Suara.com - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mendesak pengusaha AS mengeluarkan ultimatum kepada staf mereka: divaksinasi atau kehilangan pekerjaan.
Biden mengatakan ia akan segera mengeluarkan mandat yang mengharuskan semua petugas kesehatan divaksinasi, dan telah mendesak negara bagian untuk melakukan hal yang sama terhadap para guru.
Di Concord, New Hampshire, beberapa dari mereka yang turut dalam demonstrasi besar menentang kewajiban vaksinasi mengenakan seragam rumah sakit.
Baca juga:
- Kardinal Katolik enggan divaksinasi, dirawat di RS akibat Covid
- Mengapa masih ada orang yang menyangkal Covid?
- 'Tidak mau divaksin adalah kesalahan terbesar dalam hidupku' - penyesalan pasien Covid Inggris di rumah sakit
'Pencipta saya memberi saya sistem kekebalan yang melindungi saya'
Leah Cushaman rela kehilangan pekerjaannya sebagai perawat ketimbang harus divaksinasi.
"Keyakinan saya berdasar pada [keyakinan] agama. Saya meyakini pencipta saya memberi saya sistem kekebalan yang melindungi saya, dan jika saya sakit, itu adalah tindakan Tuhan.
"Saya tidak akan minum obat yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh," kata Cushman.
Ia menyangkal ada konflik antara keyakinan ini dan tanggung jawab pekerjaannya.
Cushman berpendapat bahwa vaksin Covid tetap "eksperimental", meskipun vaksin Pfizer mendapat persetujuan penuh dari Food and Drug Administration (FDA) di AS - yang berarti FDA menganggap bahwa vaksin itu aman dan efektif.
Baca Juga: Dinkes Tangerang Klaim Vaksinasi Dosis Pertama Sudah 85,2 Persen
Namun Cushman menegaskan bahwa ia tak menghendaki vaksin apapun.
Manajer yang memutuskan untuk memberlakukan mandat vaksinasi di rumah sakit mengatakan kebijakan tersebut bertujuan untuk membuat pasien merasa aman.
Tetapi Scott Colby, CEO Rumah Sakit Upper Connecticut Valley, mengakui bahwa ia telah kehilangan beberapa staf medis karena masalah mandat vaksin, di tengah periode lonjakan kasus akibat varian delta dan tumpukan prosedur kesehatan non-Covid.
Betapapun, manajer rumah sakit itu mengatakan kewajiban vaksinasi bagi staf rumah sakit masih merupakan keputusan yang tepat.
Sebagian karena penyakit serius terkait virus corona di antara staf - lebih mungkin terjadi bagi mereka yang tidak divaksinasi - adalah pengurasan sumber daya yang dapat dihindari.
Baca juga:
- Siapa Sarah Gilbert, pimpinan tim vaksin Covid-19 di Universitas Oxford?
- Cek fakta klaim seputar kehamilan dan keguguran karena vaksin Covid-19
- Apakah vaksin Covid bisa dijadikan pil?
Tapi Colby juga mengatakan ia menemukan beberapa staf yang menentang kewajiban vaksinasi tampaknya tidak memiliki dasar medis atau agama yang murni.
"Bukan hanya Covid. Ada vaksin lain yang harus diberikan pada karyawan, seperti vaksin MMR atau hepatitis. Jadi, mengatakan ini tidak politis akan menjadi tidak jujur," kata Colby.
Kembali pada unjuk rasa menentang kewajiban vaksinasi, Leah Cushman, yang selain menjadi perawat juga menjadi perwakilan Partai Republik di New Hampshire, menegaskan bahwa pendiriannya juga tentang kebebasan.
"Pemerintahan Biden menyasar hak kedaulatan kami. Kami profesional medis, tetapi kami masih membutuhkan kemampuan untuk memilih apa yang terjadi pada tubuh kami," katanya.
Beberapa perawat dalam demonstrasi merasa bahwa rumah sakit bermain politik, dan mengatakan jika kewajiban vaksinasi benar-benar demi kepercayaan pasien, tanggung jawab akan berada pada pengetesan mingguan daripada mewajibkan vaksinasi, mengingat bahwa mereka yang telah divaksin tetap dapat terpapar virus.
'Bertentangan dengan cara saya menjalani hidup'
Namun, bahkan pilihan pengetesan Covid secara reguler tidak dapat diterima oleh banyak orang Amerika yang menolak untuk divaksinasi.
Kahseim Outlaw baru saja kehilangan pekerjaannya di Wallingford, Connecticut, karena alasan itu.
Ia dinobatkan sebagai 'Guru Tahun Ini' di sekolah menengahnya tahun lalu, tetapi merasa kewajiban vaksinasi yang diperkenalkan oleh otoritas negara bagian adalah sesuatu yang tidak dapat ia patuhi.
"Saya tidak menggunakan bahan sintetis apa pun dalam hidup saya, apakah itu untuk tujuan pengobatan, suplemen atau makanan. Jadi ide untuk disuntik adalah sesuatu yang bertentangan dengan cara saya menjalani hidup saya," katanya.
Seperti semua guru di negara bagian, Outlaw ditawari alternatif tes mingguan tetapi mengatakan dia memandang itu sebagai "prosedur medis yang tidak perlu" yang tidak nyaman.
"Cara jiwa kita berbicara kepada kita, suara kecil yang memberi tahu kita ketika ada sesuatu yang sejalan atau tidak, suara itu memberi tahu saya bahwa saya perlu membuat keputusan khusus ini sekarang."
Satu hal yang ia katakan siap lakukan adalah tes antibodi untuk menunjukkan bahwa ia telah tertular Covid di masa lalu, seperti yang ia yakini, dan begitu juga kekebalan alami tubuh terhadap virus.
Ia mengaku bahwa tidak ada yang tahu berapa lama respon imun alami akan bertahan.
Tapi ini bukan pilihan yang ditawarkan kepadanya oleh atasannya.
Di kelas, Kahseim Outlaw tentu akan berkontak erat dengan siswanya, namun bagaimana dengan karyawan yang bekerja sepenuhnya dalam isolasi di rumah? Apakah atasan mereka memiliki hak untuk meminta mereka divaksinasi?
Kewajiban vaksin sebagai 'serangan pribadi'
Rob Segrin tinggal di dekat Gunung Monadnock di daerah terpencil di pedesaan New Hampshire.
Ia diberitahu bahwa ia akan kehilangan pekerjaanya di bidang teknologi informasi jika ia belum mendapatkan suntikan Covid pertamanya pada akhir bulan ini.
"Pekerjaan saya adalah 100% jarak jauh, jenis pekerjaan dari rumah untuk kontraktor federal. Saya tidak pernah pergi ke kantor, saya tidak pernah berinteraksi dengan orang-orang."
"Saya keberatan dengan vaksin karena menurut saya belum cukup waktu untuk mempelajarinya, tetapi saya melindungi keluarga saya dengan cara yang saya bisa," kata Segrin.
"Rasanya perintah 'lakukan ini atau Anda akan kehilangan pekerjaan' adalah serangan pribadi terhadap saya dan keluarga saya. Seperti mereka mengejar mata pencaharian saya," lanjutnya.
Segrin mengatakan bahwa diskusinya dengan atasan sejauh ini tidak membuahkan hasil dan seperti yang terjadi, ia akan kehilangan pekerjaannya, dan akibatnya asuransi kesehatan dan tunjangan kesehatan keluarganya juga.
Di seluruh AS, ada inkonsistensi besar dalam kebijakan publik yang berkaitan dengan vaksin, seperti halnya inkonsistensi di setiap kesempatan selama pandemi ini, dan negara bagian yang didominasi Partai Republik terus melawan mandat vaksin.
Tetapi ketika AS bergulat dengan argumen tentang kebebasan pribadi dan kesehatan masyarakat, angka-angka menunjukkan virus itu masih merenggut hampir 1.500 nyawa orang Amerika dalam sehari.
Berita Terkait
-
WHO Perbarui Strategi Vaksin Covid-19 Global, Singgung 27 Negara yang Belum Mulai Program Booster
-
Divaksin atau Tidak, Covid-19 Dapat Menginfeksi Ulang Semua Orang
-
Infeksi Covid-19 BA.4 dan BA.5 Pada Orang yang Belum Divaksinasi Berisiko Lahirkan Varian Baru Virus Corona
-
Kini, Masuk AS Tak Perlu Lagi Tes COVID-19
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum