Suara.com - Perkawinan anak usia dini dinilai banyak memberikan dampak buruk, terutama bagi anak perempuan. Apalagi bagi perempuan pada usia 10 sampai 14 tahun, risiko kematian saat melahirkan lima kali lebih besar. Sebab, secara medis alat reproduksi mereka dianggap belum cukup matang untuk melakukan fungsinya.
Persoalan itu menjadi salah satu perhatian Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kemendagri, Tri Tito Karnavian. Menurut Tri, problem utama tentang pernikahan usia anak di Indonesia sangat kompleks. Berdasarkan data, Indonesia berada pada urutan ke-37 di dunia dalam hal persentase pernikahan usia anak. Sementara untuk tingkat ASEAN, Indonesia menempati urutan ke-2 terbesar setelah Kamboja.
“Tentunya melihat data ini sangat mengkhawatirkan,” kata Tri, dalam sambutannya yang dibacakan Sri Handayani selaku Tenaga Ahli Bidang Pendidikan & Pembinaan Karakter TP PKK Pusat secara virtual pada Webinar Obrolan Santai Kader Inspiratif PKK (Obras Kain PKK), Kamis (30/9/2021).
Tak hanya itu, akibat pernikahan dini banyak pula anak perempuan yang mengalami putus sekolah. Tentunya, fenomena ini juga akan berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Dengan tingginya (angka) anak putus sekolah, mempengaruhi rendahnya tingkat IPM,” tandasnya.
Untuk itu, Tri berharap, melalui kegiatan Obras Kain PKK tersebut akan dikupas secara tuntas persoalan pernikahan usia anak dan cara penanganannya. Dengan demikian, diharapkan para kader PKK dan masyarakat dapat mengetahui dan memahami dampak buruk pernikahan usia anak.
Tak lupa, dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum TP PKK Pusat juga berpesan agar masyarakat terus mematuhi setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Sementara itu, dalam Webinar Obras Kain PKK kali ini turut hadir Tenaga Profesional Lemhanas RI Ninik Rahayu sebagai narasumber. Ia menyampaikan materi tentang Konsep Negara Kesatuan dan Problem Bangsa Indonesia. Dalam paparannya, ia membahas seputar perkawinan dan perkawinan usia anak, serta bagaimana fakta perkawinan usia anak di Indonesia.
Ia juga menjabarkan gambaran atau peta besar permasalahan perkawinan usia anak. Kemudian, Ninik juga mengulas soal peluang pencegahan dan penanganan dalam permasalahan perkawinan usia anak tersebut.
Baca Juga: Kepala BPSDM Kemendagri Dorong Para ASN Tingkatkan Kapasitas Literasi Digital
Adapun tema Obras Kain PKK kali ini yaitu "Menjaga Indonesia dengan Mencegah dan Menangani Pernikahan Anak". Acara yang berlangsung secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting dan live streaming di kanal Youtube TP PKK Pusat ini, dipandu Meydy DS Malonda.
Forum tersebut diharapkan dapat menjadi wadah dalam menjalin silahturahmi, sarana diskusi dan bertukar pikiran antara para kader PKK tentang apa dan bagaimana Program kerja PKK, serta sebagai sumber informasi tentang hal-hal terkini yang dikupas secara santai, inspiratif, dan bermanfaat.
Dalam kesempatan itu, juga diinformasikan bahwa TP PKK Pusat melalui Pokja 4 mengadakan Lomba Vlog Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Tahun 2021 dengan tema: “Cegah Penyebaran Covid-19 dengan Protokol Kesehatan dan Vaksinasi”. Lomba Vlog ini dapat diikuti oleh pelajar SMP, SMA, mahasiswa, maupun kader PKK dan masyarakat umum. Adapun total hadiah yang disiapkan senilai Rp60.000.000,- dan diberikan e-sertifikat bagi semua peserta. Untuk Sahabat PKK atau masyarakat yang ingin mengetahui syarat dan ketentuan lebih lanjut dapat memfollow akun instagram @lombavlogpkkpokja4, @tppkkpusat dan @pokja4tppkkpusat.
Berita Terkait
-
Lawan Taiwan Shin Tae-yong Panggil 30 Pemain, Simak Siapa Saja!
-
Megawati Perintahkan Kepala Daerah PDIP Siapkan Jalur Evakuasi Bencana
-
Kepala BPSDM Kemendagri Dorong Para ASN Tingkatkan Kapasitas Literasi Digital
-
Mbah Min dan Unjuk Rasa PKI di Perkebunan Djengkol
-
Cari Pengganti Azis Syamsuddin, Golkar Gelar Rapat Pleno Malam Ini
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?
-
Tok! DPR Sahkan Prolegnas Prioritas 2026: Enam RUU Dicabut, RUU Penyadapan Masuk Daftar
-
Sentil Ulah Bupati Aceh Selatan Umrah Saat Bencana, Puan: Harusnya Kepala Daerah Punya Empati
-
Bencana Sumatra: Pengamat Sebut Menhut Terdahulu Perlu Diperiksa, Termasuk Zulhas
-
Habiburokhman: Polisi Harus Usut Soal Hasutan Aksi Rusuh Pakai Bahan Peledak 10 Desember
-
Gerindra Soal Wacana Pemecatan Bupati Aceh Selatan: Kita Serah ke DPRD
-
Mensos Akui Masih Ada Daerah Terisolasi di Sumatra, Tapi Pasokan Logistik Mulai Teratasi
-
Diduga Rencanakan Aksi Rusuh 10 Desember, 3 Pria Ditangkap Polisi, Salah Satunya Verdatius