Suara.com - Seorang anggota organisasi kemasyarakat yang diduga menghina orang Betawi disarankan untuk segera meminta maaf secara terbuka agar isunya tidak bergulir menjadi bola liar.
Beberapa legislator menyoroti kasus tersebut. Mereka khawatir akibat ucapan berbau SARA tersebut bisa memancing kegaduhan yang berakhir dengan perpecahan sesama anak bangsa.
Anggota DPR Abraham Lunggana (Haji Lulung) menyebut, "Aksi penghinaan terhadap suku Betawi yang dilakukan oleh seorang oknum anggota ormas inisial VN itu jelas-jelas menyulut permusuhan dan sangat berbahaya."
Dari sisi hukum, menurut anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth, ucapan berbau SARA yang disampaikan VN sudah terpenuhi untuk dibawa ke ranah hukum.
"Seharusnya tidak perlu berbicara seperti itu, omongan tersebut sudah tergolong perbuatan menghina dan rasisme, harus anda ketahui bahwa perbuatan anda tersebut telah memenuhi unsur Pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis," ujar Kenneth, Senin (18/10/2021).
"Pidana penjara selama lima tahun menunggu anda, kalau anda tidak secepatnya menyelesaikan permasalahan ini."
Hardiyanto menyebut Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, "Jadi tidak elok jika menghina suku apapun, terlebih lebih Betawi."
Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa (sensus BPS tahun 2010), katanya dan dia menegaskan menghina suku bangsa bertentangan dengan sila ketiga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Jika memang tidak nyaman dengan keadaan, ya jangan menghina dan mencaci maki dengan mengeluarkan kata-kata kotor seperti itu."
Baca Juga: Bisakah Haji Lulung Selamatkan PPP?
"Dengan adanya pertikaian akan membuat tali persaudaraan antar suku bahkan agama menjadi pecah."
Dia kembali mengingatkan kepada anggota ormas, "Anda seharusnya segera meminta maaf kepada warga Betawi supaya masalah ini selesai dan tidak berkepanjangan."
Menurut Hardiyanto Indonesia merupakan negara demokrasi dan menganut asas musyawarah serta gotong royong.
"Jika anda ingin tinggal di Indonesia jangan rasis, Negara ini Demokrasi Negara yang menganut asas musyawarah dan gotong royong, mungkin tidak anda sadari bahwa omongan anda tersebut berindikasi bisa membuat perpecahan."
Bagi Ketua Komisi I DPRD Kota Bekasi Abdul Rojak permintaan maaf saja tidak cukup. Permintaan maaf juga tidak akan menggugurkan ranah hukum, katanya.
Dia mendesak polisi mengusut kasus ini. Dia mendukung pelaku dihukum berat. "Maunya saya, si V ini dihukum seberat mungkin."
Berita Terkait
-
MKD Gerak Cepat, Segera Periksa Ahmad Dhani Atas Dugaan Ucapan Rasis dan Penghinaan Marga
-
Gerbong Haji Lulung Pendukung Anies Hengkang, PPP Terancam Gagal ke Senayan
-
Singkirkan Geng Lulung Pendukung Anies, Mardiono Giring PPP DKI Menuju Kehancuran?
-
Foto Bareng Andi Arief Dkk usai Dipecat PPP, Anak Mendiang Haji Lulung jadi Kader Demokrat?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri