Suara.com - Penggunaan kendaraan berbahan bakar ramah lingkungan seperti mobil listrik merupakan salah satu langkah solusi untuk mengatasi perubahan iklim. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan pemerintah pun mendukung upaya tersebut dengan menerbitkan Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik dalam negeri.
"Bahwa presiden menyadari atas upaya perbaikan lingkungan, maka diterbitkan Perpres 55 2019 tentang percepatan program KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) untuk transportasi jalan, kalau dilihat itu mulai tahun 2019," ujar Moeldoko dalam wawancara khusus dengan Suara.com.
Dari Perpres tersebut, kata Moeldoko, muncul kebijakan-kebijakan lanjutan yang dilaksanakan oleh kementerian. Dalam Perpres No. 55 Tahun 2019, Menteri Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memimpin akselerasi implementasi dari Pepres dengan cepat.
Lalu Kementerian Perhubungan yang dipimpin Menteri Budi Karya Sumadi, kata Moeldoko, juga sudah membuat sebuah roadmap transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan KBLBB, berbasis baterai listrik.
"Membuat roadmap untuk kendaraan umum, itu menurut tahapan waktu dan tahapan presentasi, pada tahun sekian sudah mulai terjadi pengurangan mobil konvensional sekian persen dan pada tahun sekian persen," kata Moeldoko.
"Dan berikutnya juga demikian terhadap kendaraan-kendaraan yang digunakan oleh kementerian. Sekarang sudah dimulai dari Kementerian Perhubungan itu rental mobil listrik untuk para pegawainya eselon tertentu, ini nanti secara bertahap model seperti ini akan dilebarkan," sambungnya.
Selanjutnya untuk kendaraan transportasi umum yang bersifat mengangkut personal, nantinya kata Moeldoko, juga dilakukan secara bertahap.
"Berikutnya transportasi umum seperti Transjakarta dan yang lain-lain itu juga menjadi tahapan-tahapan yang akan diselaraskan dengan roadmap tadi. Itulah keseriusan pemerintah dalam menyikapi itu," kata dia.
Tak hanya itu, Moeldoko mengatakan, Jokowi juga menyadari bahwa ke depannya, baterai adalah sebuah salah satu substitusi energi.
Baca Juga: Moeldoko Beberkan Komitmen Indonesia untuk Mencapai Nol Emisi Karbon
"Presiden sangat menyadari bahwa ke depan itu baterai adalah sebuah salah satu substitusi energi, di mana Indonesia memiliki sumber daya mineral yang cukup memadai. Diantaranya kobalt dan nikel yang cukup memadai di Indonesia. Kalau tidak salah kita menjadi nomor dua dunia atas sumber daya yang kita miliki itu," tutur Moeldoko.
Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah Indonesia ke depan tak hanya membangun smelter untuk feronikel, tetapi bagaimana sudah menuju kepada hilirisasi.
"Maka kalau kita makro, arahan presiden pembangunan sumber daya manusia, melanjutkan pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, reformasi atau melakukan deregulasi penyederhanaan regulasi melalui Omnibus law," ucap dia.
Mantan Panglima TNI itu juga menyinggung soal transformasi ekonomi. Sebelumnya Indonesia lebih senang menjual bahan baku ke luar negeri dibanding mengelola menjadi barang setengah jadi.
"Yang dulu kita lebih senang menjual sumber daya alam, raw material kita keluar, tapi sekarang ini presiden menekankan pada sebuah transformasi, yang tidak bisa lagi ditunda. Dulu kita pernah memiliki minyak, minyak habis kita baru menyesal. Dulu kita memiliki hutan, memiliki kayu yang luar biasa, kayu habis menyesal lagi. Kita sekarang memiliki batubara dan memiliki mineral yang lain, atau nikel tadi. Jangan sampai karena keteledoran kita lagi, kita menjadi menyesal untuk berikutnya," tutur Moeldoko.
Karena itu, Jokowi menekankan pentingnya hilirasi industri.
Berita Terkait
-
8 Seniman Film Terima Gelar dari Kemenbud Prancis, Termasuk Joko Anwar
-
5 Tips Penting Beli Mobil Listrik Bekas agar Tak Boncos di Baterai, Jangan Asal Tergiur Murah
-
POCO X8 Pro Max Lolos Sertifikasi: Usung Baterai 9000 mAh dan Chip Kencang
-
Baterai Raksasa, Fitur Lengkap: Seberapa Kuat Moto G57 Power?
-
Banjir Aceh-Sumatera: Solidaritas Warga Lari Kencang, Birokrasi Tertinggal
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
350 Kios Hangus, Pemprov DKI Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Temuan Awal KPK: Dana Suap Proyek Dipakai Bupati Lampung Tengah untuk Lunasi Utang Kampanye
-
BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 Lewat Asian Le Mans Series
-
Buntut Peristiwa Kalibata, Kuasa Hukum Korban Sampaikan Surat Terbuka ke Prabowo dan Puan
-
Jelang Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi, Kubu Roy Suryo Ajukan 3 Tuntutan ke Polda Metro
-
Api Mengamuk di Pasar Kramat Jati, Pedagang Rugi Besar Barang Dagangan Baru Turun Ludes Terbakar
-
Merak Siap Layani Kebutuhan EV Selama Nataru, PLN Pastikan SPKLU dan Petugas Siaga 24 Jam
-
Kesaksian Ridwan saat Pasar Induk Kramat Jati Terbakar: Ada Ledakan, Diduga dari Toko Plastik
-
Imbas Kebakaran di Pasar Induk, Empat Rute TransJakarta Terdampak
-
KPK Panggil Zarof Ricar sebagai Saksi Kasus TPPU Hasbi Hasan