
Mereka telah membantu pasukan Korea Selatan yang ditempatkan di Afganistan antara tahun 2001 dan 2014, atau ambil bagian dalam misi rekonstruksi yang berjalan sejak 2010 hingga 2014.
Baca Juga: Gelombang Penungsi Afganistan Dikhawatirkan Picu Reaksi Populis Kanan
"Meskipun ada penolakan dari dalam negeri untuk menerima pengungsi, orang-orang ini telah membantu kita dan itu harus dilakukan mengingat keprihatinan kemanusiaan dan kepercayaan dari komunitas internasional," kata salah satu sumber.
Batas waktu kian dekat, relokasi pengungsi batal ke Korsel Sebelumnya, rencana untuk membawa para pengungsi Afganistan ini ke Seoul penuh dengan ketidakpastian mengingat gejolak situasi di Kabul dan ribuan orang yang berebut untuk bisa masuk ke bandara.
Setelah Taliban mengambil alih ibu kota Afganistan pada 15 Agustus, ribuan warga memutuskan untuk melarikan diri ke luar negeri antara lain lewat jalur udara.
Amerika Serikat dan sekutunya berpacu untuk menyelesaikan proses evakuasi semua orang asing dan warga Afganistan yang dinilai rentan sebelum berakhirnya batas waktu yang disepakati dengan Taliban pada 31 Agustus.
Sementara Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, pada Selasa (24/08) mengatakan pihak Sekutu Barat tidak akan bisa menerbangkan setiap warga Afganistan yang membutuhkan perlindungan keluar dari Kabul sebelum batas waktu penarikan 31 Agustus.
Bahkan jika (evakuasi) berlangsung hingga 31 Agustus atau bahkan beberapa hari lebih lama, itu tidak akan cukup untuk memungkinkan AS atau Jerman untuk menerbangkan mereka yang rencananya akan mereka terbangkan, ujar Maas kepada televisi Jerman, Bild TV.
Berita Terkait
-
Gelombang Penungsi Afganistan Dikhawatirkan Picu Reaksi Populis Kanan
-
Kalah Perang, Shinto, hingga Astro Boy: Obsesi Jepang kepada Robot
-
Poppy Land, Berapa Produksi Opium yang Dikuasai Taliban di Afganistan?
-
Ratu Soraya, Pemimpin Afganistan yang Junjung Tinggi Hak Kaum Perempuan
-
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Terdampak Pengetatan Stimulus Bank Sentral AS
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Rocky Gerung: Program Makan Bergizi Gratis Berubah Jadi Racun karena Korupsi
-
Keputusan 731/2025 Dibatalkan, PKB: KPU Over Klasifikasi Dokumen Capres
-
Bantah Makam Arya Daru Diacak-acak Orang Tak Dikenal, Polisi: Itu Amblas Faktor Alam!
-
Menkes Budi Tegaskan Peran Kemenkes Awasi Keamanan Program Makan Bergizi Gratis
-
Terungkap! Ini Rincian 'Tarif Sunat' Dana Hibah yang Bikin Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi Kaya
-
Demi Buktikan Bukan Pembunuhan, Polisi akan 'Buka-bukaan' 20 CCTV ke Keluarga Arya Daru
-
'Mari Bergandeng Tangan': Disahkan Negara, Mardiono Serukan 'Gencatan Senjata' di PPP
-
Fakta Mengejutkan 'Bjorka KW': Bukan Ahli IT dan Tak Lulus SMK, Belajar Retas Otodidak dari Medsos
-
Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, DPR Sebut Konstruksi Bangunan Tak Ideal
-
Viral di MRT, Lansia 73 Tahun Ini Ditangkap dan Punya 23 Kasus Kriminal