Suara.com - Kediaman Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi diserang pesawat tak berawak alias drone pada hari Minggu (07/11). Pihak militer menggambarkan serangan itu sebagai upaya pembunuhan terhadap sang perdana menteri.
Sebuah pesawat tak berawak alias drone menghantam dan meledak di kediaman Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi, demikian kata otoritas Irak, Minggu (07/11).
Perdana menteri "dalam keadaan sehat" dan tidak terluka dalam serangan itu, kata pihak militer dan pemerintah, menggambarkan serangan drone tersebut sebagai upaya pembunuhan.
"Pasukan keamanan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan upaya yang gagal ini," kata sebuah pernyataan yang dirilis oleh media pemerintah. Al-Kadhimi sendiri kemudian muncul di televisi pemerintah untuk mengatakan dia tidak terluka dan mengutuk terjadinya serangan itu.
Belum ada yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, setelah memimpin rapat keamanan, Al-Kadhimi mengatakan pada Minggu (07/11) malam bahwa mereka yang berada di balik serangan itu sudah diketahui dan akan diungkap.
"Kami akan mengejar mereka yang melakukan kejahatan kemarin, kami mengenal mereka dengan baik dan kami akan mengekspos mereka," kata Al-Kadhimi, menurut pernyataan dari kantornya.
Kronologis serangan
Menurut pernyataan dari militer Irak, serangan itu dilakukan pada Minggu (07/11) dini hari oleh sebuah pesawat tak berawak bersenjata yang membawa bahan peledak.
Pesawat tak berawak itu menargetkan kediaman perdana menteri, yang terletak di Zona Hijau di ibu kota Baghdad yang dijaga ketat.
Baca Juga: Jadi Target Pembunuhan, PM Irak Klaim Tahu Siapa Dalang Pelakunya
Setidaknya tujuh penjaga keamanan dilaporkan terluka dalam serangan itu. Sementara dua pesawat tak berawak lainnya ditembak jatuh sebelum mencapai target mereka, menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Irak.
Tuai kecaman internasional
Jerman dan Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan pesawat tak berawak tersebut. Washington menyebut serangan itu sebagai "tindakan terorisme yang nyata."
Dalam pernyataan tertulis, Presiden AS Joe Biden mengutuk serangan terhadap kediaman PM Al-Kadhimi dan memuji langkah al-Khadimi mengimbau pihak-pihak untuk "tenang, menahan diri, dan berdialog."
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan: "Proses demokratisasi Irak tidak boleh dirusak oleh kekerasan politik."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman juga menyerukan ketenangan dan mengatakan bahwa upaya untuk mengurangi eskalasi dan dialog harus dilakukan di antara semua pihak.
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO