"Di malam hari sangat dingin dan kami tidak punya apa-apa untuk menghangatkan rumah kami. Kami ingin LSM membantu kami," kata Najeeba kepada DW.
"Saya masihlah seorang anak perempuan. Saya punya dua saudara laki-laki, satu saudara perempuan dan seorang ibu. Saya belum mau menikah dan ingin belajar dan mengenyam pendidikan," tambahnya.
Gul Ahmad, ayah dari Najeeba, tidak melihat ada pilihan lain selain menjual putri-putrinya yang lain untuk memenuhi kebutuhan.
"Saya tidak punya pilihan lain dan jika kami ditinggalkan, saya terpaksa menjual putri saya yang lain seharga 50, 30 atau bahkan 20 ribu Afghani."
Lebih dari separuh warga hidup miskin
Program Pangan Dunia (WFP) di bawah PBB memperkirakan bahwa lebih dari separuh penduduk Afghanistan hidup di bawah garis kemiskinan.
Kerawanan pangan meningkat, sebagian besar karena konflik dan ketidakamanan yang mengisolasi seluruh komunitas di sana.
WFP mengatakan bahwa sekitar 22,8 juta dari hampir 35 juta penduduk Afghanistan diidentifikasi rawan pangan akut. Angka ini termasuk ratusan ribu warga yang mengungsi akibat konflik sejak awal tahun.
"Sulit rasanya menukar anak untuk membayar utang. Kami tidak punya apa-apa untuk ditawarkan kecuali anak kami sendiri,” kata Nazo, ibu Jamila.
Baca Juga: Demi Pekerjaan dan Hidup Baru, Warga Afghanistan Menyelundupkan Diri ke Iran
Menyusul runtuhnya pemerintah Afghanistan, upaya bunuh diri juga meningkat dan warga bahkan lebih rentan terhadap penyakit psikologis dan mental.
Kemiskinan meningkat. Tidak adanya warna-warni dan keramaian dari jalan-jalan Kabul yang sebelumnya cerah dan ramai, membuat situasi suram ini makin kentara.
PBB: Sekarang waktunya untuk bertindak
Sementara penguasa baru Afghanistan masih berjuang mendapatkan pengakuan internasional dan mencegah keruntuhan ekonomi negara itu, organisasi kesejahteraan internasional menyerukan bantuan kemanusiaan segera.
Awal pekan ini pada pertemuan tingkat tinggi di Jenewa, Direktur Eksekutif WFP David Beasley menyerukan dukungan sesegera dan sebanyak mungkin.
"Sekarang adalah saatnya, kita tidak bisa menunggu selama enam bulan, kita butuh dana segera sehingga kita dapat menyalurkan persediaan ke posisi awal sebelum musim dingin tiba," katanya.
Berita Terkait
-
Afghanistan Pulihkan Akses Internet 48 Jam Setelah Penutupan Taliban
-
Peluru Taliban yang Menyalakan Perjuangan Malala untuk Pendidikan
-
Taliban Promosikan Pariwisata Afghanistan dengan Parodi 'Nyentrik': Berani Coba?
-
Taliban Abaikan Separuh Populasi: UNICEF Desak Anak Perempuan Afghanistan Boleh Sekolah Lagi
-
Donald Trump Akan Larang Perjalanan dari Afghanistan dan Pakistan ke AS
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Pohon Tumbang Teror Warga Jakarta, Pramono Anung: 62 Ribu Sudah Dirapikan, Cuaca Ekstrem Biangnya
-
KPK Bidik Raksasa Sawit Jadi Tersangka Korporasi di Kasus Suap Inhutani V
-
Menteri PANRB Rini Widyantini: Paguyuban PANRB Perkuat Ekosistem Birokrasi Kolaboratif
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Aset Sudah Disita tapi Belum Diperiksa, KPK Beri Sinyal Tegas untuk Ridwan Kamil
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia
-
Jaga Warga Diperluas hingga Pedukuhan, Kapolri Tekankan Penyelesaian Masalah Lewat Kearifan Lokal
-
Polisi: Pelaku Ledakan SMAN 72 Pesan Bahan Peledak Online, Kelabui Ortu Pakai Alasan Eskul
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI