Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau program vaksinasi di SMAN 1 Beber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (30/8/2021). Vaksinasi massal yang digelar oleh BIN kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini diikuti sekitar 2.000 pelajar dan santri.
"Kurang lebih 2.000 pelajar dan santri yang saya lihat tadi sudah berjalan dengan baik, ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengharapkan dengan vaksinasi massal tersebut, dapat memberikan perlindungan kepada pelajar dan para santri yang akan memulai sekolah tatap muka pada awal September.
"(Vaksinasi) ini memberikan perlindungan, memberikan proteksi kepada pelajar dan para santri untuk mempersiapkan rencana pembelajaran tatap muka yang Insya Allah akan dimulai nanti awal September atau Minggu Depan," ucap dia.
Jokowi menuturkan, pihaknya sudah memerintahkan Kemenkes hingga Pemda agar vaksinasi dilakukan secara masif. Sehingga kata Jokowi, penularan covid-19 dapat ditekan.
"Saya juga sudah perintahkan agar kegiatan vaksinasi bagi pelajar dan santri ini dilakukan secara besar-besaran, masif terutama di daerah-daerah yang tingkat penyebaran covidnya, tingkat penularan covidnya tinggi. Sehingga kita harapkan penularan covid utamanya varian Delta bisa kita kendalikan," tutur Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menanyakan kepada pelajar yang ingin sekolah tatap muka. Serentak para pelajar menunjuk tangannya.
"Angkat tangan yang pengen belajar tatap muka. Ternyata semuanya ingin segera pembelajaran tatap muka," kata Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi mengingatkan kepada pelajar untuk tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.
Baca Juga: Mayoritas Anak Belum Divaksin Covid-19, Peneliti TII Minta PTM Digelar Secara Hati-hati
"Ayo kita semuanya pakai masker dan cepat-cepat kita semuanya ayo menuju ke vaksinasi, minta vaksinasi, segera divaksin," katanya.
Berita Terkait
-
Gubernur Ganjar Sebut Pelaksanaan PTM di Jateng Sudah Baik
-
Jadi Syarat Boleh atau Tidak Ikut PTM Jakarta, Banyak Ortu Murid Tak Tahu Aplikasi CLM
-
Mayoritas Anak Belum Divaksin Covid-19, Peneliti TII Minta PTM Digelar Secara Hati-hati
-
Nekat Tak Bermasker saat Keluar Rumah, 29 Warga Cengkareng Disuruh Sapu Jalan
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Melihat 'Kampung Zombie' Cililitan Diterjang Banjir, Warga Sudah Tak Asing: Kayak Air Lewat Saja
-
Jakarta Dikepung Banjir: 16 RT Terendam, Pela Mampang Paling Parah Hingga 80 cm
-
Program SMK Go Global Dinilai Bisa Tekan Pengangguran, P2MI: Target 500 Ribu Penempatan
-
21 Tahun Terganjal! Eva Sundari Soroti 'Gangguan' DPR pada Pengesahan RUU PPRT: Aneh!
-
110 Anak Direkrut Teroris Lewat Medsos dan Game, Densus 88 Ungkap Fakta Baru
-
Jejak Hitam Eks Sekretaris MA Nurhadi: Cuci Uang Rp308 M, Beli Vila-Kebun Sawit Atas Nama Orang Lain
-
Jaksa KPK Ungkap Pertarungan Gengsi dengan Penasihat Hukum di Kasus Hasto Kristiyanto
-
Sebut Indonesia Darurat Bullying, Puan Siapkan Panggilan Menteri dan Tim Psikolog
-
Pembahasan KUHAP Diperkarakan ke MKD, Puan Sebut DPR Sudah Libatkan Banyak Pihak: Prosesnya Panjang
-
Adies Kadir Mulai Aktif Lagi, Puan Bilang DPR Tak Perlu 'Woro-woro'