Suara.com - Tagar #PercumaLaporPolisi mencuat ke permukaan, menjadi viral dan trending topik di media sosial, khususnya Twitter. Tagar itu muncul usai laporan projectmultatuli.org tentang pemerkosaan tiga orang anak di Luwu Timur, Sulawesi Selatan menarik perhatian publik luas.
Indonesia Police Watch (IPW) menilai, hal itu harus menjadi bahan evaluasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mewujudkan Polri Presisi. Sebab, penghentian kasus perkosaan terhadap tiga anak yang dilakukan ayahnya sendiri itu menciptakan isu berskala nasional yang dapat mencoreng institusi Polri.
"Tagar #PercumaLaporPolisi yang menjadi viral dan trending topik di Twitter belakangan ini, harus menjadi bahan evaluasi bagi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mewujudkan Polri Presisi," kata Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso dalam siaran persnya, Selasa (12/10/2021).
Selain itu, tagar#PercumaLaporPolisi, secara umum dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap korps baju coklat. Padahal, lanjut Sugeng, itu hanya terjadi dalam kasus di Polres Luwu, Polda Sulsel.
"Akibatnya, seperti kata peribahasa: karena nila setitik, rusak susu sebelanga," sambungnya.
Sugeng melanjutkan, pihaknya juga mengkhawatirkan kasus-kasus lain dalam penegakan hukum yang tidak profesional dilakukan pihak kepolisian dengan tajam ke bawah tumpul ke atas semakin bermunculan. Oleh sebab itu, sudah saatnya Kapolri bekerja keras melakukan bersih-bersih di satuan reserse.
"Kapolri Listyo Sigit harus melakukan jurus seperti yang pernah dilakukan oleh mantan Kapolri Bambang Hendarso Danuri (BHD) saat menghadapi kasus Gayus Tambunan. Saat itu beberapa anggota Polri terlibat," jelas Sugeng.
Bahan Pembelajaran
Sugeng menilai, mencuatnya tagar #PercumaLaporPolisi harus menjadi pembelajaran berharga bagi institusi Polri untuk melakukan pembenahan dan perubahan ke depan. Terutama di bidang reserse yang saat ini banyak dikeluhkan masyarakat.
Baca Juga: Masyarakat Kritik Polri Lewat Tagar PercumaLaporPolisi, KontraS Minta Jokowi Tegur Kapolri
"Sebab, dengan kemunculan #PercumaLaporPolisi, curhatan dari masyarakat akan semakin banyak, baik soal tebang pilih, kriminalisasi atau rekayasa kasus. Beberapa laporan polisi yang bermasalah juga diadukan ke IPW," ungkap dia.
Terhadap kasus perkosaan di Luwu Timur, Humas Polri telah menjelaskan bahwa kasus yang dihentikan tidak ada rekayasa. Kasus tersebut murni tidak cukup bukti sehingga harus dihentikan di tingkat penyelidikan oleh Polres Luwu Timur.
Hanya saja, desakan publik yang kuat membikin pihak kepolisian mengirimkan tim asistensi ke Polres Luwu Timur untuk menelaah kasusnya. Tidak hanya itu, Kapolres Luwu Timur AKBP Silvester Simamora telah menemui pelapor untuk kemungkinan membuka kembali kasusnya dengan alat bukti yang lengkap.
Sugeng menyatakan, bagian reserse di tubuh Polri memang kerap mendapatkan sorotan. Pasalnya, kerja penegakan hukum melalui penyelidikan dan penyidikan tersebut adalah proses tertutup.
Untuk itu, Sugeng berpendapat, ke depan harus ada ruang agar semua pihak dapat memiliki hak menyampaikan sikapnya dalam gelar perkara yang menghadirkan pihak-pihak yang berpekara. Hal ini, lanjut dia, sebagai penerapan prinsip transparansi dan berkeadilan.
"Namun, apapun yang dilakukan oleh Polri menghadapi tagar #PercumaLaporPolisi, IPW berharap Polri yang telah mengusung Konsep Polri Presisi harus transparan. Apakah ada kesalahan atau tidak dalam menangani kasus perkosaan tiga anak yang dilakukan oleh ayahnya. Pasalnya, masyarakat menunggu hasilnya," tutup dia.
Berita Terkait
-
Masyarakat Kritik Polri Lewat Tagar PercumaLaporPolisi, KontraS Minta Jokowi Tegur Kapolri
-
Tagar Percuma Lapor Polisi di Twitter, KontraS Ungkap Kasus-kasus yang Diabaikan Polisi
-
Viral #PercumaLaporPolisi, Potret Polisi di Warnet Ramai Disindir Warganet
-
Dugaan Pencabulan Anak di Luwu Timur Viral, Polda Sulsel Siap Buka Kembali Kasusnya
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan