Suara.com - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto turut mengkritik pengangkatan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ia berujar pelantikan Megawati yang notabenenya seorang ketua umum partai politik dikhawatirkan membuka politisasi di dunia riset nasional.
Mulyanto memandang sepanjang sejarah pembangunan riset di Indonesia, saat ini merupakan titik yang krusial dalam kaitannya dengan intervensi ideologi-politik di dunia riset dan inovasi. Hal ini tercermin dari ditunjuknya Megawati -- Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP)-- sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN.
"Dengan kondisi ini, menurut saya, terbuka lebar peluang politisasi riset. Apalagi Ketua Dewan Pengarah BRIN memiliki kewenangan yang lumayan besar, termasuk membentuk satuan tugas khusus," kata Mulyanto kepada wartawan dikutip Kamis (14/10/2021)
Wakil Ketua Fraksi PKS itu mengatakan, bahwa para ahli jauh sebelumnya sudah meminta Presiden Jokowi untuk meninjau ulang kebijakan menunjuk Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN. Permintaan para ahli tentu sebagai upaya mencegah potensi adanya politisasi riset di dalam BRIN.
Namun kekinian Jokowi diketahui tetap melantik Megawati. Karena hal itu, Mulyanto memandang bahwa pemerintah yang tidak mendengar masukan itu terlalu memaksakan diri.
"Ternyata Presiden Joko Widodo tidak memperhatikan masukan para ahli tersebut dan tetap melantik Ketua Dewan Pengarah BRIN dari Dewan Pengarah BPIP," kata Mulyanto.
Bisa Jadi Alat Politik
Guru Besar UIN Jakarta Azyumardi Azra mengkiritik langkah Presiden Jokowi melantik Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Megawati yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dinilai tidak tepat mengembat jabatan tersebut.
Selain Megawati, Azyumardi dalam akun Twitter pribadinya @Prof_Azyumardi sekaligus mengkritik pengangkatan anggota Dewan Pengarah BRIN. Ia mengatakan sehatusnya posisi ketua dan anggota Dewan Pengarah BRIN diisi oleh para ilmuwan atau peneliti terkemuka berkaliber internasional. Hal itu tentu aaja harus dilakukan jika memang BRIN benar-benar ingin serius dalam melalukan riset dan inovasi yang unggul.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ambil Sumpah Megawati Soekarnoputri Sebagai Dewan Pengarah Badan Riset
"Tidak pada tempatnya Ketua Dewan Pengarah BRIN ketum parpol yang tidak punya kepakaran soal riset dan inovasi--boleh jadi BRIN menjadi alat politik," kata Azyumardi dikutip Suara.com dengan izin dan konfirmasi dari Azyumardi, Rabu (13/10/2021).
Azyumardi mengatakan seharusnya Presiden Jokowi dapat belajar dari kasus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, di mana Ketua Dewan Pengarah BPIP juga dijabat ketua umum partai politik yang sama, yakni Megawati.
Akibat dari penunjukan ketum parpol sebagai ketua Dewan Pengarah, Azyumardi mengatakan bahwa BPIP kini menjadi partisan dan kehilangan kepercayaan publik. Ia memperkirakan ke depan BRIN juga bakal bernasib sama seperti BPIP.
"Saya kira sulit bersaing. Sementara LPNK (LIPI, BPPT, LAPAN, BATAN) sudah dilebur menjadi OR (organisasi riset) yang semua dipimpin PLT. Tidak cukup waktu sekitar 2 tahunan bagi Presiden Jokowi mengkonsolidasi BRIN menjadi legacy-nya yang baik--tidak berantakan seperti sekarang," tutur Azyumardi.
"Kekacauan yang diakibatkan BRIN merupakan malapetaka riset dan inovasi Indonesia bertahun-tahun sekarang dan ke depan," imbuh dia.
Berita Terkait
-
Dewan Pengarah BRIN Diharapkan Perkuat Inovasi di Indonesia
-
Megawati Jadi Ketua Dewan Pengarah, Nasib BRIN Diprediksi Sama seperti BPIP
-
Prof Emil Salim Dilantik Anggota BRIN yang Diketuai Megawati
-
Daftar Nama Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional 2021-2026
-
Presiden Jokowi Ambil Sumpah Megawati Soekarnoputri Sebagai Dewan Pengarah Badan Riset
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Cek Kesehatan Gratis Sudah Menjangkau Hampir 30 Juta Penerima Manfaat
-
Wamenkum Peringatkan DPR: Semua Tahanan Bisa Bebas Jika RUU KUHAP Tak Segera Disahkan
-
Ogah Batasi, Komdigi Klaim Tak Masalah Warga Punya Banyak Akun Medsos, Asalkan...
-
Ancaman Serius dari DPR, Distributor Pupuk Subsidi Bermasalah Siap-siap Dicabut Izin!
-
Kritik Pedas Rocky Gerung Respons Reshuffle Prabowo: Cuma 'Dikocok Ulang', Hasilnya Sama Saja
-
MK Tolak Gugatan Pilgub Papua, Begini Reaksi Golkar
-
Terkuak! Kejagung Ogah Kasih Keterangan Soal Pemeriksaan Anak Jusuf Hamka karena Ini
-
Sertijab ke KSP Baru M Qodari, AM Putranto Banjir Air Mata: Saya Tentara tapi Bisa Nangis juga
-
Diminta DPR Tambah Bansos Sembako, Menkeu Purbaya Langsung Sanggupi: APBN Cukup!
-
Terdakwa Tabrak Lari Dituntut Ringan, Anak Korban Ngamuk: Saya Bakal Kirim Surat ke Presiden Prabowo