Suara.com - Lebih dari 100 warga negara dan penduduk tetap Amerika Serikat, yang dievakuasi dari Afghanistan ke Abu Dhabi dengan sebuah pesawat sewaan, dijadwalkan berangkat ke AS pada Kamis (30/9/2021).
Para pejabat AS pada Rabu (29/9) berupaya menyelesaikan pemeriksaan keakuratan daftar para penumpang pesawat carter tersebut, kata Departemen Luar Negeri AS.
Sebelumnya, sejumlah pihak pengatur penerbangan mengatakan pemerintah AS tidak memenuhi hak pesawat itu untuk mendarat.
"Staf kedutaan kami di UAE bekerja siang dan malam untuk memastikan keakuratan daftar penumpang, juga bekerja sama dengan DHS/Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan di lapangan guna memastikan bahwa para penumpang sudah diperiksa dan latar belakang mereka sudah diteliti sebelum mereka diizinkan memasuki Amerika Serikat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri.
"Kami berharap para penumpang meneruskan perjalanan besok pagi," kata juru bicara itu.
Bryan Stern, pendiri kelompok nirlaba Project Dynamo yang menyewa pesawat itu untuk keluar Kabul, mengatakan pada Selasa (28/9) malam bahwa Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan menolak hak pesawat tersebut untuk mendarat di Amerika Serikat.
Dalam wawancara pada Rabu, Stern mengatakan DHS mengidentifikasi ada satu orang di antara orang-orang yang dievakuasi itu yang "bermasalah".
DHS telah menyampaikan temuannya itu kepada otoritas bandara Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (UAE), ujar Stern.
Namun, ia tidak tahu sepenuhnya apakah temuan itu merupakan faktor yang membuat pesawat itu mendarat.
Baca Juga: Peringatan Keras Taliban ke AS: Jangan Berani Terbangkan Drone ke Afghanistan
"DHS menghubungi bandara tersebut dan mengatakan, 'Orang yang ini tidak boleh terbang'. Mereka memberi tahu saya nama orang yang dimaksud. Kami ke sana dan menemukan orang tersebut. Kami katakan kepadanya bahwa dia tidak bisa berangkat, dan mengeluarkannya dari daftar penumpang. Tapi saya tidak tahu apakah itu yang menjadi masalah," kata Stern.
DHS tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Kelompok Stern menyewa sebuah pesawat milik maskapai swasta Afghanistan Kam Air untuk menerbangkan 117 orang, termasuk 59 anak, ke bandara Abu Dhabi.
Di Abu Dhabi, Stern bersama orang-orang yang dievakuasi itu turun dari pesawat dan kemudian ditempatkan di sebuah ruangan dengan pergerakan terbatas, di bawah pengawasan personel kepolisian UAE.
"Kami semua dikunci di sini bersama-sama," kata Stern.
Stern mengatakan rombongannya dijadwalkan berangkat dengan penerbangan pada Kamis ke Chicago dan bahwa Departemen Luar Negeri "dengan ramah" sudah setuju untuk membayari mereka tiket pesawat.
Berita Terkait
-
Peringatan Keras Taliban ke AS: Jangan Berani Terbangkan Drone ke Afghanistan
-
Hakim Perempuan Afghanistan yang Bersembunyi dari Kejaran Taliban
-
Taliban Keluarkan Kebijakan yang Melarang Tukang Cukur di Provinsi Helmand
-
Sekitar 100 Warga AS Masih di Afghanistan, Bagaimana Nasibnya?
-
Takut Diserang, Pengguna Media Sosial di Afghanistan Hapus Profil
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Hindari Macet Malam Tahun Baru, 26 Kereta Api Berhenti di Stasiun Jatinegara
-
Mendagri Salurkan Bantuan untuk Warga Desa Geudumbak, Langkahan, Aceh Utara
-
Tukar 5 Kapibara Jantan, Ragunan Resmi Boyong Sepasang Watusi Bertanduk Bernama Jihan dan Yogi
-
Ini Daftar Rute Transjakarta yang Beroperasi Hingga Dini Hari Selama Malam Tahun Baru 2026
-
Refleksi Akhir Tahun Menag: Bukan Ajang Euforia, Saatnya Perkuat Empati dan Spirit Kebangsaan
-
Malam Tahun Baru di Jakarta, Dishub Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Ancol, Kota Tua, hingga TMII
-
Gubernur Banten: Tingkat Pengangguran Masih Tinggi, Penataan Ulang Pendidikan Vokasi Jadi Prioritas
-
Perayaaan Tahun Baru di SudirmanThamrin, Pemprov DKI Siapkan 36 Kantong Parkir untuk Warga
-
Kaleidoskop DPR 2025: Dari Revisi UU Hingga Polemik Gaji yang Tuai Protes Publik
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam