Suara.com - Nurhidayati, 60 tahun, tidak bisa lupa hari itu, ketika dia menyaksikan air minum mengucur dari keran sarana air minum di desanya. Nenek lima cucu itu mengatakan sangat bersyukur, karena selama tiga puluh tahun lebih, ia harus pergi jauh ke luar desa untuk membeli air minum.
Mulai hari itu, air minum yang bisa diminum sudah tersedia tak jauh dari rumahnya.
Ketika diresmikan pada 2019, bangunan sarana air minum di Desa Latuo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, disambut antusias seluruh warga desa yang berjumlah tak kurang dari 320 keluarga.
Desa Latuo terletak di pesisir Teluk Bone. Selama puluhan tahun, masyarakat setempat sulit mendapatkan air minum dan tidak punya tempat mandi dan jamban yang layak.
Sarana air minum itu dibangun di bawah Program Pamsimas atau Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, sebuah program nasional pembangunan air minum dan sanitasi perdesaan.
Sejak dimulai pada 2008 hingga 2015, Pamsimas telah berhasil memenuhi kebutuhan air minum dan air minum aman, serta memberi akses sanitasi layak bagi 10,4 juta jiwa di lebih dari 12.000 desa/kelurahan yang tersebar di 233 kabupaten/kota di 32 provinsi di Indonesia.
Program Pamsimas mutakhir, yaitu 2016-2021, mempunyai target menambah sasaran 15.000 desa baru, dan mengelola secara keberlanjuran program yang sudah ada di 27.000 desa. Program itu menjangkau hingga pelosok-pelosok negeri. Tak hanya di Jawa dan Sumatera, tapi juga hingga daerah-daerah perbatasan terjauh.
Masyarakat Suku Dayak di Desa Sungai Barang, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, misalnya, menerima program ini pada 2020. Desa itu berbatasan langsung dengan Malaysia.
Program Pamsimas tidak hanya menjangkau pulau besar, tapi juga pulau-pulau kecil Kepulauan Indonesia. Di Desa Sebele, Kepulauan Riau, misalnya, Pamsimas telah masuk pada 2014. Kebanyakan warga desa itu tinggal di pinggiran pantai, dan sejak dulu bersahabat dengan laut, namun air yang layak minum sulit didapat.
Baca Juga: Berkat Pamsimas, Warga Lokodidi Tak Perlu Dorong Gerobak Lagi untuk Nikmati Air Bersih
Sarana air minum dan sanitasi Pamsimas membantu mereka mengatasi problem itu.
Air adalah sumber kehidupan, kebutuhan paling esensial bagi tiap manusia. Tapi di perdesaan atau pinggiran kota (peri-urban), warga sering kesulita mendapatkannya, baik untuk keperluan minum, cuci, maupun mandi dan buang air.
Tanpa air minum, maka tak mungkin terselenggara fasilitas sanitasi (mandi, cuci, kakus) yang layak. Banyak warga desa terpaksa memakai air kotor untuk minum serta buang air sembarangan termasuk di sumber air yang tersedia.
Sebelum Program Pamsimas, banyak daerah, air sangat sulit didapat sehingga mahal harganya. Banyak warga perdesaan harus mengeluarkan uang cukup besar untuk mendapatkannya, bisa sampai 30% dari pendapatan mereka setiap bulan.
Selama dua dasawarsa terakhir hingga menjelang pandemi Covid-19, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tingkat kemiskinan di Indonesia turun setengahnya menjadi 9,78% pada tahun 2020.
Pemerintah Siapkan Generasi Emas
Pemerintah bertekad mempersiapkan generasi emas bonus demografi pada 2045, yakni ketika penduduk usia produktif lebih banyak dari anak- anak dan lansia.
Berita Terkait
-
Pamsimas Menjangkau hingga Pelosok Negeri
-
Berkat Pamsimas, Warga Lokodidi Tak Perlu Dorong Gerobak Lagi untuk Nikmati Air Bersih
-
Pamsimas Juga Libatkan Penyandang Disabilitas
-
Buka Rakornas Pamsimas III 2021, Menteri PUPR: Kalau Program Tak Berfungsi, Laporkan!
-
Pamsimas Jawab Tantangan Perubahan Iklim dan Kelangkaan Air
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
BBW Jakarta 2025: Lautan Buku Baru, Pesta Literasi Tanpa Batas
-
Program MBG Dikritik Keras Pakar: Ribuan Keracunan Cuma Angka Statistik
-
Konvensyen DMDI ke-23 di Jakarta, Sultan Najamudin Tekankan Persatuan dan Kebesaran Rumpun Melayu
-
Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
-
Geger Ijazah Gibran! Pakar Ini Pertanyakan Dasar Tudingan dan Singgung Sistem Penyetaraan Dikti
-
Dana Pemda Rp 234 T Mengendap di Bank, Anggota DPR Soroti Kinerja Pemda dan Pengawasan Kemendagri
-
Diteror Lewat WhatsApp, Gus Yazid Lapor Polisi Hingga Minta Perlindungan ke Presiden Prabowo
-
Survei Gibran 'Jomplang', Rocky Gerung Curiga Ada 'Operasi Besar' Menuju 2029
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!
-
KPK Lanjutkan Operasi 'Memiskinkan' Nurhadi, Hasil Panen Rp1,6 Miliar Disita