Suara.com - Anggota Tim Advokasi Laporan Warga di LaporCovid-19 Firdaus Ferdiansyah menyinggung pemerintah yang kerap mengumbar data pribadi warga, entah itu karena lemahnya keamanan ataupun ada unsur kesengajaan.
Namun di sisi lain, pemerintah malah menutupi data yang semestinya bersifat terbuka atau transparan.
Terhitung ada beberapa kasus serupa yang terjadi sejak 2020, di mana data pribadi warga yang seharusnya bersifat rahasia malah bisa diakses mudah. Saking lemahnya keamanan, data pribadi warga pun kerap dicuri peretas dan diperjualbelikan.
"Kalau kita lihat satu tahun ke belakang mengenai lemahnya perangkat digital kita sekaligus kebocoran data kita itu memang sudah berulang kali terjadi, baik itu yang kemudian disebabkan oleh hacker atau memang kelalaian pemerintah," kata Firdaus dalam Diskusi Publik Keamanan Data Surveilans Digital untuk Kesehatan Masyarakat secara virtual, Rabu (15/9/2021).
Dia kemudian menyinggung sikap pemerintah yang kerap membiarkan kejadian tersebut berulang. Namun pada saat bersamaan, pemerintah malah menutupi data-data yang semestinya transparan terkait penanganan Covid-19.
Semisal saja, katanya, data testing Covid-19 yang dilakukan per kota atau per kabupaten. Kemudian data anggaran atau serapan dana vaksin hingga pengadaan lainnya.
"Pelaporan KIPI vaksin yang sampai sekarang belum ada evaluasi maupun upaya untuk membuka data-data itu tadi," ujarnya.
Kebocaran Data Warga Terus Berulang
Firdaus kemudian memngingat kembali untuk menilik pada 29 Maret 2020, saat itu ribuan data warga penerima bantuan sosial Covid-19 di Kota Tegal ternyata dibuka oleh pemerintah daerah setempat. Ia meyakini kalau kasus semacam itu juga terjadi di pemerintah daerah lainnya.
Baca Juga: Kebocoran Data Warga Marak Terjadi Diyakini karena Ulah Pemda Sendiri
Keyakinan Firdaus pun terbukti dengan kasus serupa terjadi pada 15 Juli 2020, ribuan data penerima paket bantuan sosial Covid-19 Kota Tangerang Selatan Tahun 2020 dibuka juga oleh pemda setempat.
Firdaus mengungkapkan, jika akhir-akhir ini juga menerima laporan warga soal adanya kejadian di salah satu daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel). Diduga ada pihak yang membuka hasil tes Covid-19 beserta nama, alamat hingga nomor induk kependudukan (NIK) dari pasiennya.
"Sebenarnya cukup berbahaya kalau misalkan di lingkungan atau di kondisi sekitar kita tidak mendukung atau bisa jadi terjadi adanya diskriminasi terhadap pasien," ujarnya.
Selain karena kelalaian dari pemerintah daerah, kebocoran data juga disebabkan lemahnya keamanan yang diterapkan pemerintah.
Seperti yang terjadi pada 20 Mei 2020, yakni sebanyak 230 ribu database pasien Covid-19 bocor dan diperjualbelikan di forum internet.
Akibat lemahnya keamanan, data pasien Covid-19 tersebut menjadi korban karena diperjualbelikan di forum internet.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Prabowo Pertahankan Kapolri usai Ramai Desakan Mundur, Begini Kata Analis
-
Icang, Korban Congkel Mata di Bogor Meninggal Dunia
-
Gibran Dikritik Habis: Sibuk Bagi Sembako, Padahal Aksi Demonstrasi Memanas
-
Wajib Skrining BPJS Kesehatan Mulai September 2025, Ini Tujuan dan Caranya
-
Muktamar PPP Bursa Caketum Memanas: Husnan Bey Fananie Deklarasi, Gus Idror Konsolidasi Internal
-
Viral Poster Kekesalan WNI di Sydney Marathon: 'Larilah DPR, Lari dari Tanggung Jawab!'
-
Viral PHK Massal Gudang Garam di Tuban, Isak Tangis Karyawan Pecah dan Soroti Kondisi Dunia Kerja
-
Bukan Saya, Anggota PSI Klarifikasi Usai Wajahnya Mirip Driver Ojol yang Dipanggil Wapres Gibran
-
Bukan Kader PSI, Inilah Driver Ojol Asli yang Bertemu Gibran di Istana Wapres
-
Terungkap Video Ibu Jilbab Pink yang Viral Bukan AI, Keluarga: Jangan Terprovokasi