Suara.com - Pandemi Covid-19 di Indonesia membuat perekonomian sejumlah masyarkat sulit, termasuk manusia silver. Orang yang mengais rezeki dengan cara mengecat dirinya dengan warna silver ini kerap membawa kotak dan menghampiri orang-orang dengan harapan ada yang memberikan uang atau bantuan lain.
Tamara (55), kerap berada di perempatan Gaplek, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten dengan harapan ada warga yang mamu memberikan sedikit rezekinya. Ia memilih menjadi manusia silver karena tidak ada pekerjaan lain.
Pekerjaan itu dipilih perempuan yang akrab disapa omah karena tidak membutuhkan KTP sebagai identitas diri. Kekinian dia berharap ada bantuan datang dari pemerintah.
“Sebenarnya jujur saya sudah dapat tanda dari mimpi, tapi saya yakin akan datang kebaikan itu buat saya. Setelah bangun tidur itu saya berdoa kepada tuhan ‘mimpi ini akan kenyataan’ karena saya tahu saya kuat dan tabah,” kata Tamara di persimpangan Gaplek pada Sabtu (11/9/2021).
Mimpi tersebut dijadikan petanda bagi dirinya segera mendapat bantuan. Menurutnya hanya doa yang bisa ia panjatkan untuk mendapatkan pertolongan.
"Hanya ada kabar bantuan saja. Saya hanya bisa membalas dengan doa, semoga panjang umur terima kasih," tutur Tamara.
Bantuan apapun akan membantunya menerangi kehidupan yang sekarang. Terlebih ia harus mengeluarkan uang untuk biaya kontrakan dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Wanita berusia 55 tahun tersebut tidak henti untuk selalu terbuka kepada sesama dan beranggapan, siapapun dapat menjadi saudara.
Lebih lanjut, ia menyebut tak akan kecewa jika tidak dapat bantuan dari pemerintah, atau Kemensos.
"Misalnya bantuan enggak akan datang, saya enggak akan kecewa kami senang untuk mewawancara. Kita bersaudara, tapi memang kalau itu bukan rezeki saya namun saya yakin akan datang rezekinya nanti," lanjut Tamara.
Baca Juga: General Motors: Kelangkaan Chip Hantam Industri Otomotif Semakin Dalam
Kucing-kucingan
Menjadi manusia silver kata dia, harus siap kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP. Sebab, keberadaan mereka di jalanan membuat sebagian orang resah.
Lari gegara dikejar petugas sudah menjadi makanan setiap harinya. Itu dilakukan agar mereka tidak diciduk petugas.
"Kalau ada Satpol PP yang nyari-nyari kita tuh, kita pada lari terus ngumpet biar enggak dibawa," jelas Tamara.
Terkait vaksinasi yang gencar dilakukan pemerintah, Tamara dan rekan-rekanya belum menerima suntikan vaksin untuk mencegah penularan virus corona tersebut.
Tamara mengklaim sejumlah dokumen termasuk e-KTP hilang. Mengingat salah satu syarat untuk vaksinasi adalah membawa e-KTP.
"Saya enggak bisa ikut vaksin, ya gimana mau ikut vaksin. Kan harus ada KTP. Nah KTP saya saja ilang kok terus mau buat lagi harus ada persyaratan dokumen yang ribet," paparnya. (Raihan Hanani)
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal