Suara.com - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menjadi sorotan di media sosial Twitter setelah mengunggah foto berdua dengan calon tunggal Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa. Hal itu dilakukan di tengah DPR sedang melakukan uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test calon Panglima TNI.
Seperti dilihat Suara.com unggahan tersebut diposting Meutya pada 3 November 2021 lalu. Ada dua foto yang diunggah oleh Meutya.
Kedua foto tersebut memperlihatkan Meutya dan Andika sedang berada di tengah kendaraan sepeda motor untuk para anggota TNI. Bahkan salah satu foto memperlihatkan Andika sedang membantu Meutya naik menungganggi salah satu motor tersebut.
Sontak unggahan tersebut pun mendapatkan sorotan dari para netizen. Profesionalitas Meutya kemudian dipertanyakan di tengah fit and proper test calon Panglima TNI.
Menanggapi hal itu, Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menilai aksi Meutya lewat unggahannya tersebut dianggap memalukan.
"Norak dan memalukan," kata Lucius saat dihubungi, Senin (8/11/2021).
Lucius mengatakan, apa yang dilakukan Meutya merupakan tindakan yang tak terpisahkan dari aksi memalukan anggota Komisi I DPR RI yang mengenakan seragam ala militer dalam fit and proper test calon panglima TNI.
"Bagaimana mengharapkan onyektifitas sebuah ujian kepatutan jika para penguji justru adalah sosok penggemar sang calon panglima?," tuturnya.
"Maka penggunaan pakaian ala militer oleh Komisi I ketika menguji kepatutan calon panglima TNI justru seolah-olah mengonfirmasi wajah DPR umumnya yang hanya menjadi "stempel" pemerintah saja," sambungnya.
Baca Juga: Langsung Diterpa Isu Pelanggaran HAM, Jenderal Andika Perkasa Beri Komentar Menohok
Lebih lanjut, Lucius menilai, dengan kondisi DPR seperti yang ditunjukkan oleh Komisi I, kewenangan melibatkan DPR dalam proses rekrutmen pejabat negara menjadi tidak penting dan tidak berfaedah.
"Ini buang-buang waktu dan energi saja. Pejabat seperti Kapolri, Panglima TNI, dan jabatan sejenis lainnya yang hanya membutuhkan satu orang untuk posisi tertentu, tak perlu lagilah pakai proses fit and proper test DPR," tuturnya.
Berita Terkait
-
Langsung Diterpa Isu Pelanggaran HAM, Jenderal Andika Perkasa Beri Komentar Menohok
-
Andika Perkasa Diundang ke DPR, Saksikan Paripurna Tentukan Nasib Calon Panglima TNI
-
Panglima TNI Terpilih Jenderal Andika Enggan Bocorkan Nama Calon KSAD, Ini Alasannya
-
Verifikasi Faktual Calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Kejuaraan Atletik Asia Tenggara, Sumut Catatkan Rekor Baru
-
Manfaatkan Aset Daerah, Pemprov Sumut Ajukan Ranperda Tambahan Modal ke Bank Sumut
-
41 Ribu Siswa di Nias Nikmati Sekolah Gratis Program PUBG Mulai Tahun Depan
-
Ketua DPD RI Dorong Investasi Transportasi dan Mobilitas Berkelanjutan di COP30 Brasil
-
Komisi III DPR Bakal Bentuk Panja Reformasi Polri hingga Pengadilan, Bakal Disahkan Pekan Depan
-
Terungkap! Ini Sosok Misterius Mirip Ayah yang Diduga Bawa Kabur Alvaro
-
Reaksi 'Santai' Jokowi Usai Tahu Roy Suryo Cs Tak Ditahan di Kasus Fitnah Ijazah Palsu
-
Dari Beras hingga Susu UHT, Pemprov DKI Klaim Salurkan 16 Juta Pangan Bersubsidi
-
Pascalongsor di Cibeunying Cilacap, Gubernur Ahmad Luthfi Imbau Tingkatkan Kewaspadaan
-
Tak Boleh Kurang, DPRD DKI Wanti-wanti Janji Pramono: Harus Ada 258 Sekolah Swasta Gratis 2026