Suara.com - Seorang perempuan yang lahir dari perkosaan dan memerlukan waktu sembilan tahun mencari keadilan agar bisa ayahnya dijebloskan ke penjara, meraih penghargaan bergengsi Emma Humphreys.
Perempuan Inggris yang meraih penghargaan ini hanya dikenal dengan nama Daisy, untuk melindungi identitas ibu yang melahirkannya.
Sang ibu diperkosa saat berusia 13 tahun oleh Carvel Bennett, 46 tahun yang lalu. Pada Juli lalu, Bennett dinyatakan bersalah oleh pengadilan di Birmingham dan dijatuhi hukuman penjara 11 tahun.
Penghargaan Emma Humphreys diberikan kepada Daisy untuk mengakui kerja kerasnya selama ini dalam mengakhiri kekerasan oleh laki-laki.
Daisy meyakini ia perlu bertahun-tahun menuntut keadilan karena warna kulit dirinya dan warna kulit sang ibu.
Padahal ibunya sudah mengatakan bahwa Bennett melakukan perkosaan yang membuatnya hamil. Namun, pihak berwenang tidak mengambil tindakan.
Baca juga:
- Bayi delapan bulan diperkosa, India dilanda kemarahan
- Kisah perempuan yang diperkosa di hari pernikahannya
- Kisah perempuan Rohingya 'yang disekap dan diperkosa tentara Myanmar'
Daisy akhirnya berjuang sendirian, termasuk mencari dan menelusuri alamat rumah Bennett.
Dalam wawancara dengan Birmingham Mail, Daisy menceritakan bagaimana ia melakukan penelusuran dan akhirnya bertemu dengan Bennett untuk pertama kalinya pada 2015.
Baca Juga: Kasus Perkosaan 3 Anak,Tim Asistensi Bareskrim Temukan Perbedaan Hasil Periksa dan Visum
Dalam pertemuan ini, Daisy mendapatkan keterangan bahwa Bennett pernah diminta menjalani tes darah, semacam tes DNA, namun mengeklaim "tidak ada tindak lanjut setelah tes ini".
Daisy mengatakan kelambanan penanganan kasus dirinya karena faktor ras.
"Saya sungguh meyakini rasisme menjadi penyebab perlakuan terhadap ibu saya pada tahun 1970-an ... juga menjadi penyebab bagaimana pihak berwenang memperlakukan saya," katanya kepada surat kabar The Guardian.
Awalnya, ibunya tak bersedia kasus ini dibawa ke ranah hukum.
Ingin ada perubahan undang-undang
Polisi mengatakan kasus ini tak bisa dilanjutkan kalau ibu yang melahirkan dirinya tak memberi kesaksian, meski hasil tes DNA menunjukkan bahwa Daisy adalah anak Bennett.
Pada akhirnya ibunya bersedia memberikan kesaksian dan kasus ini pun bisa dibawa ke meja hijau.
Daisy sekarang aktif berkampanye mengubah undang-undang agar anak yang dilahirkan dari hasil perkosaan diakui sebagai korban kedua, bersama korban utama tindak kejahatan ini, yaitu ibu mereka.
Baca juga:
- Puluhan ribu tahanan 'masih hilang, dibunuh, disiksa, diperkosa' selama perang saudara di Suriah, ungkap PBB
- Anak tiga tahun diperkosa hingga kritis di Delhi, India
- Kisah pria Ukraina diperkosa istrinya selama 10 tahun: 'dicakar sampai berdarah dan ditonjok'
Ia mengatakan tidak tahu dinominasikan meraih penghargaan Emma Humphrey.
"Ini tentu adalah kehormatan [bagi saya]," kata Daisy.
Ia mengatakan kasus anak yang lahir dari perkosaan cenderung tidak banyak mendapatkan perhatian. Di sisi lain, kasus ini menjadi beban yang sangat berat bagi anak.
"Kami harus menerima rasa malu dan stigma dari tindak kekerasan yang melahirkan kami," katanya.
Selain berkampanye agar anak hasil perkosaan diakui sebagai korban kedua, Daisy juga mendesak agar dalam kasus ini, perempuan yang menjadi korban perkosaan tidak harus memberikan kesaksian, baik karena alasan trauma, hilang, atau meninggal dunia.
Daisy ingin hasil tes DNA cukup untuk menjadi dasar untuk menghukum pelaku perkosaan.
Berita Terkait
-
RUU Penyesuaian Pidana: Korban Perkosaan Kini Dapat Akses Obat Aborsi Tanpa Dipidana
-
Imingi Uang dan Jajanan, Kakek di Cakung Cabuli Remaja 16 Tahun Berkali-kali Hingga Hamil
-
Gugatan Pernyataan Fadli Zon Soal Mei 98: KontraS Kecewa Hakim PTUN Semuanya Laki-Laki!
-
Biaya PPDS di Unpad: Sekolah Mahal-Mahal, Dokter Anestesi Diduga Perkosa Penunggu Pasien
-
Mengenal Piramida Budaya Perkosaan, Dari Lelucon Bisa Berujung Pelecehan
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar