Suara.com - Para pemimpin komunitas di Kimberley, Australia Barat, berupaya mencegah penyebaran hoaks tentang bagaimana suntikan vaksin COVID-19 berisi roh jahat Lucifer.
Beberapa pengkhotbah asal Amerika sering menyebarkan email dan video yang memperingatkan bahwa vaksin COVID-19 adalah bentuk kejahatan dan merupakan wujud perbuatan Iblis.
Pesan ini dengan mudah telah masuk ke dalam komunitas Kristen di pedalaman Australia Barat.
Seiring dengan rendahnya angka vaksinasi di kalangan suku asli Australia di Australia Barat, penyebaran hoaks radikal berbasis agama menjadi sangat berbahaya bagi komunitas Aborigin.
Data dari Departemen Kesehatan Federal menunjukkan kurang dari 10 persen penduduk asli Australia di wilayah Kimberley dan Pilbara Australia, Barat telah mendapat dua dosis vaksin.
Petugas kesehatan veteran suku Aborigin Kathy Watson mengatakan orang-orang yang menyebarkan informasi palsu tentang vaksinasi COVID-19 dan hubungannya dengan iblis adalah orang "gila".
"Mereka bilang kalau kita disuntik, kita punya iblis dalam diri kita," katanya.
"Memangnya mereka bisa masuk melalui jarum ke pembuluh darah? Ada apa dengan jalan pikiran mereka?"
Kathy adalah salah satu warga yang sudah menerima vaksin COVID-19 dan menganjurkan semua orang untuk melakukan hal yang sama.
Baca Juga: Perwakilan NTB Keluhkan Keterhambatan Vaksin dari Jakarta, Jokowi: Nanti Saya Prioritaskan
"Saya mendengar orang-orang di luar negeri banyak yang meninggal dalam jumlah ratusan dan ribuan," katanya.
"Ya Tuhan, saya harap itu tidak terjadi di Kimberley, karena kalau sampai iya, selesai sudah."
Kitab suci tidak melarang vaksin
Bulan lalu, para ahli kesehatan di Australia Barat bagian utara meminta agar para pemimpin gereja setempat meminta mereka untuk mensukseskan program vaksinasi.
Pastor Peter Basell dari Victory Life Church di Broome mendorong jemaatnya untuk mempertanyakan informasi berbasis agama apa pun yang beredar di masyarakat.
Ia mengatakan bahwa pandangan yang paling "ekstrem" sebenarnya adalah berita bohong.
Menurutnya, Tuhan tidak pernah berkata buruk tentang pengobatan atau vaksinasi.
Berita Terkait
-
Perwakilan NTB Keluhkan Keterhambatan Vaksin dari Jakarta, Jokowi: Nanti Saya Prioritaskan
-
Syarat STRP dan Surat Tugas Resmi Dihapus, Masyarakat Wajib Gunakan PeduliLindungi
-
Peneliti: Vaksinasi Lengkap Bisa Cegah Long Covid-19
-
Tinjau Vaksinasi untuk Pelajar di Ponorogo, Presiden Jokowi Berharap Ini
-
Peserta Vaksin Covid-19 Komplain Ditolak Puskesmas, Begini Penjelasan Dinkes Sleman
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
Terkini
-
Waka BGN: Tidak Ada Paksaan Anak Libur Ambil MBG di Sekolah
-
10 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan, Belajar dari Tragedi Maut di Tol Krapyak
-
Arief Rosyid Dukung Penuh Bahlil: Era Senior Atur Golkar Sudah Berakhir
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
BNI Salurkan Bantuan Pendidikan dan Trauma Healing bagi Anak-Anak Terdampak Bencana di Aceh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?