Suara.com - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank pada Rabu sore ditutup melemah. Pelaku pasar saat ini tengah menanti petunjuk soal pengetatan stimulus atau tapering oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).
Rupiah ditutup melemah lima poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.398 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.393 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah hari ini hanya lebih ke teknikal. Tidak ada berita negatif dari domestik. Begitu halnya juga dengan dolar AS yang masih tertekan menjelang Jackson Hole," kata Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong, Rabu (25/8/2021).
Investor tengah mencermati agenda di simposium Jackson Hole Federal Reserve, yang berlangsung dari 26 hingga 28 Agustus. Perhatian tertuju pada kepastian dari jadwal pengurangan aset dan kenaikan suku bunga The Fed.
Dengan jumlah kasus yang semakin menyebar secara global, pejabat The Fed dapat menunda memulai pengurangan aset yang saat ini menjadi perhatian dari pelaku pasar.
Dari faktor internal, jumlah kasus harian COVID-19 pada Selasa (24/8) kembali meningkat setelah sehari sebelumnya sempat menyentuh di bawah 10.000 kasus.
Kasus harian COVID-19 bertambah 19.106 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,01 juta kasus pada Selasa (24/8/2021).
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 1.038 kasus sehingga totalnya mencapai 128.252 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 35.082 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,61 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 273.750 kasus.
Baca Juga: Eropa Diterjang Covid Gelombang Ketiga, Rupiah Terimbas Melemah
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.405 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.395 per dolar AS hingga Rp14.413 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.408 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.391 per dolar AS. Antara
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Harapan Buruh pada Menkeu Purbaya: Jangan Naikkan Cukai Rokok!
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman